NovelToon NovelToon
Jenderal Reinkarnasi Kebangkitan Permaisuri Tak Dianggap

Jenderal Reinkarnasi Kebangkitan Permaisuri Tak Dianggap

Status: tamat
Genre:Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Romansa / Pembaca Pikiran / Balas dendam pengganti / Tamat
Popularitas:21.5k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Fuan, seorang jenderal perempuan legendaris di dunia modern, tewas dalam ledakan yang dirancang oleh orang kepercayaannya. Bukannya masuk akhirat, jiwanya terlempar ke dunia lain—dunia para kultivator. Ia bangkit dalam tubuh Fa Niangli, permaisuri yang dibenci, dijauhi, dan dihina karena tubuhnya gemuk dan tak berguna. Setelah diracun dan dibuang ke danau, tubuh Fa Niangli mati... dan saat itulah Fuan mengambil alih. Tapi yang tak diketahui semua orang—tubuh itu menyimpan kekuatan langit dan darah klan kuno! Dan Fuan tidak pernah tahu caranya kalah...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

AULA PERTEMUAN KEMILAU EMAS – ISTANA AGUNG KAISAR

Di dalam aula besar berlangit tinggi dengan pilar-pilar emas menjulang, aroma dupa wangi memenuhi udara. Di ujung ruangan, duduklah Kaisar Liang, bersandar di singgasananya yang diukir dari kayu cendana merah dan dihiasi naga giok. Di sisi kiri dan kanannya berdiri para menteri utama dan jenderal-jenderal kekaisaran, termasuk Perdana Menteri Ji Huan dan Jenderal Wei Shaofeng.

Seorang kasim melangkah cepat, membungkuk di tengah aula. “Melaporkan Yang Mulia, laporan terbaru dari perbatasan lembah telah tiba.”

Kaisar Liang membuka matanya yang semula terpejam, tatapannya tajam seperti mata elang. “Bacakan.”

Kasim itu membuka gulungan sutra. “Pasukan pengintai gagal menyusup ke wilayah barat Lembah Langit Tertinggi. Tidak ditemukan celah pertahanan. Selain itu, sinyal dari tiga mata-mata terakhir telah terputus. Diduga mereka telah tertangkap atau dibungkam.”

Jenderal Wei mengepalkan tangan. “Mereka berani! Bahkan terhadap utusan rahasia istana. Ini penghinaan!”

Perdana Menteri Ji Huan mengelus janggut tipisnya. “Tapi kita juga harus hati-hati. Fa Niangli bukan hanya kepala klan biasa. Ia pemimpin terpilih lembah yang diakui para tetua tertinggi. Bahkan sebelumnya berhasil menahan kekacauan lima sekte dalam waktu singkat. Jika kita memaksakan diri, yang kita hadapi bukan lembah kecil… melainkan benteng hidup para kultivator tersembunyi.”

Kaisar Liang berdiri perlahan, jubah naganya melambai. “Lembah Langit Tertinggi sudah terlalu lama menyendiri, dan kini mereka menolak perintah kekaisaran. Itu sama saja dengan mengingkari tahta surgawi.”

Ia menatap sebuah peta besar yang digelar di depannya—peta dengan jalur masuk ke Lembah Langit ditandai merah.

“Kita tidak akan menyerang… belum,” ucapnya tajam. “Kirim undangan kedua, kali ini lebih halus. Sertakan persembahan giok abadi dan kitab warisan istana. Buat seolah kita datang membawa hormat.”

Menteri Ji Huan melirik sekilas. “Dan jika mereka menolak lagi?”

Kaisar Liang tersenyum kecil, dingin. “Kita tidak perlu menyerang. Kita hanya perlu menyulut perang dari dalam.”

Ia lalu memanggil seorang sosok berjubah hitam dengan tudung tertutup—pengintai dari Bayangan Kekaisaran.

“Kirimkan seseorang ke dalam lembah. Bukan untuk bertarung. Tapi untuk menciptakan keraguan… di antara para murid, di antara para tetua. Pecah belah kekuatan mereka.”

Sosok itu membungkuk dalam, lalu menghilang dalam kabut dupa.

 

LEMBARAN LANGIT TERTINGGI – DI BALIK AULA

Sementara itu, Fa Niangli memandangi langit dari balkon tertinggi. Di sampingnya, Fa Jinhai baru tiba dengan membawa gulungan yang belum dibuka.

