DINIKAHI PAKSA DOKTER KANDUNGAN KU

Kini giliran Vina yang mengeluarkan suaranya saat sudah menyadari suasana semakin tegang.

"Aduh nak Lusi, kamu tidak perlu menyiapkan apa apa untuk menyambut kami sayang. Kami datang dengan niatan tidak ingin merepotkanmu serta keluargamu. Kami datang ingin berkenalan dan niat baik ingin melamar kamu untuk putra kami" ucapnya.

"Memang ini salah Gasan kenapa dia tidak memperkenalkan mu dan main rahasia rahasiaan" lanjutnya sambil menepuk pundak putranya itu karena duduk disampingnya.

Gasan hanya tersenyum pepsodent saja.

Pertemuan keluarga ini seperti sebuah drama sinetron yang rumit, penuh acting dan kebohongan ditutup oleh kebohongan lainnya.

Jugos dan Lumbar saling tatap. Mereka sibuk dengan pemikirannya masing masing.

"Apa yang harus aku lakukan jika seperti ini? Apakah putriku akan menikah dengan seorang pria yang memang ia cintai? Atau apakah putriku menikah hanya untuk membantuku?" batin Jugos.

"Apa yang terjadi? Bagaimana bisa Lusi memiliki hubungan rahasia dengan putra dari keluarga Pedros padahal putriku sedang hamil? Apa jangan jangan Gasan adalah ayah dari bayi yang Lusi kandung?" batin Lumbar.

Kepala Lusi semakin berdenyut, perutnya mual dan ia sudah cukup pusing dengan drama ini.

Melihat wajah Lusi yang mulai tidak nyaman, Gasan langsung bertindak cepat.

"Maafkan aku, maafkan aku..aku memang salah. Aku yang menyuruh Lusi menyembunyikan hubungan kami karena waktu itu aku masih sering berpetualang dan tidak ingin mengikatnya dalam pernikahan. Tapi sekarang aku akan membangun karirku disini di Madrid sehingga aku mantap ingin menikahi kekasihku" ucap Gasan dan lagi lagi Lusi menatapnya tajam.

"Baiklah,,..jujur saja mendengar cerita bahwa putriku sudah memiliki hubungan dengan putra keluarga Pedros, aku cukup kaget" sahut Jugos.

"Mungkin untuk saat ini, aku tidak bisa menerima permintaan lamaran Gasan untuk Lusi karena banyak hal yang perlu dijelaskan lebih rinci. Kita tidak perlu terburu buru untuk melakukan pernikahan ini jika memang anak anak kita belum sepakat" lanjutnya dan tiba tiba kedua anak yang disebut sontak mengatakan hal yang sama.

"KITA SETUJU!!" seru Gasan dan Lusi bersamaan.

Para orang tua pun kembali terkejut termasuk Gina dan Greta.

"Bisa bisanya mereka mengatakan hal yang sama, selain memakai baju senada" bisik Gina pada adiknya yaitu Greta sambil tersenyum.

"Iya, Kak..mereka sepertinya cocok meskipun aku rasa akan terjadi banyak drama kedepannya" balas Greta dengan lirih seperti berbisik.

Kedua kakak wanita Gasan ini memberikan senyuman tipis mereka menyaksikan drama dari kehidupan adiknya.

"Kamu benar benar setuju sayang? Apa tidak mau kamu pertimbangkan lagi?" tanya Lumbar dengan raut wajah khawatir.

"Iya, mam..aku setuju menikah dengan Gasan" jawab Lusi terpaksa sambil tersenyum.

Senyuman tipis yang sangat sulit ia lakukan berbeda dengan Gasan yang langsung tersenyum lebar.

Jugos menghela nafas panjang. Semua ini karena keputusannya menerima perjodohan bisnis ini.

Pada akhirnya, ia tidak bisa melangkah mundur dan menjelekkan nama keluarganya sendiri.

"Gasan, apakah kamu benar-benar ingin menikahi putriku?" tanyanya kemudian.

"Ya, tuan. Saya sangat yakin menikahi putri anda, Lusi Casia Vanholand" jawab mantap Gasan benar benar membuat keluarganya sendiri terkesima.

"Baiklah jika memang anak anak kita sudah setuju, kita sebagai orang tua hanya mendukung. Tapi benar seperti yang ayahku katakan, aku tidak ingin pernikahan ini menjadi transaksi jual beli. Permintaan Lusi tadinya terkait saham atau pertukaran materi tidak perlu sampai terjadi" sahut Jugos sambil memberikan kode serius dengan menatap Betrand sebagai tanda jika apa yang ia katakan saat ini memang serius.

Jugos sudah kehilangan minat memiliki saham dari calon besannya.

Putrinya terlalu berharga untuk ditukar dengan saham yang bernilai itu.

"Tapi aku akan tetap memberikan mahar tanpa diminta kepada calon menantuku, Jugos. Kamu tidak bisa menolaknya nanti" sahut Betrand.

"Ya kalau soal mahar atau mas kawin, terserah kamu dan keluargamu. Yang penting putramu tidak akan menyakiti putriku" ujar Jugos.

"Hahahahaa pasti. Jika putraku menyakiti menantuku nantinya, aku sendiri yang akan menghajar Gasan didepanmu sampai babak belur" ucap Betrand.

Lalu kedua kepala keluarga itu melempar senyum.

