Apa jadinya jika mika seorang remaja 17 tahun masuk ke dalam tubuh ratu di masalalu , ratu yang di musuhi oleh seluruh penghuni istana karena tak bisa memberikan keturunan pada sang raja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rica Ricu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cemburu
Anya merapikan rambutnya yang terkepang sangat rapi, mahkota kecil yang tertata di atas kepala membuat wanita itu terlihat lebih cantik dan anggun.
"Tolong beri aku wewangian yang banyak" Pintanya pada kedua pelayan miliknya.
"Baik yang mulia" Patuh Mia dan Levi, sebenarnya kedua wanita itu tampak kebingungan dengan penampilan Anya yang terlihat sangat menawan pagi ini, apa kiranya yang akan dilakukan oleh sang ratu?
"Sudah selesai yang mulia"
"Baiklah bagaimana penampilanku?" Tanyanya.
"Anda sangat cantik, kurasa anda kembali mendapatkan semangat untuk mempercantik diri seperti dulu yang mulia" Ungkap levi.
"Benarkah?"
"Iya yang mulia"
"Ah wanita ini rupanya sangat suka berdandan ya? Pasti untuk Alaric , Anya terlalu mencintai lelaki itu, lalu apa yang aku lakukan sekarang? Aku juga berdandan untuknya? Anya tolong maafkan aku , aku tidak bermaksud merebut Alaric darimu, aku hanya ingin kalian kembali dekat" Ucapnya dalam hati.
"Yang mulia? Anda melamun?"
"Huh?" Anya mengerjap dari lamunannya "Ah tidak, ayo kita pergi ke yang mulia raja" Ajaknya.
"Baik yang mulia"
...****************...
Tadinya Alaric hanya membaca buku seperti rutinitas pagi yang biasa ia lakukan, namun seorang penjaga di luar sana mengatakan bahwa Anya datang mengunjunginya, Alaric lekas menutup bukunya dan berdiri menyambut sang istri.
Pintu kayu didepan sana terbuka menampilkan Anya yang berdiri dan berpose layaknya model profesional di ambang pintunya, dan jangan lupakan bagaimana wanita itu mengangkat gaunnya hingga perpotongan paha nya tampak terekspos.
"Apa yang kau lakukan?!" marah Alaric.
"Apa aku seksi?" Tanyanya.
"Kau gila? Kenapa kau mengangkat pakaianmu seperti itu?! turunkan Anya!" Perintahnya.
"Begini?" Bukannya menurunkan pakaiannya seperti apa yang diperintahkan Alaric Anya justru mengangkat kedua belahnya hingga mengekspos kedua paha putihnya.
Alaric menarik napasnya dalam dalam dan mendekat ke arah Anya, menurunkan pakaian Anya dengan kasar dan membuat wanita itu tersenyum geli.
"Kau pikir ini lucu? Bagaimana kalau ada orang yang melihatmu tadi?!" kesal Alaric.
"Ya baiklah baiklah, maafkan aku" Sesalnya.
Alaric mendengus kesal dengan sikap anya, selalu ada saja tingkah laku wanita ini yang membuatnya mengelus dada menahan sabar.
"Apa yang kau inginkan?"
"Aku ingin naik kuda" Katanya.
"Aku sedang sibuk, sebentar lagi aku akan pergi" Katanya.
"Oh ayolah hanya sebentar!" Rengek Anya.
"Aku sibuk Anya!"
"15 menit" Tawar Anya.
"Tidak!"
"10 menit"
"Tidak!"
Anya menyerah dan diam menatap Alaric sengit , kedua tangannya bersendikap dada menahan rasa dongkol.
"Yasudah kalau begitu aku minta saja pangeran Eric untuk menemaniku" Kata Anya, wanita itu berbalik akan pergi meninggalkan Alaric namun secara kasar Alaric menarik lengan Anya menghadapnya
Mata tajam itu menusuk pandangan Anya saat ia menatap Alaric, pria itu tampak sangat marah, apa ini karena ucapannya barusan?
Anya juga dapat merasakan bagaimana tekanan tangan alaric pada lengannya sangat kuat, ia merasa sedikit kesakitan.
"Berani sekali kau menyebut laki laki itu didepanku Anya?" Tanyanya dengan geraman, rupanya Alaric benar benar marah.
"Ah baiklah kau menyakitiku lepaskan ini" Anya berusaha melepaskan genggaman tangan alaric pada lengannya namun gagal,
Genggaman itu justru semakin kuat tak tertahan.
"Katakan apa maksudmu menyebut nama Eric tadi? Kau ingin aku membunuhnya? Bukankah aku bilang bagimu dia sudah mati, apa kau lupa?" Tanyanya mengintimidasi.