“Kabar dari arah selatan,” ucapnya.

Fa Niangli membuka gulungan itu. Tulisannya indah namun mengandung racun yang halus,

"Kepada Pemimpin Agung Fa Niangli, Kaisar mengundang dengan rasa hormat yang dalam, memohon kehadiran Anda dan para murid untuk menerima anugerah istana berupa giok abadi dan kitab warisan. Semoga jalinan antara Lembah Langit dan tahta surgawi semakin erat.”

Fa Niangli menatap dalam pada tulisan itu.

“Kita tak menjual kehormatan hanya demi giok dan kitab warisan yang sudah kami pelajari sejak sepuluh generasi lalu,” gumamnya.

Fa Jinhai tertawa pelan. “Namun tawaran ini bisa membuat sebagian tetua ragu. Apalagi jika istana mengirimkan racun bukan dalam bentuk senjata… tapi dalam bentuk janji-janji indah.”

Fa Niangli menoleh pada saudaranya. “Aku butuh kau selidiki satu hal, Kakanda.”

“Apa itu?”

“Siapa di antara kita… yang hatinya masih bisa dibeli.”

Fa Jinhai mengangguk pelan. “Aku mengerti.”

Dari balik jendela, ayam kecil Xiao Kuai kembali berkotek—seperti tanda bahwa badai tak lama lagi akan datang, tak peduli seindah apa undangan itu dibungkus.

...----------------...

Angin pagi menggerakkan tirai-tirai tipis di sisi aula, membawa aroma tanah lembah yang lembap dan segar. Tapi suasana dalam aula tetap tegang. Tong Lian berdiri paling depan, matanya tajam menatap ke arah peta lembah yang terbentang di atas meja batu.

"Elang kiriman kakanda Jinhai baru saja kembali," lapornya. "Pasukan istana datang dalam formasi menyebar, seolah hendak berziarah. Tapi mereka membawa senjata tersembunyi—seratus prajurit, lengkap dengan pemanah bayangan."

Mo Qingluan menepuk-nepuk sayap Xiao Kuai yang gelisah. "Itu artinya, mereka akan tiba di gerbang lembah saat matahari tinggi besok."

Zhu Feng mengerutkan kening. "Kalau begitu, mereka ingin memancing kita menunjukkan kekuatan, lalu menuduh kita memberontak."

Yu Lianzhu menggenggam senjatanya, kipas besi berseni tinggi yang menggambarkan gunung dan naga. "Kita tidak bisa membiarkan mereka menyulut api lalu menyalahkan kita karena terbakar."

Fa Niangli memandang mereka semua, lalu perlahan berkata, "Kita akan sambut mereka."

Semua murid terkejut.

"Aku sendiri yang akan keluar gerbang dan berbicara dengan utusan mereka," lanjut Fa Niangli. "Tapi kalian semua bersiap di formasi bayangan. Jika aku memberi isyarat tiga gerakan tangan, aktifkan 'Perisai Kabut'. Jika aku terluka, jangan ragu untuk mengusir mereka."

Tetua Li Shenyuan melangkah maju, wajahnya mengeras. "Niangli, kau adalah pemimpin kita sekarang. Jika sesuatu terjadi padamu..."

"Tidak akan," potong Fa Niangli pelan namun tegas. "Karena aku akan memastikan mereka tahu, siapa yang benar-benar layak disebut penguasa wilayah ini."

---

Keesokan harinya

Di depan gerbang kabut Lembah Langit Tertinggi, pasukan istana berhenti. Mereka datang dengan tandu berhias lambang kerajaan, dikawal delapan penunggang kuda berpakaian biru perak. Pemimpin mereka adalah seorang pria bertubuh tinggi dengan jubah merah marun berbordir naga api.

Fa Niangli melangkah keluar perlahan, rambut hitamnya diikat tinggi dengan tusuk konde giok lembah. Di belakangnya, berdiri Tong Lian dan Mo Qingluan, tampak anggun dan waspada. Xiao Kuai berada di bahu Qingluan, membusungkan dada kecilnya seolah ia seekor elang.

"Selamat datang di batas Lembah Langit Tertinggi," ujar Fa Niangli dengan tenang.

