NovelToon NovelToon
Sang Bunga Kekaisaran

Sang Bunga Kekaisaran

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Kelahiran kembali menjadi kuat / Fantasi Wanita
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Celestyola

Lady Seraphine Valmont adalah gadis paling mempesona di Kekaisaran, tapi di kehidupan pertamanya, kecantikannya justru menjadi kutukan. Ia dijodohkan dengan Pangeran Pertama, hanya untuk dikhianati oleh orang terdekatnya, dituduh berkhianat pada Kekaisaran, keluarganya dihancurkan sampai ke akar, dan ia dieksekusi di hadapan seluruh rakyat.

Namun, ketika membuka mata, ia terbangun ke 5 tahun sebelum kematiannya, tepat sehari sebelum pesta debutnya sebagai bangsawan akan digelar. Saat dirinya diberikan kesempatan hidup kembali oleh Tuhan, mampukah Seraphine mengubah masa depannya yang kelam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Celestyola, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menyelidiki Sumber Rumor

...**✿❀♛❀✿**...

Malam telah beranjak dini hari saat Seraphine di antar pulang oleh Pangeran Frederick kemarin malam. Meski beberapa penjaga terkejut dengan kedatangan Pangeran kedua yang mengantarkan nona mereka pulang, Seraphine yakin setelah ia beri peringatan, mereka tak akan membocorkan hal ini.

Lalu dari mana informasi kejadian ini bocor? dari mana Rumor ini berasal? telinganya bahkan terasa pengang mendengar para pelayan di kediaman ini berbisik-bisik membicarakan dirinya.

Apa katanya? dia simpanan Pangeran kedua? mereka mengatakan dirinya mengarang cerita tentang bandit-bandit itu? yang benar saja! ia bahkan tak pernah mengatakan kepada siapapun bahwa dirinya diserang bandit. Lalu, dari mana mereka tahu dia diserang bandit?

Seraphine perlu menyelidiki lebih lanjut masalah ini. Ia tak bisa membiarkan dirinya diselimuti rumor buruk seperti ini. Karena di masa depan hal ini bisa saja menjadi boomerang baginya.

Tapi, sebelum itu ia perlu memenuhi panggilan dari sang Ayah. Pria paruh baya itu mungkin akan menginterogasinya habis-habisan.

"Ayah, ini Seraphine."

"Masuklah," ucap seseorang dari dalam ruangan.

Seraphine melangkah masuk begitu pintu dibuka. Dapat ia lihat bahwa sang Ayah duduk dibalik meja kerjanya dengan raut kusut. Begitu tatapan mereka bertemu, ia dapat melihat kantong mata ayahnya menghitam.

"Ayah dengar rumor tentangmu menyebar, apa benar kemarin malam kamu menyelinap keluar Rumah," tanya Marquis dengan tatapan tajamnya.

Gadis itu meneguk ludah. Alasan apa yang harus dia gunakan?

"Jujurlah, Sera. Katakan yang sebenarnya!" seru Marquis tak ingin dibantah.

Seraphine menghela napas panjang. Pada akhirnya, ia tak bisa menyembunyikan apapun dari sang Ayah. Pertemuan rahasia dengan pangeran pun jadi percuma rasanya.

"Sebenarnya Saya bertemu dengan Pangeran Frederick secara diam-diam, Ayah," terang Seraphine. Ia berhenti sejenak sembari melihat bagaimana reaksi Ayahnya.

Namun, karena melihat tak ada tanda-tanda bahwa Ayahnya marah, ia pun kembali melanjutkan ucapannya.

"Saya mengajukan perjanjian pada Yang Mulia Pangeran."

"Perjanjian?" tanya Marquis penasaran.

"Iya, Ayah. Perjanjiannya seperti ini, Pangeran pun menyetujuinya dengan mudah, hal ini akan menguntungkan pihak kita kedepannya." Seraphine menyerahkan surat perjanjian yang telah ia dan Pangeran Frederick tanda tangani kemarin malam.

Marquis Lionel membaca kertas yang disodorkan oleh putrinya itu. Matanya sontak membelalak, jumlah yang tertera di sana lebih dari cukup untuk membangun sebuah tambang.

Omong-omong tentang tambang, setelah mendengar penuturan dari Seraphine hari itu, ia pun mengutus seorang ahli pertambangan untuk mengecek kebenarannya saat itu juga. Lalu, kemarin kabar tentang kebenaran akan keberadaan emas di sana sampai padanya.

Marquis benar-benar tak menyangka bahwa di wilayah mereka terdapat kandungan emasnya. Bahkan, jumlahnya diperkirakan begitu banyak. Cukup untuk membuat keluarga mereka bergelimang harta selama tujuh turunan.

Setelah mengetahui fakta itu, Marquis begitu bersemangat. Namun, biaya pembangunan sebuah tambang menjadi masalah baru. Keluarga mereka tidak memiliki banyak uang yang bisa digunakan untuk pembangunan. Karena memikirkan modal awal itulah akhirnya Marquis terjaga sepanjang malam.

