Sebelum baca sebaiknya baca novel aku yang berjudul, Love You Kak Kenan. soalnya cerita ini ada kaitannya dengan cerita tersebut.
🕊️🕊️🕊️
Kevano Aiden Alaska, adalah seorang pemuda yang kejam dan apa yang ia inginkan harus di turuti. Ia mencintai seorang gadis yang bernama Vania Keyla Clarissta.
Vania adalah seorang gadis yang sangat baik, akibat kebaikannya orang di sekitanya memanfaatkannya dan selalu menjadi bahan bullying di sekolahnya. Ia sangat takut kepada Aiden dan membenci sosok Aiden.
Raiden Azra Alaska, Raiden merupakan adik dari Aiden dan sifatnya berbanding terbalik dengan Aiden, Raiden sangat ceria dan ramah, ia juga mencintai Vania tetapi dalam diam dan tidak berani mengungkapkan perasaannya.
kalau kalian suka, baca langsung ajalah.
ig: fj_kk17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitriishn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28. Berantem?
HAPPY HAPPY AJAAA ~~~~
Ini dia bab satu lagiii, keknya babnya ini agar bertele dikit tapi yodah lah baca yang enjoy ajaa, terimakasih dan selamat membaca.
🕊️🕊️🕊️
Raiden melangkahkan kakinya berjalan menuju belakang sekolah, di sana sudah ada Aiden yang berduduk santai di kursi lusuk dengan sebatang rokok di tanga-nya.
Aiden yang menyadari kedatangan Raiden tersenyum sinis, "gimana? Gue kasih pilihan deh! Mau ngalah atau masih mau ngelawan?" Tanya Aiden berbalik menatap Raiden yang juga menatapnya tajam.
"Lo kira gue selemah itu?" Tanya Raiden menatap tajam Aiden.
Aiden berdiri dari duduknya, ia mengepalkan kedua tangannya. "Lo siap?" Tanya Aiden.
Raiden ikut mengepalkan kedua tangannya, "selalu!" Seru Raiden bersemangat.
Keduanya saling memukul dan menghindar satu sama lain.
BRUK...
BRANG...
"Shitt." Seru Aiden saat Raiden berhasil menubruk dan memukulnya dengan kuat.
"Gimana? Masih mau melawan?" Tanya Raiden dengan sumbringan di bibirnya.
"Lumayan juga pukulan Lo." Ujar Aiden membersihkan luka di sudut bibirnya. "Tapi sayangnya gue gak selemah itu bajingan."
BRAK
BRRUKK
Aiden berhasil menumbangkan Raiden dengan dua kali tinjuan saja.
"Uhuk-uhuk." Raiden terbatuk dan mengeluarkan darah dari dalam mulutnya.
Raiden bangkit dari jatuhnya dan masih terus bertahan dalam pendiriannya.
BRAK
BRAK
KRIK
Terdengar suara tulang yang hampir patah dari tangan Raiden. Hampir saja Aiden tidak bisa mengontrol tangannya jika bukan karena suara bariton terdengar dari belakangnya.
"APA-APAAN INI?" Teriak seorang guru terkejut melihat aksi gila yang keduanya lakukan.
Guru tersebut pucat pasih melihat kondisi Raiden yang sangat memprihatinkan, tapi masih sanggup berdiri. "APA YANG KAMU LAKUKAN AIDEN? APAKAH KAMU SUDAH LUPA BAHWA RAIDEN ADEK KAMU HAH?" Teriak guru tersebut sangat murkah.
"Dia yang ngajak juga." Bela Aiden dan menatap remeh kepada Raiden yang tak berdaya.
Guru tersebut tidak bisa berucap apa-apa, "sekarang kalian ikut saya keruang BK!." Ujar guru itu.
Dengan penuh keterpaksaan Aiden dan juga Raiden mengikuti guru tersebut, "gue menang! Dan Lo harus mundur." Bisik Aiden dengan pelan.
"Gue belum sepenuhnya kalah! Ini tidak seberapa, setalah urusan kita dengan guru BK selesai, kita lanjut lagi!" Seru Raiden tidak mau terlihat lemah.
"Lo adek gue! Gue gak segila yang Lo bayangkan! Jangan sok kuat Raiden."