Utusan kerajaan itu menunduk tipis, tetapi senyumnya tak sampai ke mata. "Salam dari Yang Mulia Kaisar Langit. Kami datang membawa amanat kekaisaran: memohon kehadiran Lembah Langit Tertinggi untuk memberi persembahan, dan... menerima gelar kehormatan."

"Kehormatan?" Fa Niangli mengangkat alis.

"Ya," jawab utusan itu sambil menyerahkan gulungan emas. "Fa Niangli, Pemimpin Lembah, ditunjuk sebagai Penjaga Gunung Langit, sebuah gelar agung... dengan syarat: seluruh isi lembah tunduk pada hukum istana."

Senyum Fa Niangli melebar, namun dingin. "Gelar yang dibungkus rantai bukan kehormatan. Itu pengekangan."

"Anda menolak kehendak kaisar?"

"Jika kehendak itu berniat melukai rakyatku, maka ya."

Salah satu prajurit kerajaan mengangkat tangan, memberi isyarat. Tapi sebelum ada yang bergerak, Tong Lian sudah maju, dan dari bawah tanah, suara lembut formasi mulai berdengung.

Kabut mulai membentuk pola di langit.

Fa Niangli mengangkat tangannya—tiga isyarat halus.

---

Di dalam lembah, Li Shenyuan duduk bersila di tengah lingkaran batu. Suara siulan panjang terdengar dari dalam gua tua, dan formasi ‘Perisai Kabut’ meledak aktif.

Langit langsung tertutup oleh kabut keperakan, dan para prajurit istana kehilangan pandangan arah. Panik.

---

Fa Niangli berdiri kokoh di tengah kabut yang berputar-putar. Suaranya bergema, lembut tapi penuh ancaman.

"Jika Kaisar ingin berdamai, kami akan membalas dengan damai. Tapi jika ia datang dengan rantai, maka biarkan rantai itu hancur di sini."

---

Utusan istana menggertakkan gigi. Tapi ia sadar, lembah ini bukan tempat yang bisa disentuh sembarangan.

"Baiklah. Aku akan kembali melapor pada Yang Mulia."

"Dan aku akan menunggu balasan kalian. Tapi sampaikan padanya," kata Fa Niangli sambil menatap tajam, "Lembah Langit Tertinggi bukan tempat untuk mendidik boneka."

Utusan itu mundur, dan seluruh pasukan perlahan meninggalkan gerbang lembah.

Saat mereka menghilang, Fa Niangli memutar tubuhnya. Di belakang kabut, para murid sudah berdiri berjajar.

"Pertempuran belum dimulai," ujarnya pelan. "Tapi kita sudah memenangkannya... dengan tidak takut."

Bersambung

1
Oi Min
sembilan ma Tong Lian
Nur Hasanah
ceritanya bagus...semangat ya thor
Nana Niez
jdi oleng,, krnbtb2 ada kata kakanda,, knp g gege aja,, kan ini settingnya di cino kuno,, atau jgn jgn ini chindo
Nana Niez
aq bs bayangin kl di jadikan drama kolosal,, pasti campuran komedi, action bumbu romantis
Nana Niez
benar benar sat set set set,, buang laki yg g setia
Nana Niez
wooooowww,,,, lanjuuttt Thor,, aq. suka kl g ribet dan MC ceweknya Badas poll
kriwil
ayah nya mantan permaisuri apa blm tau keluarga nya menghilang
Wulan Sari
Yeah tidak terasa sudah tamat ya,.... padahal critanya menarik lho imajinasi bisa ke mana2 bayangin critanya ..
trimakasih ya Thor 👍 semangat buat karya lainnya💪❤️🙂🙏
Dewiendahsetiowati
terima kasih untuk ceritanya dan ditunggu karya selanjutnya
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Osie
iyuuhh jgn sok arigan pangeran ketiga..ntar dihempas ap remuk sm fa niangli baru dah nyahok ente
Wulan Sari
cip Thor semangat 💪 salam sehat selalu ya Thor 👍🙂❤️🙏
Nitnot
penulis kesayanganku ga pernah gagal.. sukaaa
inda Permatasari: terima kasih bunda 🌹
total 1 replies
Osie
makin seru dna perjalanan masih panjang
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Eehh si tong lian nih aya2 wae
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Hhmm kirain udah mulai buka gerbang
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Baguuss ada lucuna juga 💞💞
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
/Joyful//Facepalm//Facepalm/ Aya2 wae
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Rasana beda dari novel2 mu sebelumna thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!