Juan memutuskan membeli rahim seorang wanita karena istrinya belum juga hamil. Tapi pada saat wanita itu hamil, ternyata Allah berkata lain dengan membuat istri Juan hamil juga.
Setelah mengetahui istrinya hamil, Juan pun lupa kepada benih yang saat ini sedang tumbuh di dalam perut Kamila. Dia mengacuhkan Kamila dan benih itu membuat Kamila marah dan berniat balas dendam kepada Juan dengan menukarkan anaknya dengan anak Raina pada saat dilahirkan nanti.
Akankah Juan dan Raina tahu, jika anak yang selama ini mereka besarkan bukan anak kandung mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 28 PPYD
Malam pun tiba...
Alesha sudah memakai gaun yang dibelikan oleh Mommynya. Malam ini dia dandan tipis-tipis saja tapi walaupun begitu, Alesha terlihat sangat cantik. "Sayang, apa kamu sudah siap!" seru Mommy Raina.
"Sudah Mom, sebentar lagi Alesha turun," sahut Alesha.
Raina pun menunggu Alesha di ruang tamu bersama Juan. Tidak lama kemudian, langkah kaki Alesha terdengar membuat Raina dan Juan menoleh ke arah tangga. Keduanya tersenyum kala melihat putri mereka berpenampilan cantik dengan gaun yang dibelikan oleh Raina.
"Ya, Allah kamu cantik sekali sayang," puji Mommy Raina.
"Ini 'kan berkat gaun yang Mommy belikan untuk Alesha," sahut Alesha.
"Kamu mirip sekali dengan Mommy kamu, Daddy jadi merasa punya istri dua," canda Daddy Juan.
"Ih, Daddy apaan sih," sahut Alesha.
"Ayo kita berangkat, kita sudah hampir telat," ajak Daddy Juan.
Alesha pun langsung mengaitkan tangannya ke lengan Juan membuat Juan dan Raina tersenyum. Mereka pun berangkat ke rumah sahabat Juan. "Dad, sebenarnya ada acara apa?" tanya Alesha disela-sela perjalanannya.
"Tidak ada apa-apa, kita hanya ingin bertamu saja ke rumah sahabat Daddy," sahut Daddy Juan.
Tidak membutuhkan waktu lama, mereka pun sampai di rumah sahabat Juan. Alesha kaget saat melihat rumah itu, dia masih ingat jika itu rumah Edgar soalnya waktu itu dia sempat dibawa ke rumah itu. "Kenapa sayang?" tanya Mommy Raina.
"Ini rumah Edgar 'kan?" seru Alesha.
"Loh, kok kamu tahu? apa kamu pernah ke rumah ini?" sekarang giliran Daddy Juan yang bertanya.
Alesha mengangguk pelan. Tiba-tiba dari depan pintu ada yang menyapa ketiganya.
"Kenapa kalian malah berdiri di sana!" seru Pak Handoko.
"Han." Juan berjalan menghampiri dan memeluk sahabatnya itu.
Raina menarik tangan Alesha lembut dan ikut menghampiri Tuan rumah. Raina berpelukan dengan istri Handoko, sedangkan Alesha hanya bisa tersenyum. Berbeda dengan Edgar yang terus memperhatikan Alesha dengan tatapan kagum.
"Kenalkan Din, ini putri aku yang sengaja ditukar itu," ucap Mommy Raina memperkenalkan Alesha.
"Apa kabar, Tante, Om." Alesha mencium punggung tangan kedua orang tua Edgar.
"Cantik sekali kamu, Nak," sahut Mama Dini.
"Kamu temannya Edgar 'kan?" tanya Papa Handoko.
"Iya, Om," sahut Alesha dengan senyumannya.
"Ayo masuk, gak enak masa ngobrol di luar," ucap Mama Dini.
Semuanya pun masuk, Alesha dan Edgar berjalan di belakang. "Kamu cantik banget malam ini," bisik Edgar.
Alesha yang malu langsung mencubit lengan Edgar membuat Edgar berteriak kencang. Para orang tua langsung menoleh mendengar teriakan Edgar. "Ada apa, Ed?" tanya Mama Dini.
"Ini Ma, anaknya Om Juan nyubit aku," adu Edgar.
"Ih, apaan sih." Alesha kali ini memukul pundak Edgar.
Kedua orang tua Edgar dan Alesha malah tertawa melihat interaksi kedua anak mereka. "Lebih baik sekarang kita makan dulu, mumpung masih panas kalau nanti keburu dingin," ajak Mama Dini.
Mereka pun semuanya makan malam bersama. Suasana malam itu sungguh sangat hangat, dengan diselingi canda tawa. "Oh ya, Ed. Katanya dulu Alesha pernah ke sini, kamu pernah ngajak putri Om ke sini?" tanya Daddy Juan.
Edgar menghentikan kegiatan makannya. "Iya, Om. Dulu, Alesha pingsan di kedai karena wanita itu sudah memaksa Alesha untuk terus bekerja sedangkan saat itu kondisi Alesha sedang demam. Dan akhirnya Alesha pingsan, karena aku gak tahu rumah Alesha makanya aku bawa Alesha ke sini tapi tenang saja, aku gak ngapa-ngapain Alesha kok Om, sumpah," sahut Edgar.