"I-ini, benarkah ini, Sera?" tanyanya antusias. Raut datar yang biasanya menghiasi wajah pria itu seketika lenyap, digantikan binar wajah penuh harap.

Gadis itu mengangguk mantap. Ia berhasil mencapai kesepakatan dengan pangeran Frederick. Tentu saja, Pria itu tak mungkin mengingkari janjinya, kan?

"Benar, Ayah. Lalu pada saat saya kembali dari pertemuan itulah, Saya dihadang oleh sekelompok bandit. Pak kusir yang mengantar saya, dihabisi oleh mereka, beruntung saya bertemu dengan Yang Mulia Pangeran," terang gadis itu akan kejadian kemarin malam.

Marquis mengangguk, lalu ia bertanya "Apa kau baik-baik saja, Sera? Apakah ada yang terluka?" Manik Pria paruh baya itu menatap putrinya lekat, terselip raut khawatir meski tatapannya tampak tenang.

"Saya baik-baik saja, Ayah tak perlu khawatir. Tapi sekarang rumor aneh tentang saya menyebar."

"Bahkan pelayan di kediaman ini juga membicarakan saya," ucapnya lagi sambil memasang raut sedih.

Melihat itu, sang Ayah segera berucap. "Kau tenang saja, Ayah akan mencari dalang dibalik rumor tentangmu ini. Lebih baik sekarang kita bersiap, karena beberapa hari lagi Pangeran kedua akan datang kemari secara resmi."

"Pangeran akan kemari?" Seraphine bertanya.

Marquis Valmont mengangguk perlahan. "Benar, tadi pagi sebuah surat resmi dari istana tiba. Mereka menyampaikan bahwa Yang Mulia akan datang kemari dalam beberapa hari ke depan."

"Baiklah, Ayah," ucap Seraphine akhirnya.

"Tapi, tetap izinkan Saya untuk ikut menyelidiki penebar rumor itu sendiri," lanjutnya yang langsung diangguki oleh Marquis.

.........

Malam telah larut ketika Seraphine duduk di ruang bacanya, cahaya lilin menyoroti wajahnya yang tampak serius. Jemarinya mengetuk pelan meja kayu berukir bunga mawar, sebuah kebiasaan kecil saat pikirannya sedang penuh.

Rumor mengenai dirinya yang “ditemukan” di jalanan malam bersama Pangeran kedua sudah terlalu luas beredar. Bahkan rumor yang beredar itu jauh sekali dari kejadian aslinya.

Padahal serangan bandit itu nyata, dan kedatangan Pangeran kedua hanyalah kebetulan yang tidak pernah terjadi di kehidupannya yang pertama. Meski ia memang bertemu diam-diam dengan sang Pangeran, tetapi ia tak pernah melakukan hal-hal yang mereka tuduhkan.

"Ini jelas bukan sekadar gosip liar yang tumbuh di antara para Lady yang iseng," batinnya. "Seseorang dengan sengaja mendorong rumor ini untuk menjatuhkanku."

"Tapi, tak ada yang tahu mengenai pertemuan ku dengan Yang Mulia, kecuali Gloria dan Pak kusir."

"Aku yakin Gloria tak akan berkhianat, lalu siapa yang menyebarkan hal ini menjadi rumor?" batinnya bertanya-tanya. Kemudian, pikiran Seraphine mengarah pada satu orang.

"Mungkinkah dia?" manik mata Seraphine berkilat.

Gadis itu bangkit, ia berjalan menuju lemari kecil yang berisi catatan-catatan pribadinya. Di sana, ia menyimpan daftar pelayan yang paling dekat dengannya.

Di antara nama-nama itu, ada satu yang paling ia percaya di kehidupan sebelumnya. Clarisse, pelayan pribadinya sejak ia berusia sepuluh tahun. Mungkinkah itu benar-benar Kamu Clari?

.........

Keesokan harinya, Seraphine duduk di depan cermin, menatap bayangan dirinya. Kehidupan pertamanya, mengajarkan ia satu hal, yakni jangan pernah menuduh tanpa bukti. Maka, ia merancang sebuah rencana untuk 'menggoda' pengkhianat itu keluar dengan sendirinya.

Kemudian, ia memanggil Clarisse ke kamarnya. “Clari,” ucapnya lembut, bibirnya tersenyum samar, “aku ingin kau menyiapkan surat pribadiku. Ada hal yang ingin kusampaikan kepada seorang teman di istana.”

Clarisse menunduk, lalu menulis sesuai perintah. Isi surat itu sederhana, memuat kata seolah Seraphine ingin bertemu diam-diam dengan Pangeran Kedua di Paviliun tepi danau tiga malam lagi.

Padahal, tentu saja, Seraphine tidak berniat menghadiri pertemuan itu. Surat itu hanyalah sebuah umpan.

