NovelToon NovelToon
DENDAM LAURA, Istri Yang Tersakiti

DENDAM LAURA, Istri Yang Tersakiti

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Balas Dendam / CEO / Selingkuh / Ibu Mertua Kejam / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
Popularitas:442.4k
Nilai: 4.8
Nama Author: Yeni Erlinawati

Wanita mandul, beban, miskin, tidak tau diri dan kata-kata cemoohan lain sudah menjadi makanan sehari-hari bagi Laura Sabrina Puti. Tak hanya itu saja tetapi kekerasan dalam rumah tangga pun sering dia dapatkan tentunya dari sang suami juga dari ibu mertuanya. Laura, tentu saja dia hanya diam atas perlakuan kedua orang yang sialnya sangat ia sayangi itu.

Dia lalui semua kepahitan dan kesedihan menjalani kehidupan rumah tangga yang tidak sehat ini sendirian. Hingga suatu ketika, rasa sayangnya kepada suami serta ibu mertuanya mengup begitu saja saat dengan tegasnya sang suami memperkenalkan wanita lain yang akan dijadikan istri kedua. Tentu saja tanpa persetujuan dari Laura. Laura hanya bisa menangis sejadi-jadinya setelah pertengkaran besar yang terjadi. Sungguh Laura benci perselingkuhan. Ia bertekad akan membalas dendam.

Mampukah Laura membalas perbuatan mereka? Dan apakah balas dendamnya akan berhasil? BACA SEGERA!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yeni Erlinawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Fakta menyayat hati

Maikel yang sudah berada di dekat mereka bertiga, ia melewati keberadaan Beti dan memilih untuk berdiri di samping Laura. Usapan lembut pun ia lakukan di puncak kepala istri mudanya itu tanpa memikirkan perasaan Beti saat ini.

"Mas! Tindakan macam apa yang kamu lakukan ini! Jangan sentuh dia, Mas! Dia itu wanita kotor, mandul, miskin, murahan! Sini Mas, kamu jangan dekat-dekat dengan dia." Beti berusaha untuk menarik Maikel agar menjauh dari sisi Laura, namun saat tangannya baru menyentuh kulitnya saja, Maikel langsung menampik dengan kasar tangan tersebut.

Senyum yang sedari tadi laki-laki itu perlihatkan bahkan saat ini senyum itu hilang digantikan dengan ekspresi wajah datar dan terkesan dingin, ditambah tatapan mata laki-laki itu yang menajam, menyorot mata Beti yang menatapnya penuh penjelasan.

"Mas apa yang ka---"

"Jaga bicaramu, Beti! Jangan pernah kamu merendahkan istri saya!" Bentak Maikel tak terima dengan segala perkataan negatif istri pertamanya itu unjuk Laura.

"Istri? Jangan bercanda Mas! Dia bukan istri kamu dan akulah istri kamu yang sesungguhnya. Kita menikah sah secara hukum dan agama. Tapi kenapa kamu justru membela dia padahal apa yang aku katakan tadi adalah sebuah fakta. Mas, jika Mas ingin melihatku cemburu, bukan seperti ini caranya. Mas tidak perlu melakukan drama seolah-olah Mas menikahi wanita tidak tau malu itu!" ujar Beti sembari menunjuk ke arah Laura. Tapi tangannya itu langsung di tepis oleh Maikel yang semakin membuat Beti tak percaya akan perubahan sikap Maikel saat ini.

"Untuk apa saya melakukan drama murahan yang sering kamu lakukan. Apa yang saya katakan memang benar adanya, jika Laura sudah sah menjadi istri saya sejak kemarin pagi. Dan lihat di tangan kita sudah melingkar sebuah cincin pernikahan yang menjadi lambang pemersatuan kita berdua. Jika kamu masih tidak percaya, lihat di televisi, saya rasa berita tentang pernikahan saya dan Laura masih di siarkan. Dan apa kamu lupa, jika saya pernah memberikanmu sebuah undangan? Atau kamu tidak membukanya sampai kamu tidak tau isi undangan itu?" Ujar Maikel dan dengan tak tau malu, laki-laki tersebut meraih pinggang Laura untuk ia peluk.