Juan dan Raina kembali sedih mendengar penjelasan Edgar, tapi Alesha menggenggam kedua tangan Juan dan Raina. "Jangan sedih, itu adalah masa lalu yang penting sekarang Alesha sudah bahagia hidup bersama kalian," ucap Alesha dengan senyumannya.
Raina mencium seluruh wajah Alesha. "Pokoknya mulai sekarang Mommy akan selalu membahagiakan kamu," ucap Mommy Raina.
"Wanita itu memang keterlaluan," geram Papa Handoko.
"Semuanya memang salah saya Han, kalau seandainya dulu saya lebih sabar mungkin tidak akan seperti ini jadinya," sahut Daddy Juan penuh sesal.
"Tapi Om beruntung mempunyai putri secantik Alesha. Om dan Tante tahu gak, setiap hari dia itu selalu bahagia dan ceria seperti tidak terjadi apa-apa. Hebat banget dia, bisa menyembunyikan kesakitan dan kesedihannya," puji Edgar.
Alesha tersenyum. Setelah selesai makan malam bersama, akhirnya mereka pun beralih ke ruang tamu dan obrolan berlanjut di sana.
"Juan, bagaimana dengan rencana kita?" tanya Papa Handoko.
"Entahlah, saya tidak akan memaksa anak saya terserah dia saja," sahut Daddy Juan.
Alesha dan Edgar mengerutkan keningnya. "Coba kita tanyakan saja kepada anak-anak," ucap Papa Handoko.
"Silakan, tanya saja," sahut Daddy Juan.
"Edgar, Alesha, sebenarnya tujuan kami melakukan pertemuan ini karena ada sesuatu yang mau kami sampaikan kepada kalian. Ini merupakan perjanjian yang dilakukan oleh saya dan Juan dari semenjak kita sama-sama masih bujangan dan merintis usaha sama-sama. Kita sempat membuat sebuah perjanjian, jika kita nanti menikah dan mempunyai anak maka kita akan menjodohkan anak-anak kita supaya hubungan kita semakin dekat dan tidak terpisahkan lagi, jadi Papa mau menjodohkan kamu dan Alesha, apa kamu bersedia?" seru Papa Handoko.
Edgar dan Alesha membelalakkan matanya. Mereka sangat terkejut dengan ucapan Handoko. "Tapi Pa, kita masih kecil malahan baru saja masuk SMA, masa kita harus menikah," ucap Edgar sedikit bingung.
"Alesha belum mau menikah Om, Alesha belum siap untuk menjadi seorang istri," timpal Alesha.
Orang tua Edgar dan orang tua Alesha saling pandang satu sama lain, lalu mereka tertawa membuat Edgar dan Alesha semakin bingung. "Siapa yang mau menikahkan kalian?" seru Mama Dini dengan tawanya.
"Lah, 'kan barusan Papa bilang mau menjodohkan Edgar sama Alesha? itu tandanya kalian mau menikahkan kita 'kan?" ucap Edgar.
"Nak, kita memang mau menjodohkan kalian tapi bukan berarti dinikahkan. Kita hanya ingin menunaikan nazar kita saja di waktu masih muda, tapi jika kalian tidak mau tidak apa-apa karena kita juga tidak mau memaksa dan kebahagiaan kalian tetap menjadi prioritas kita," ucap Daddy Juan.
"Edgar mau!" celetuk Edgar dengan semangat.
Alesha sampai melotot mendengar celetukan Edgar. Bahkan kedua orang tua mereka pun ikut kaget dengan ucapan Edgar yang tidak disangka-sangka itu. "Serius, kamu mau Nak?" tanya Mommy Raina meyakinkan.
"Serius, Tante," sahut Edgar mantap.
"Kalau kamu bagaimana, sayang?" tanya Mommy Raina.
"Alesha belum mau menikah," sahut Alesha pelan.
"Sayang, seperti yang Daddy kamu bilang kita mau menjodohkan kalian tapi bukan untuk menikahkan kalian. Kita tahu kalian itu masih sangat muda, kita ingin kalian selesaikan sekolah lalu kuliah dulu. Nah, jika nanti kalian sudah sama-sama dewasa maka kalian baru akan kami nikahkan," jelas Mommy Raina.
"Bagaimana sayang, kamu mau 'kan dijodohkan sama Edgar?" tanya Mama Dini.
Semua mata langsung menatap Alesha. Bahkan Edgar sudah berharap jika Alesha juga mau dijodohkan dengan dirinya. Alesha masih setiap menunduk, hingga beberapa saat kemudian Alesha mulai mengangkat kepalanya.
Alesha menatap satu persatu orang yang ada di sana. Dengan malu-malu Alesha mengangguk. "Alesha, mau," lirih Alesha.
Semua orang sangat bahagia dengan jawaban Alesha. Terlebih Edgar, yang ingin sekali bersorak bahagia tapi dia gengsi takut ditertawakan oleh semua orang. Maka dari itu dia memilih menahan kegembiraannya dan pura-pura bersikap cool.