NovelToon NovelToon
Pengantin Dadakan Tuan Ceo

Pengantin Dadakan Tuan Ceo

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Noor.H.y

Aruna gadis sederhana dari keluarga biasa mendadak harus menikah dengan pria yang tak pernah ia kenal.
Karena kesalahan informasi dari temannya ia harus bertemu dengan Raka yang akan melangsungkan pernikahannya dengan sang kekasih tetapi karena kekasih Raka yang ditunggu tak kunjung datang keluarga Raka mendesak Aruna untuk menjadi pengganti pengantin wanitanya. Aruna tak bisa untuk menolak dan kabur dari tempat tersebut karena kedua orang tuanya pun merestui pernikahan mereka berdua. Aruna tak menyangka ia bisa menjadi istri seorang Raka yang ternyata seorang Ceo sebuah perusahaan besar dan ternama.
Bagaimana kehidupan mereka berdua setelah menjalani pernikahan mendadak ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noor.H.y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

Aruna berjalan keluar dari kamar Oma. Menutup pintu pelan, lalu berbalik.

"Aaaakh..." Pekik Aruna saat mendapati Raka berdiri depannya.

"Kamu ngapain disini. Ngagetin aja tau nggak sih." Ucap Aruna sembari mengelus dadanya.

"Oma sudah tidur ?"

Aruna mengangguk, "Baru aja tidur sih, kenapa ?"

"Malam ini kita tidur disini dulu. Tadi saya sudah mengabari Bapak dan Ibu."

Aruna mengangguk mengerti. Lalu mereka berjalan masuk ke dalam kamar.

* *

Hari ini, Aruna memutuskan untuk mulai berangkat kerja di toko lagi setelah beberapa hari mengambil ijin dari Adam.

Aruna sudah bersiap rapi dengan pakaiannya, begitu pula dengan Raka.

"Mau kemana kamu pagi-pagi?" Tanya Raka saat melihat Aruna sudah berpakaian rapi di pagi hari.

"Mau kerja lah. Udah lama banget ijin ke bang Adam. Jadi hari ini saya memutuskan untuk berangkat kerja lagi."

"Kenapa kamu tidak berhenti saja. Saya bisa memenuhi semua kebutuhan kamu. Kamu tinggal minta saja ke saya."

Aruna menoleh lalu menatap Raka "Ck.. Saya bukan tipe perempuan yang sukanya bergantung pada lelaki. Lagian nggak ada yang tahu bagaimana hubungan kita kedepannya."

"Tapi.."

"Udah. Saya nggak mau debat pagi-pagi, lebih baik kita turun. Papa pasti sudah menunggu kita untuk sarapan." Sela Aruna memotong ucapan Raka, lalu berjalan keluar.

"Selamat pagi Pa." Sapa Aruna saat sampai di meja makan, disusul Raka di belakangnya.

"Oma mana Pa. Nggak sarapan?" Tanya Raka

"Oma masih tidur. Mungkin kecapean, kita sarapan dulu saja."

Mereka pun mulai sarapan bersama. Sesekali Raka melirik ke arah Aruna yang sedang fokus dengan sarapannya. Ia terfikir dengan ucapan Aruna tadi di kamar. Entah kenapa perasaannya sedikit tersentil. Saat ini Raka memang belum bisa sepenuhnya melupakan bayang-bayang Mesya di hidupnya. Memang Raka sudah mulai menyukai dan nyaman saat bersama Aruna. Tapi jika dikatakan apakah Raka sudah mencintai Aruna? Ia masih belum yakin benar tentang perasaannya itu.

Raka berkata dalam hatinya harus secepatnya menemukan Mesya, agar pernikahannya dengan Aruna bisa bergerak ke arah yang lebih jelas lagi.

"Kamu sudah rapi, memangnya mau kemana Nak ?." Tanya Pak Agung pada Aruna

"Kerja Pa".

"Kerja ?" Pak Agung beralih menatap putranya "Raka. Apa kamu tidak memberi uang pada istrimu. Sampai Aruna harus bekerja segala."

Raka mendengus, "Raka kasih uang Aruna kok. Bahkan Raka sudah menyuruhnya untuk berhenti bekerja. Tapi dianya tetep kekeh mau bekerja Pa." Seru Raka, kemudian meneguk air putih di depannya.

"Maaf Pa. Tapi ini memang kemauan Aruna kok. Papa jangan marahin Mas Raka. Lagian kalau Aruna nggak kerja bingung mau ngapain dirumah. Aruna meminta ijin, agar Papa memperbolehkan Aruna tetap bekerja." ucap Aruna dengan raut memohon. Membuat Pak Agung mengangguk.

"Baiklah. Tapi kamu jangan sampai kelelahan ya Nak." Aruna tersenyum menatap mertuanya. Ia tak menyangka ia mendapatkan mertua yang menyayanginya seperti orang tua nya sendiri.

"Aruna pamit berangkat dulu Pa."

"Ayo, saya antar." Seru Raka saat Aruna beranjak dari duduknya.

"Nggak usah. Saya pesan taxi online saja." Balas Aruna

"Saya tidak menerima penolakan." Tanpa menunggu, Raka langsung menarik tangan Aruna menuju mobil yang sudah siap berada di depan rumah. Mau tak mau, Aruna masuk ke dalam mobil menuruti Raka yang akan mengantarnya ke Toko.

* *

Di Toko. Nawa sedang mengelap meja dan kursi sembari mendengarkan musik yang sedang memutar lagu kesukaannya itu.