“Jangan beri tahu siapa pun tentang isi surat ini,” tambah Seraphine dengan nada penuh rahasia. “Hanya kau yang bisa kupercayai, Clari.”

Clarisse mengangguk, tersenyum lembut seperti biasanya. Namun mata Seraphine yang tajam menangkap kilatan lain, di matanya tampak sebuah kegembiraan yang terselubung.

Tiga malam kemudian, Seraphine tidak pergi ke Paviliun. Sebaliknya, ia bersembunyi di menara kecil bersama dua pengawal setia ayahnya, yang telah ia percaya sepenuhnya. Dari kejauhan, ia menyaksikan.

Di Paviliun itu, benar saja, bayangan Clarisse muncul. Ia berbicara dengan seorang pria berjas hitam, yang Seraphine kenali sebagai utusan keluarga bangsawan Hawthorne. Mungkinkah dalang dari semua ini adalah Perempuan itu?

“...iya, Lady benar-benar percaya padaku,” suara Clarisse terdengar jelas di udara malam. “Aku menulis ulang suratnya seperti perintahmu. Dengan ini, semua orang akan yakin Lady Seraphine mencoba memikat Pangeran Kedua secara diam-diam.”

Jantung Seraphine berdegup keras, namun wajahnya tetap dingin. "Jadi benar. kaulah pengkhianatnya, Clarisse." Tangan Gadis itu mengepal, mungkinkah di kehidupan pertamanya dulu Clarisse telah berkhianat sejak ia mulai dekat dengan Putra Mahkota?

Jika dilihat dari urutan waktunya, seharusnya saat ini ia memang telah memulai proses pendekatan dengan Putra Mahkota. Mata Gadis itu berkilat dingin, ternyata kecurigaannya selama ini benar.

Ia mendengus, lalu berbalik pergi bersama dengan pengawalnya.

..........

Keesokan paginya, Seraphine memanggil Clarisse ke ruang pribadinya. Kali ini, tidak ada lagi kelembutan dalam tatapannya.

“Clarisse,” ucap Seraphine perlahan, “ada sesuatu yang ingin kutanyakan.”

Pelayan itu menunduk. “Ya, Nona?”

“Apa yang kau lakukan di Paviliun tepi danau tadi malam?”

Tubuh Clarisse menegang seketika. Wajahnya seketika menjadi pucat. “S-saya tidak mengerti apa maksud Anda, Nona,” kilahnya sembari menunduk.

Seraphine berdiri, ia berjalan mendekat. “Jangan bohong padaku. Aku melihatmu. Kau bertemu dengan orang dari keluarga Hawthorne, kan?”

Clarisse terisak, mencoba berlutut. “Maafkan saya, Nona! Saya... saya hanya—mereka mengancam keluarga saya! Saya tidak punya pilihan!”

Seraphine menatapnya lama, dingin namun hatinya terasa getir. Orang yang begitu ia percaya, lagi dan lagi menusuknya dari belakang, apa kesalahannya?

“Kesetiaan bukanlah sesuatu yang bisa dipaksa, Clarisse. Kau telah memilih jalurmu sendiri,” ujar Seraphine lirih. “Dan aku pun harus memilih.”

Seraphine memutar tubuhnya sehingga membelakangi Clarisse yang terduduk di lantai.

Hari itu juga, Clarisse ditangkap secara diam-diam dan ditahan di ruang bawah tanah Valmont, tanpa sepengetahuan publik. Seraphine menginterogasinya dalam waktu yang lama guna mengetahui niat lawan.

Ia tidak membunuhnya, tapi akan menjadikannya pion dan bukti bahwa keluarga Hawthorne sudah mulai bergerak melawan.

Saat menutup pintu sel, Seraphine menatap tajam ke kegelapan. Dan untuk pertama kalinya sejak ia hidup kembali, ia merasakan dirinya benar-benar mengendalikan jalannya permainan.

...**✿❀♛❀✿**...

...TBC...

...Gimana Bab ini menurut Kalian guys?...

1
Ita Xiaomi
Apakah Frederick jg mengalami hal yg sama hidup kembali setelah kematiannya?
Ita Xiaomi: Sama-sama kk.
total 4 replies
Ita Xiaomi
Jgn nak mengarang bebas Virrel😁.
Ita Xiaomi
Setuju.
Ita Xiaomi
Keren ceritanya. Mulai adu kecerdikan dan strategi. Semangat berkarya kk. Berkah&Sukses selalu.
Ita Xiaomi: Sama-sama kk.
total 2 replies
celestyola
aciyeeee
kleponn
Kata² keramat ini
celestyola: Real haha
total 1 replies
kleponn
typo kah?
celestyola: iyaaa ih typoo rupanyaa, aku nggak sadar klo typo😭
total 1 replies
Ateya Fikri
seraphine ini hobi bgt di taman🗿
Ateya Fikri
tiba-tiba banget ngajak nikah sdh kaya ngakak makan bakso
Ateya Fikri
ada benih-benih cinta ni yeee
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!