Setelah kematian kedua orang tuanya, Farhana baru tahu jika mereka bukanlah orang tua kandungnya.
Mereka berdua meninggal akibat kecelakaan. Dan ternyata yang menabrak adalah putri kandungnya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Senggrong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PAMAN YOGA
Farhana memeriksa kondisi rumah dengan teliti. Ruang rahasianya masih terjaga. Ia tidak masuk kedalam ruang itu untuk tetap menjaga kerahasiannya.
Rencananya Farhana akan membangun kembali rumah itu dengan keamanan yang lebih ketat lagi. Tentu saja dibutuhkan orang-orang yang terpercaya untuk membangunnya.
Tuan Pratama dan Bang Atta telah kembali ke ibu kota lebih dulu. Tinggal Bang Reza yang masih setia menemaninya. Mereka tinggal di hotel terdekat untuk beristirahat.
"Berapa lama lagi Kita akan tinggal disini? " tanya Bang Reza disaat mereka sedang bersantai di bawah pohon mangga. Ditangannya ada segelas jus buah yang dibelinya di warung sebelah.
"Kenapa? Bang Reza sudah pengen pulang? "
"Kamu tahu sendiri kan, Bang Reza masih punya kewajiban sebagai seorang mahasiswa dan Kamu juga masih menjadi seorang murid. Tidak baik jika ijin terlalu lama. "
"Baru juga tiga hari. Paling tidak seminggu lah."
"Kok lama amat? "
"Masih banyak yang mesti Aku urus."
"Soal? "
"Renovasi nih rumah lah. "
"Kamu mau merenovasi nih rumah? kenapa nggak dijual aja? "
"Enak saja. Disini banyak sekali kenangannya. Bang Reza tidak akan mengerti. "
"Memangnya Kamu masih mau tinggal disini? "
"Meski nantinya tidak Aku tempati, Aku akan tetap merenovasinya, "
"Kalau begitu bicarakan saja sama Papa. Biar Papa nanti yang mengurusnya. "
"Tidak perlu menyusahkan Papa segala. Aku bisa mengurusnya sendiri. "
"Kamu punya biayanya? "
"Tentu saja punya."
"Merenovasi rumah itu butuh biaya yang tidak sedikit loh. Kamu yakin uang kamu cukup? "
"Kalau tidak tidak cukup, memangnya Bang Reza mau nambahin? "
"Ya iya lah . Meski tidak banyak sih. Tapi kalau Papa_" Farhana tidak membiarkan Bang Reza untuk menyelesaikan ucapannya.
"Terima kasih karena Abang sudah berniat untuk membantu. Namun jika memang uang Aku masih cukup, Bang Reza maupun Papa tidak perlu membantu. Namun jika memang ada kekurangan , Aku pasti akan langsung bilang."
Bang Reza pun tak lagi membujuknya. Namun dalam diam dia berjanji akan membicarakan ini pada Papa dan juga Bang Atta. Mereka tinggal mengirim sejumlah uang kedalam rekening Farhana.
Setelah itu Farhana membawa Bang Reza bertemu dengan salah satu sahabat mendiang sang Ayah yang bergerak dalam bidang kontruksi. Tak lupa dengan gambar yang sudah ia persiapkan sebelumnya. Ia menjelaskan apa saja yang perlu diperhatikan saat proses pembangunan.
Kini Farhana dan Bang Reza sudah ada di depan rumah Sahabat mendiang sang ayah yang bernama Yoga Agustin. Tak lama kemudian pintunya pun terbuka.
"Eh...Non Hana. Sudah lama juga Bibi tidak bertemu," sapa wanita paruh baya yang telah membukakan pintu untuknya. Dia merupakan salah satu pembantu yang bekerja di rumah itu. Karena dulunya ia sering datang, tak heran jika pembantu itu mengingatnya.
"Selamat sore Bi. Apa paman Yoga ada di rumah?"
"Kebetulan Tuan baru saja pulang. Silahkan masuk," kata Bi Sari dengan ramah.
"Terima kasih."
Farhana dan bang Reza masuk kedalam rumah. Kemudian duduk di sofa yang ada di ruang tamu. Bi Sari langsung kedalam untuk memberitahukan kedatangan Farhana pada kedua majikannya.
Tak lama kemudian Tuan Yoga dan sang istri keluar. Begitu melihat Farhana keduanya langsung tersenyum kearahnya.
"Paman....Tante..." sapa Farhana dengan riang.
"Ah...akhirnya Kita bertemu juga. Tante sangat rindu," kata Nyonya Yoga sambil membawa Farhana kedalam pelukannya.
"Bagaimana keadaan Paman sama tante?"
"Seperti yang kamu lihat. Kamu berdua sehat. Kapan kamu datang?"
"Kemarin lusa. Perkenalkan ini kakak keduaku. Namanya Bang Reza."
Farhana mengenalkan keduanya pada Bang Reza. Setelah berbincang sebentar, Farhana langsung memberitahukan tujuannya datang kesini.
Farhana menceritakan tentang kebakaran yang terjadi dirumahnya. Tuan Yoga dan sang istri sangat kaget mendengarnya. Karena mereka tidak mengetahuinya sama sekali.
Kemudian Farhana memberikan cetak biru yang sudah ia persiapkan sebelumnya. Tuan Yoga menatap cetak biru yang ada ditangannya itu dengan serius.
"Ini Kamus sendiri yang gambar?" tanya Tuan Yoga dengan antusias.
"Benar. Apa ada masalah?"
"Tidak juga. Pama cuma tidak menyangka jika Kamu bisa menggambarnya dengan sangat baik. Idenya juga sangat menarik. Kamu sangat berbakat," puji Tuan Yoga dengan tulus.
"Tidak sebagus dengan gambar yang Paman buat."
"Siapa bilang? Menurutku ini lebih bagus dari gambaran Paman. Nanti kalau kuliah pilih saja jurusan arsitektur ."
"Kalau soal itu nanti saja Kita fikirkan. Lagi pula Aku masih duduk di kelas sebelas. Masih butuh tiga semester lagi sebelum masuk ke universitas.
"Baguslah kalau begitu. Tapi maaf...saat ini Paman masih belum bisa mengerjakannya. Mungkin satu bulan kemudian baru bisa. Bagaimana?"
"Kalau untuk pembangunan pagar saja dulu masak tidak bisa?"
Farhana takut jika orang yang sudah membakar rumahnya kembali datang untuk mencari petunjuk. Jadi pembuatan pagar harus disegerakan.
"Akan Paman usahakan."
sprti biasa....orng jht yg iri,trs mlkukn brbgai cra biar tjuannya trcpai....tp syangnya dia ga bsa mnemukn apa yg dia cari....kl pelakunya udh kthuan sm hana,kira2 bkln d apain y????
jd pgn ikutan jg sm hana....😁😁😁
🤭🤭
Nah loohhh.....jd spa dong trsangkanya????
akhirnya update juga Thor