"Membosankan sekali hidup ku, " ujar seorang wanita.
Siapa kah dia ini???
yuk kita baca cerita nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Makmisshalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab-28. Rumah Apa Istana?
"Aku sendiri yang menggambar nya, " jawab Mei len, tentu saja jawaban nya membuat para tukang itu terbengong-bengong, pasal nya gambar di sketsa itu terlalu memukau, baru gambar nya saja sudah seindah itu, lalu, bagaimana nanti setelah rumah nya selesai di bangun.
"Anda.. anda sangat luar biasa Nona, " ujar Paman Wang memuji.
"Terimakasih Paman, apakah Paman bisa membuat sesuai yang di gambar, " tanya Mei len.
"Akan Paman usahakan, selama bahan-bahannya tersedia, Paman pasti akan membangun nya sesuai gambar, " jawab Paman Wang.
"Paman jangan khawatir, semua barang sudah tersedia, Paman dan yang lain nya tinggal bekerja saja, dan ya, kalian juga jangan memikirkan masalah makanan, karna aku akan memberi mereka makan, dan itu bukan dari uang gajih kalian, " ujar Mei len.
Tentu saja, ucapan Mei len membuat Paman Wang dan yang lain nya bahagia, mereka pun jadi bersemangat untuk segera bekerja.
"Dan ya.. sebelum kalian mulai bekerja, ayo kita lebih dulu makan bersama, " ajak Mei len pada semua orang itu.
"Ini.. ini tidak perlu Nona, " ujar Kepada Desa Chu merasa tak enak.
"Tak apa-apa Kepala Desa, aku sudah menyiapkan nya, jadi sayang kalau tidak di makan, " ujar Mei len.
Maka mereka menurut saja, dengan rapi mereka mengantri untuk makan, Mei len mengatur mereka untuk mengantri, dengan adanya Jeng dan Jing, serta Bibi Chi lan disana, Mei len mudah mengatur mereka.
"Baru kali ini aku bekerja di perlakukan seperti ini, " ujar Paman lon salah satu pekerja bangunan yang di rekrut Kepala Desa Chu.
"Kau benar Lon, maka dari itu kita harus bekerja dengan bersungguh-sungguh, " ujar Kepala Desa Chu.
"Ya benar apa yang di katakan Kepala Desa Chu, di kota saja aku tak di perlakukan begini, jika ingin makan, maka aku harus membelinya, " ujar Paman Wang.
"Wah.. kalo begitu kita beruntung, " ujar Paman Lon. dan yang lain nya mengangguk setuju, karna memang baru kali ini mereka bekerja di perlakukan dengan istimewa.
"Nona, apa tidak apa-apa jika mereka di beri makan seperti ini, ?" ujar Chi lan.
" Memang nya kenapa Bibi?" tanya Mei len.
"Bibi takut uang Nona akan cepat habis, " jawab Chi lan.
"Bibi tenang saja, Bibi tau sendiri Putra Mahkota memberikan begitu banyak hadiah, maka dari itu kita manfaatkan hadiah-hadiah itu, " ujar Mei len.
"Apa tidak masalah, ?" tanya Chi lan.
"Kenapa harus jadi masalah, itu semua kan sudah menjadi hak ku, " jawab Mei len.
………………………………
"Ibu.. ibu.. " panggil Mei ling pada Nyonya Cang.
"Ada apa Mei ling? pagi-pagi sudah membuat keributan seperti ini, " ujar Nyonya Cang tak suka akan kebiasaan anak perempuan nya itu.
"Ibu, bagaimana apa wanita bodoh itu telah di temukan? "ujar Mei ling bertanya.
"Belum, jejak nya sama sekali belum di temukan, seakan ada yang menghapus jejak nya, " jawab Nyonya Cang.
"Ibu tugaskan orang seperti apa? kenapa kerja mereka lambat sekali, " ujar Mei ling kesal.
"Jangan asal bicara, mereka itu orang-orang pilihan Ayahmu, " ujar Nyonya Cang.
"Ayah, apa Ayah mencari keberadaan wanita bodoh itu? " tanya Mei ling.
"Eehh, eehhh.. maksud ibu orang-orang pilihan Ibu, Ibu kenal mereka dulu lewat Ayah mu, " ujar Nyonya Cang, " Hampir saja aku kelepasan, " lanjut Nyonya Cang dalam hati.
"Aku kira Ayah mencari nya, " ujar Mei ling merasa lega.