Beti tampak marah ketika melihat tangan Maikel melingkar indah di pinggang ramping Laura, namun di sisi lain Beti juga mengingat-ingat kapan ia diberikan undangan oleh Maikel, hingga sebuah memori terlintas di otaknya. Ia ingat beberapa hari yang lalu ada seorang bodyguard yang mendatangi dirinya dengan membawa sebuah undangan. Bodyguard itu juga bilang jika undangan itu dari Maikel. Namun karena Beti saat itu tengah sibuk dengan urusannya sendiri, ia menyuruh bodyguard tadi untuk menaruh undangan tersebut di nakas kamarnya hingga pada akhirnya ia lupa tak membuka undangan itu sampai sekarang, bahkan mungkin ia sudah membuang undangan itu karena menganggap jika undangan tersebut tak penting. Tapi sekarang ia justru di suruh untuk menebak isi undangan itu, apa jangan-jangan isi undangan tersebut adalah...

"Jangan bilang jika undangan yang kamu berikan lewat bodyguard kamu itu undangan---" Beti tak sanggup untuk meneruskan perkataannya. Ia masih berharap jika undangan itu bukan undangan pesta pernikahan Maikel dan Laura. Namun sayang seribu sayang, balasan dari Maikel meruntuhkan hatinya.

"Benar, undangan yang saya berikan itu adalah undangan pernikahan saya dengan Laura. Awalnya saya tidak menginginkan kamu berada di acara penting itu, tapi entah terbuat dari apa hati Laura sehingga dia dengan berbesar hati menyuruh saya untuk mengundang kamu sebagai salah satu tamu didalam pernikahan kita. Dan saya bersyukur saat acara itu di gelar kamu tidak datang sehingga saya tidak perlu memasang wajah seolah-olah kita tidak saling mengenal, ya walaupun yang sebenarnya memang kita tidak saling kenal. Kita hanya sebatas tau nama satu sama lain saja tidak lebih dari itu." Ucapan dari Maikel berhasil menambah luka di dalam hati Beti. Mata wanita paruh baya itu berkaca-kaca, barang belanjaannya yang sedari tadi berada di genggaman tangannya, ia lepaskan hingga berjatuhan di lantai.

Beti menggeleng-gelengkan kepalanya, berusaha untuk menyangkal dan beranggapan jika apa yang ia dengar tadi salah. Namun semakin ia berusaha untuk menyangkal, ucapan Maikel sebelumnya terus berdengung di telinganya.

"Tidak, ini tidak mungkin. Kamu tidak mungkin mengkhianatiku, Mas! Kamu cinta sehidup sematiku jadi tidak mungkin kamu melakukan ini dan tanpa persetujuan dariku!" jerit Beti dengan histeris. Tentu saja keributan tersebut menjadi tontonan para pekerja di rumah itu. Sedangkan Almira yang sedari tadi diam karena shock dengan berita ini, ia berusaha menenangkan Beti. Tapi sayang baru saja ia memegang lengan Beti, kedua tangannya itu langsung di tangkis oleh wanita paruh baya yang saat ini tengah menatap marah kearah suami dan madunya itu.

"Saya tidak perduli kamu setuju atau tidak dengan pernikahan saya ini yang jelas pihak manapun tidak akan ada yang bisa memisahkan saya dari Laura begitupun sebaliknya. Dan perkara pengkhianatan, saya merasa tidak pernah mengkhianati kamu. Saya juga tidak menganggap kamu cinta sehidup semati saya, hanya kamu sendiri yang menganggapnya!" tegas Maikel.