"Jika diperbolehkan, saya ingin menikahi Lusi dalam minggu ini karena minggu depan, saya harus pergi ke London untuk mengikuti konferensi profesi selama 1-2 bulan. Jika Lusi mau juga, mungkin kita bisa berbulan madu disana beberapa hari sebelum Lusi harus kembali bekerja setelah menikah" minta Gasan.

"Cepat sekali" lirih Lumbar sambil menoleh kearah putrinya.

Tapi batinnya, mendukung hal ini sebelum kandungan Lusi semakin membesar.

"Ya. Aku setuju. Tidak perlu pernikahan yang mewah, cukup pemberkatan dan wedding intimite saja" sahut Lusi.

Jugos menatap putrinya yang sudah memberikan jawaban.

Ia kembali menghela nafas panjang. Sungguh berat rasanya melepas putrinya dalam situasi yang canggung ini.

Masih banyak yang belum jelas diantara hubungan Gasan dan Lusi.

"Jika kalian ingin begitu, kami hanya menuruti saja" sahut Jugos.

"Tuan Jugos, Nyonya Lumbar, apakah saya boleh berbicara berdua lagi dengan Lusi? Ada yang perlu kami obrolkan berdua dan mungkin para orang tua juga bisa mengobrol kan hal lainnya" minta Gasan lagi.

"Coba langsung tanya ke Lusi, apakah dia mau?" sahut Jugos.

"Ya pi. Aku mau. Memang aku perlu berbicara berdua dengannya" ujar Lusi lalu berdiri terlebih dahulu.

"Ayo ikut aku" ajaknya kemudian.

Gasan pun tersenyum dan mengikuti langkah kaki wanita yang sedang hamil anaknya itu.

Ternyata Lusi mengajak Gasan ke kamarnya, karena hanya diruangannya ia bisa berteriak tanpa harus takut suaranya terdengar dari luar. Kamarnya dibuat kedap suara oleh sang ayah.

Lebih tepatnya semua ruangan di rumah keluarga Vanholand ini dibuat kedap suara.

"Kamu mengajakku ke kamarmu?" tebak Gasan saat menaiki tangga ke lantai 2.

Lusi tak menyahutinya dan memilih terus berjalan didepan calon suaminya itu.

Lalu tebakan Gasan benar, Lusi masuk ke sebuah kamar dan ia pun juga masuk kesana.

Pintu langsung ditutup oleh Lusi dan mendorong tubuh Gasan hingga membentur pintu.

PLAK!

Lusi menampar Gasan tanpa aba aba.

"APA YANG TELAH KAMU PERBUAT HAH? KENAPA KAMU BISA BERACTING SEPERTI TIDAK MEMILIKI RASA BERSALAH?" seru wanita itu dengan penuh amarah.

Gasan yang merasakan pipinya memanas hanya bisa tersenyum tipis.

"Memang aku tidak meras bersalah. Apa yang salah dari sikap gentleman ku ini? Ayahmu sungguh bingung dengan keputusannya sendiri. Awalnya ingin saham lalu tidak ingin saat menyadari jika dirinya seperti ayah yang menjual anaknya demi saham" sahut Gasan.

"SIALAN!! KAMU DAN KELUARGAMU MEMANG BERNIAT MEMPERMALUKAN KELUARGAKU HAH?!!" teriak Lusi yang kembali mengamuk.

Kini giliran Gasan yang tidak suka keluarganya diikut ikutkan dalam masalah ini.

Lalu ia menangkap kedua tangan Lusi untuk ia pegang dengan kuat dan mendorong tubuh Lusi pelan kebelakang memberikan ruang untuk dirinya bergerak.

"AKU TIDAK SUKA KAMU MENYALAHKAN KELUARGAKU JUGA" ucap Gasan penuh penekanan.

"Layaknya kamu membela dan melindungi keluargamu, aku pun akan melakukan hal yang sama" lanjutnya dengan nada lebih rendah dan tatapan tajam.

"Jangan kira aku tidak bisa menjadi pria yang kamu pikirkan sangat buruk dimatamu? Aku bisa menjadi apapun yang kamu inginkan termasuk dalam hal buruk sekalipun" tambahnya serius.

Ancaman Gasan ini benar benar menakutkan bagi Lusi. Tapi wanita ini masih menggunakan mode perlindungan diri.

Ia berusaha melepaskan tangannya dari genggaman erat Gasan namun tidak berhasil.

"Lepaskan. Kamu menyakitiku" ucapnya lirih.

"Berjanjilah, kamu akan bersikap lebih tenang dan mengatakan lebih baik tentang keluargaku" sahut Gasan.

Lusi pun menganggukan kepala.

Gasan melepaskan tangannya.

Ada jejak merah di kedua pergelangan tangan Lusi.

"Pria ini sangat mengerikan" batinnya.

Gasan pun duduk tanpa dipersilahkan di sebuah kursi layaknya sofa dalam kamar.

"Duduklah..aku tau kamu sedang merasa tidak enak badan. Dari wajahmu aku bisa melihat kelelahan dan kamu pasti merasa masih mual saat ini. Jangan gunakan tenagamu untuk marah marah tidak jelas. Kamu bisa mendadak pusing sampai pingsan dan membongkar semua upaya ku untuk menutupi kehamilanmu sebelum menikah didepan keluargamu" ucapnya.

Yang dikatakan Gasan benar, tenaganya kini sudah mulai habis, tubuhnya lemas, pusing dan mual tidak hilang hilang. Hampir saja dia tadi pingsan di ruang tamu jika dia tidak sekuat tenaga menahannya.