"Wa.. Nanti kamu packing pesanan dari rumah melati 3 ya, diantar jam 9." Seru Mbak Amel, dari belakang

"Siap mbak."

"Aruna kapan berangkat kerja lagi?." Tanya Mbak Amel saat Nawa berjalan di samping mejanya.

"Nggak tahu mbak. Dia nggak bilang tuh sama gue."

"Ck.. Enak banget dia kerja seenaknya aja. Waktu itu ambil libur, sekarang lagi."

"Lah, namanya juga lagi kena musibah Mbak. Lagian Bang Adam juga nggak masalah kok. Kenapa Mbak yang protes." ucap Nawa, merasa tak suka dengan ucapan Amel.

"Loh kenapa juga kamu ini malah sewot pada saya.."

Saat Nawa akan membalas ucapan Mbak Amel, tiba-tiba pandangannya melihat sebuah mobil mewah berhenti di depan Toko. Membuatnya tersenyum senang.

"Tuh Mbak lihat, panjang umur banget Aruna. Baru aja Mbak Amel bicarakan dia nya datang." Ujar Nawa lalu berjalan keluar berniat untuk menghampiri sahabatnya itu.

Sedangkan Amel hanya memutar bola matanya malas saat melihat Aruna turun dari mobil mewah. "Beruntung banget Aruna bisa dapat laki-laki tampan, kaya lagi." Gumamnya

Aruna turun dari mobil. Lalu masuk ke dalam Toko. Baru saja sampai di depan pintu Nawa sudah berseru menyambutnya.

"Bestie.. Akhirnya lo berangkat juga." Seru Nawa menghambur memeluk tubuh Aruna.

"Apaan sih.. Lepas deh, sesak tau."

Nawa pun melepaskan pelukannya, "Cie.. Sepertinya mulai ada perkembangan nih. Berangkat kerja aja di anterin ayang." goda Nawa menarik turunkan alisnya.

"Apa sih. Tadi itu sekalian aja dia berangkat kerja. Tadinya gue udah nolak, tapi dia maksa."

Nawa manggut-manggut, "Itu dia.. Gue lihat suami lo udah mulai kepincut dengan pesona Aruna kesayangan gue ini. Gue lihat kok saat dia natap lo, berasa beda aja gitu."

"Nggak usah nebak-nebak. Udah masuk, nanti Mbak Amel marah loh."

"Kalo marah si udah kerjaannya dia tiap hari tuh. Apalagi saat lo nggak ada, gila perasaan gue tiap hari waktunya berasa lama banget karena kerjaan gue jadi dua kali lipat. ditambah Mbak Amel yang ngomel mulu." Gerutu Nawa, dengan muka yang ditekuk.

"Umm.. Sorry, gara-gara gue lo jadi terbebani gini." ucap Aruna mengelus pundak Nawa

"Nggak papa, tapi gue senang akhirnya lo berangkat kerja lagi. Gue kira lo berhenti kerja, secara suami lo kan crazy rich."

Aruna menghela nafas, "Nggak lah, gue nggak mau hanya bergantung pada suami. Udah, masuk yuk." Ajak Aruna, Nawa mengangguk. Mereka pun masuk ke dalam Toko bersama.

* *

"Rumah sepi, semua orang kemana Bi." Tanya Oma saat keluar dari kamarnya.

"Tuan Besar sedang ada pertemuan diluar, kalau Tuan Muda berangkat kerja Nyonya."

"Lalu, Aruna mana ?"

"Nona Muda juga sepertinya berangkat kerja Nyonya."

"Kerja ? Memang Aruna kerja dimana Bi. Apa ikut kerja bersama Raka ?" Tanyanya memastikan

"Maaf Nyonya. Saya kurang tahu."

Oma Sita hanya mengangguk. Lalu ia mencari ponselnya, berfikir untuk menelfon putranya. Tetapi saat di telfon, Agung tidak mengangkat telfonnya. Ia pun akhirnya menelfon Raka.

[ Hallo Oma, ada apa ? ]

"Kalian ini bagaimana. Oma datang ke Indonesia bukannya menemani Oma di rumah malah sibuk semua. Nggak ada yang meluangkan waktunya untuk Oma."

[ Maaf Oma. Tapi hari ini memang Raka nggak bisa libur, ada meeting penting di kantor ]

"Kalau begitu, Aruna kemana. Kata bibi dia bekerja, kerja sama kah Raka ?"

[ Nggak. Dia kerja di toko kue ]

"Toko kue ? Toko kue dimana ?"

[ Toko kue dekat dengan panti asuhan yang sering Raka kunjungi bersama Mama dulu ]

Oma Sita mengangguk, "Ya sudah Oma tutup telfonnya dulu."

"Huh.. Dasar, nggak anak nggak bapak semuanya gila kerja." Gerutu Oma Sita, lalu memanggil supir pribadi di rumah.

"Parjo, siapakan mobil sekarang. Saya akan pergi keluar sekarang!"

* * *

1
Elisabeth Ratna Susanti
tinggalkan jejak 👍
Elisabeth Ratna Susanti
like plus subscribe 👍
run away.┲﹊
Wah! Gak sabar nunggu karyamu yang baru, Thor!
Noor.H.y: makasih kak.. sudah mampir di karyaku 😊
total 1 replies
Takagi Miho
Aku jadi pengen kesana lagi karena settingan tempatnya tergambar dengan sangat baik.
Noor.H.y: makasih kak.. sudah mampir 🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!