🕊️🕊️🕊️
Sekarang keduanya berada di ruang BK bersama dengan kedua orang tuanya, setalah luka keduanya di obati sekarang mereka harus di sidang.
"Kalian berdua ada perselisihan apa? Bunda gak pernah lihat kalian berantem seperti ini?" Tanya Caca dengan mata berkaca-kaca sedih melihat kondisi kedua putranya.
Keduanya diam menunduk tidak berani menatap Caca, mereka tidak mau melihat air mata Caca yang menetes hanya karena mereka berdua.
"Aiden? Apa yang kamu lakukan kepada adik kamu?" Tanya Kenan tajam menatap Aiden dengan tatapan intimidasi.
Tidak ada sahutan, jika berhadapan dengan kedua orangtuanya, mental keduanya langsung menciut.
BRAKK...
"BISU KALIAN GAK BISA JAWAB?" Tanya Kenan untuk pertama kalinya membentak mereka.
"M-aaf yah... Bund... K-ami salah." Ucap Raiden
"Saya gak butuh jawaban itu." Kesal Kenan.
"Kita berantem gara-gara Vania, siapa yang kalah akan dapat Vania." Ujar Aiden dengan lantang.
"Apa? Gara-gara satu perempuan kalian harus babak belur seperti ini?" Tanya Kenan tak habis pikir.
"Raiden yang usulin, ya aku serah terima aja."
Caca mengelus pelipisnya lelah. "Pak tolong panggilkan siswa yang bernama Vania sekarang juga." Seru Caca kepada guru BK yang hanya terdiam sedari tadi.
Guru tersebut mengangguk dan beranjak untuk memanggilkan Vania.
Tak butuh waktu yang lama Vania memasuki ruang BK itu dengan jantung yang berdebar kencang, matanya tertuju kepada Raiden dan juga Aiden.
"Jadi kamu Vania?" Tanya Caca menatap tidak asing kepada Vania.
Vania mengangguk gugup, menatap kedua orangtua itu. "I-ya Tante."
"Sekarang kamu harus pilih salah satu dari anak saya! Jangan gara-gara memperebutkan kamu mereka harus babak belur seperti ini." Ucap Caca.
Vania terdiam sejenak, ia juga terkejut mendengar hal demikian, dari tadi pagi hingga saat ini dia selalu disuruh untuk memilih, "a-ku gak bisa milih antara mereka Tante! Mereka aku anggap teman."
"Tapi kedua anak saya cinta sama kamu Vani, kamu harus tentuin sekarang saya gak mau anak saya berselisih hanya karena kamu."
Vania kembali terdiam, jujur saja dia sangat takut untuk berbicara langsung kepada Caca dan Kenan.
Vania mengingat perkataan hantu Alexa, "harus percaya diri! Kamu pasti bisa Vania." Ujar Vania.
"Tapi aku gak mencintai mereka! Dan itu pilihan yang susah untuk aku memilih sendiri tante! Aku juga gak mau berurusan dengan mereka aku capek selalu di paksa, aku berharap mereka menjauhiku, dan juga aku berharap mereka tidak menganggu apa yang aku lakukan."
Kenan dan Caca sama-sama menatap kedua putranya yang bengong mendengar ucapan Vania.
"Dengar kan kalian berdua?" Tanya Kenan.
Aiden dan Raiden masih terdiam mencerna semua apa yang dikatakannya oleh Vania.
"Mulai sekarang kalian harus belajar menjauhi Vania! Sudah terlalu banyak luka yang kalian berikan kepadanya." Ucap Caca sebagai nasehat.
"Itu sakit, tapi gue gak akan pernah bisa jauh dari Lo Vani." Batin Raiden.
"Gue udah janji sama diri gue, kalau harus mati gue rela mati asal Lo juga mati Vani." Batin Aiden.
🕊️🕊️🕊️
Hemmm sama-sama keras kepala sih... gimana nihhh Vania harus sama siapa? Aiden atau Raiden? kalau boleh komen yaa...
Tapii masa aku udah se-effort ini buat update dua bab gak di like sih? Like donggg sepupu, okee baybayy selamat malam dan selamat istirahat semua...
,, aku tunggu lanjutannya...
,, btw itu kevin kenapa? suka ya...
,, Aiden pingin aku lempar ke genteng nih, hih