"Itu berlebihan, bagaimana kau bisa menganggap orang yang masih hidup sudah mati, itu tidak benar Alaric"
"Aku tidak peduli dengan apa yang benar dan salah, karena aku adalah rajanya dan kau harus mengikuti perintahku!" Ucapnya meninggi.
Anya merasa sangat kecewa dengan respon yang diberikan Alaric , terlihat laki laki itu sama sekali tak dapat mengontrol emosi miliknya.
"Lepaskan!" Anya meraih tangan alaric dan membuka genggaman tangannya.
"Jangan membantahku Anya!"
"Lepaskan ini sakit!" Teriak Anya balik.
Alaric mulai mengendurkan tekanan tangannya dan melepaskan genggamannya pada Anya, ia masih saja menatap wanita itu nyalang , Anya yang terlanjur merasa kecewa memilih tak mendebat sang suami dan akan berlalu pergi.
Alaric mengusap surai hitam legam miliknya frustasi, ia sudah melewati batasannya saat berbicara pada Anya tadi, wanita itu pasti marah sekarang.
"Anya! Anya tunggu!" Alaric menghadang Anya yang terdiam di tempat, menatap Lamat wajah sang ratu dan menyadari sesuatu, Anya tampak berlinang Air mata, apakah wanita ini akan menangis?
"Anya aku hanya sedikit emosi tadi, maafkan aku"
"Seorang raja seharunya memiliki pikiran yang bijaksana, kenapa kau membentakku saat aku membicarakan pangeran Eric , aku tak menyukainya atau dekat, kami bahkan jarang bertemu , apa yang membuatmu begitu marah?" Anya mulai terisak kecil.
"Dengar, maaf sayang aku tidak sengaja" Alaric meraih kedua bahu Anya dan menarik wanita itu dalam pelukannya.
"Hiks jahat sekali, aku bicara baik baik, aku hanya bercanda" Isaknya.
"Maafkan aku Anya , maaf" Sesal Alaric.
Anya memaafkan Alaric begitu mudah, terbukti wanita itu mulai membalas pelukan raja tak kalah kuat.
"Aku cemburu Anya, aku sangat marah dan cemburu" Ucap Alaric dalam hati.
Viviene melihat momen manis keduanya, tadinya wanita itu hanya akan menemui Alaric untuk memberinya minuman herbal, namun siapa sangka ia malah mendapatkan pemandangan mengesalkan ini.
Wanita yang berstatus sebagai selir itu berbalik dengan kasar dan meninggalkan perpustakaan kerajaan, langkah kakinya yang kasar dan terkesan berantakan karena mengingat Alaric dan Anya tadi.
"Sial! kenapa selalu wanita itu!" kesal Viviene.
Viviene meremat Kendi Air kecil yang ia bawa tadi, kesal marah dan juga iri ia rasakan secara bersamaan, padahal menurutnya ia lah yang seharusnya diperhatikan oleh Alaric.
"Aku yang hamil, aku yang mengandung keturunan raja tapi selalu wanita itu yang menjadi utama!" kesal Viviene.
Prakk
Tangannya melempar Kendi yang terbuat dari tanah liat itu ke lantai hingga hancur berantakan.
"Tidak bisakah ibu membuat wanita itu lumpuh?!" Gerutunya kesal.
"Mari kita lakukan sekali lagi Anya, aku yakin kali ini pasti akan berhasil" Senyum licik itu tersungging di bibir si cantik dengan perasaan penuh dendam, Alaric harus membenci Anya itulah harapan Viviene.
...****************...
"Pangeran?" Panggil seorang panglima yang biasa di sebut Josh.
"Josh, ada apa?" Tanya Eric namun dengan tatapan yang masih terjurus kedepan, didepan sana Alaric saudara tirinya tengah bersama dengan seorang wanita yang ia cintai, Anya . pasangan itu menghabiskan waktunya menaiki kuda mengelilingi istana.
"Melihat yang mulia ratu?" Tanya Josh.
"Hmm, dua orang itu semakin manis saja dari hari ke hari, aku merasa sangat cemburu" Kata Eric.
"Bersabarlah yang mulia"
"Apa menurutmu jika aku bersabar Anya akan datang dan mencintaiku Josh?"
"Mungkin saja, aku melihat kau berbicara padanya beberapa kali, aku yakin dia akan kembali dekat denganmu pangeran"
"Terimakasih sudah menghiburku, dalam hidupku aku hanya mencintai satu orang saja, dan semoga orang itu benar benar akan menjadi milikku nanti" Gumam Eric.
"Tentu pangeran"
...****************...
...****************...
Jangan lupa like ya guys🥰