"Ayah mu tak mempunyai waktu, jadi kamu tenang lah, dan kalau dia tak di temukan, itu lebih baik, karna dengan mudah, kamu akan bisa mendekati Putra Mahkota, " ujar Nyonya Cang.
"Yah Ibu benar, dan akan ku pastikan, Putra Mahkota tak kan bisa lari lagi, " ujar Mei ling penuh dengan tekad.
..................
Sebulan sudah berlalu, maka rumah Mei len pun sudah mulai terbentuk, Mei len juga sudah tinggal di bukit itu, karna dia sudah membangun rumah kecil untuk sementara, meski belum selesai, rumah Mei len sudah mulai terlihat bentuknya, tentu saja para pekerja takjub dengan bentuk rumah itu.
"Aku baru pertama kali melihat rumah dengan model sebagus ini, " ujar Kepada Desa Chu.
"Yah kau benar, aku pun yang sudah bertahun-tahun menjadi tukang, baru kali ini aku melihat rumah sebagus ini, " ujar Paman Wang.
"Ini.. Ini rumah apa istana, " celetuk Paman Lon yang dari tadi melihat karya yang mereka bangun.
"Menurut ku ini adalah istana, " ujar Kepada Desa Chu sambil terus memandangi rumah setengah jadi itu.
"Kau benar lagi Kepada Desa Chu, kalian bisa melihatnya kan, belum selesai saja sudah seindah ini, apalagi nanti kalau sudah selesai, " ujar Paman Wang.
" apa yang kalian obrolkan Paman? " tanya Mei len membuat mereka terkejut.
"Ahhh maaf Nona, kami terlalu mengagumi rumah ku ini, belum selesai saja sudah seindah ini, lalu bagaimana nanti jika sudah selesai, " ujar Paman Wang.
"Paman bisa saja, Di kota kan banyak rumah yng lebih indah Paman, " ujar Mei len merendah.
"Tetap rumah Nona yang terindah, " ujar Paman Wang.
"Kalau begitu terimakasih atas pujian nya, " ujar Mei len.
"Sama-sama Nona, eh tapi maaf Nona, mengapa Nona terlihat pucat? apa Nona sedang sakit, " tanya Paman Wang.
"Benar katamu Wang, Nona terlihat pucat, " timpal Paman Lon.
Kepala Desa Chu pun mengamati Mei len, dan benar apa yang di katakan Paman Wang, wajah Mei len begitu pucat.
"Paman Wang benar Nona, kau terlihat tidak baik, " ujar Kepada Desa Chu.
"Mungkin aku hanya kelelahan saja Kepada Desa Chu, ya sudah kalian lanjutkan kerja nya, saya akan kembali ke rumah, " ujar Mei len.
"Alat tes kehamilan, " ujar Mei len, dan tespek pun langsung ada dalam genggaman nya, kini Mei len di kamar nya, sebenarnya Mei len juga merasa ada yang aneh dengan tubuh nya, karna selama tujuh minggu belakangan ini, mood nya selalu berubah-ubah.
"Nona untuk apa alat itu, ?" tanya Chip.
"Untuk mengetes sesuatu, " jawab Mei len.
"Nona, hewan-hewan spritual mu menanyakan mu, " ujar Chip.
"Masuk, " ujar Mei len masuk ke ruang ajaib, karna setelah di pikir-pikir dia akan mengetes kehamilan nya di ruang ajaib saja.
"Tuan selamat datang, " sapa hewan-hewan Putih itu serempak.
"Hum bagaimana kabar kalian, ?" ujar Mei len.
"Kami semua baik Tuan, dan kami punya kabar gembira, " ujar Rubah Putih.
"Kabar gembira? kabar apa itu, " tanya Mei len.
"Kekuatan kami naik begitu pesat, dan kami akan segera mendapatkan wujud manusia kami, " jawab Rubah Putih.
"Wu wujud manusia, " ujar Mei len kaget, hingga dia terbata-bata.
"Ya Tuan, kami bisa merubah wujud kami menjadi manusia, " ujar Rubah Putih.
"Menakjubkan, " ujar Mei len.
"Tuan selamat, " ujar Ular Putih tiba-tiba.
"Selamat untuk apa? " tanya Mei len heran.
"Karna anda sedang mengandung, " jawab Ular Putih.
"Apa!!!!???...
UDAHAN DULU YA NEXT TIME KITA KETEMU LAGI DI BAB SELANJUTNYA.
sekarang kalau dirimu bertranformasi ke dalam novel ,terus mengalami semua yang tertulis di novel,bagaimana caramu untuk bisa kembali ke masa kehidupan real mu?