"Sudahlah, saya tidak ingin memperpanjang masalah ini. Mau kamu percaya atau tidak itu terserah kamu. Yang terpenting Laura berada di rumah ini atas izin saya. Dia istri saya yang berarti dia nyonya di rumah ini. Dia memiliki kuasa yang sama dengan kuasa yang saya miliki. Apapun perintah dan keinginan dia di rumah ini harus di penuhi, jika ada yang menolak maka saya serahkan Laura untuk memberikan hukuman kepada siapapun yang berusaha menolak keinginannya. Satu lagi, disini Laura punya saya, jika ada salah satu dari orang-orang di rumah ini yang berniat mencelakai Laura, maka dia sama saja berhadapan dengan saya. Saya tau kalian sudah mengerti akan sifat saya yang tidak pernah main-main jika memberikan hukuman. Jadi jaga sikap kalian! Jika tidak mau berurusan dengan saya. Ini semua berlaku untuk orang-orang yang tinggal disini tidak terkecuali dengan kalian berdua dan Julio! Ingat itu!" tutur Maikel sengaja dengan suara yang ia lantangkan agar semua orang yang sedari tadi mengintip pertengkaran tersebut mendengarnya, tak hanya itu saja jarinya telunjuknya pun mengarah ke Beti dan Almira. Tatapan tajam Maikel kini berubah menjadi teduh kala menatap kearah Laura yang sedari tadi diam menikmati pertunjukkan di depannya.

"Sayang, ayo kita ke kamar," ujar Maikel. Sungguh perkataan Maikel kali ini sangatlah lembut, bahkan Beti yang sudah menyandang status istrinya bertahun-tahun pun tidak pernah mendengar suara lembut Maikel. Dan sekarang ia bisa mendengarnya, tapi sayangnya suara lembut itu tidak di berikan untuknya melainkan untuk perempuan lain. Beti mengepalkan kedua tangannya dengan tatapan mata yang menyorot tajam kearah Laura yang berjalan di rangkulan Maikel.

Dan tanpa disangka-sangka oleh siapapun, Beti berlari menuju kearah sepasang suami-istri baru itu. Ia sudah tak tahan lagi untuk memberikan pelajaran kepada Laura. Lihat saja, saat ini ia akan menjambak Laura lalu menyeretnya keluar dari rumah ini bahkan kalau bisa ia akan membuat Laura lenyap agar tak menjadi pengganggu di rumah tangganya.

1
Nurr Amirr🥰💞
Enggak ada sambungannya lg thor...
Susana Sobalena
enak munkin tu.hehe
Susana Sobalena
satu kata bodoh.
Indar
setelah sekian lama akhirnya ada kelanjutannya ☺ tetap semangat kak 💪💪
Nurr Amirr🥰💞
Jgn d gantung lg d pohon togeh thorrrr... Semangat updatenya...
Radya Arynda
ya alloh yeni kemana aja,,,, semangaaay💪💪💪💪
arniya
kak knp baru update??!
arniya: semoga kak sehat, urusannya cepat selesai. biar bisa sering update.
Yeni Erlinawati: banyak urusan yang mendesak kak jadi gak sempat buat nulis. maafkan diriku yang membuatmu menunggu ya🙏🤗
total 2 replies
Nurr Amirr🥰💞
ini kok terus d gantung ya thorrr...
Andi Rahmawati
Loh kok hbs lg ljt dong jgn bikin penasaran
Indar
nah betul tuh jgn sampai pelakor datang gara2 hukumanmu laura
Hany
lanjut dek Yen,lama banget up nya,sehat selalu dan tetep semangat 💪🥰😘
Rini
semangat BI komporin trus, wong Yo nyatane glm kok ribet koe Ki lau
Yunia Afida
nah lo gimana itu Laura,wes hentikan yang penting sekarang masa Depa mu
Radya Arynda
yuuuuhuuuuu...semangaaat
Nurr Amirr🥰💞
up..
Nelci Nino
Luar biasa
Yunia Afida
terimakasih sudah up
Yunia Afida
Akhirnya terungkapkan, gimana reaksi Laura, pasti bsedih galau
abu😻acii
bodoh nya kmu laura
Hany
dek Yen,lagi hajian ya,lama banget hilang dari peredaran,jadi kabur semua tu yg baca😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!