Frans tak pernah menunjukkan perasaannya pada Anna, hingga di detik terakhir hidup Anna. Wanita itu baru tahu, kalau orang yang selama ini melindunginya adalah Frans, kakak iparnya, yang bahkan melompat ke dalam api untuk menyelamatkannya.
Anna menitihkan air mata darah, penyesalan yang begitu besar. Ferdi, pria yang dia cintai ternyata hanya memanfaatkannya untuk mendapatkan perusahaan ayahnya dan kekayaan keluarga Anna.
Kedua tak selamat, dari kobaran api kebakaran yang di rancang oleh Ferdi dan Gina, selingkuhannya yang juga sahabat Anna.
Namun, Anna mendapatkan kesempatan kedua. Dia hidup kembali, terbangun tiga tahun sebelum pernikahannya dengan Ferdi. Tepat di hari ulang tahunnya yang ke 20.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18. Adu Akting
"Anna" panggil Ferdi lagi dengan senyum penuh harap agar Anna mau bicara dengannya.
Sementara Anna masih melihat ke arah Frans, yang tampak menghindari tatapan Anna.
'Hem, tidak apa-apa Anna. Kamu tahu dia mencintaimu kan, mungkin saat ini memang dia illfeel, tapi kamu tidak boleh menyerah. Terakhir, dia mengorbankan nyawanya untukmu. Hanya di acuhkan begini? kenapa harus menyerah?' batin Anna yang berusaha menyemangati dirinya.
"Anna, jika kamu tidak mau bertemu dengannya, kakak akan mengusirnya!" kata Anton.
"Anton, tolong tunggu sebentar. Adikku sudah punya pekerjaan, dulu kalian tidak suka padanya karena dia pengangguran kan? sekarang dia sudah punya pekerjaan..."
Anna memerhatikan Frans, pria itu sedang menjelaskan pada Anton, sedang mencoba untuk membela Ferdi. Anna ingin bersedih, tapi dia tidak ingin menyerah begitu saja.
"Kakak, biarkan mereka masuk?" kata Anna pada Anton.
"Anna..." Anton terlihat tidak rela.
Anna menatap malas ke arah Ferdi. Anna berpikir, kalau membiarkan Ferdi pergi begitu saja, tentu saja ini akan terlalu mudah baginya. Setidaknya, dia harus membongkar dulu perselingkuhan Ferdi dengan Gina. Mengungkapkan kepada semua orang, kalau Gina saat ini sedang mengandung anak Ferdi. Dengan begitu, semua orang akan tahu, yang berkhianat itu siapa.
Kalau putus sekarang, bisa-bisa Anna yang dianggap berkhianat. Dia memutuskan Ferdi, dengan dalih hilang ingatan. Lalu mengejar Frans. Itu juga sangat tidak baik untuk Frans.
Anna merasa hal seperti itu bisa dia lakukan. Makanya, Anna pikir dia memang harus bermain baik dan manis di sini.
"Anna, aku tahu. Kamu pasti akan percaya padaku" Ferdi mendekati Anna.
Pria itu nyaris saja memegang tangan Anna, tapi Anna segera menghindar di belakang Anton.
"Aku tidak tahu siapa kamu! tapi aku membiarkan kamu masuk dan bicara, karena kamu datang dengan mas Frans!" ujar Anna.
Anton juga terus waspada menjaga adiknya di belakangnya. Dan jawaban itu sangat membuat Ferdi tidak puas. Apalagi, Anna mengatakan panggilan berbeda kepada Frans.
Ferdi sempat menoleh ke arah Frans, yang menunjukkan kalau dia terus menghindari tatapan Anna.
"Sejak kapan dia panggil kamu 'mas'?" bisik Ferdi pada kakaknya.
Frans memilih untuk tidak menjawab pertanyaan itu. Dan mengatakan hal lain.
"Aku sudah bantu kamu datang, cepat bicara dengan Anna. Aku masih ada shift malam" ujar Frans.
Ferdi mendengus pelan. Tapi, memang dia juga tahu, kalau kakaknya itu masih harus bekerja di shift malam.
"Anna, oke oke! biar aku coba ingatkan kembali siapa aku? aku adalah Ferdi, Ferdi Anggara, pria yang selama ini kamu sukai!" jelas Ferdi.
Anna masih diam, dia cenderung memperhatikan, tapi tidak serius mendengarkan.
Tatapan mata Anna juga tidak menunjukkan kalau dia pernah punya perasaan pada Ferdi. Ya, karena memang sudah tidak ada lagi itu perasaan pada pria yang saat ini bicara panjang lebar mengingatkan tentang masa lalu mereka itu.
Yang Anna ingat, hanya bagaimana Ferdi meracuninya, mengatakan dengan tanpa berdosa kalau dia telah membunuh ayah Anna, dan mengatakan kalau dia tidak pernah mencintai Anna. Bahkan sudah punya anak dengan Gina bernama Flo. Yang Anna ingat hanya kata-kata itu. Yang akan selalu membuat Anna semakin membenci Ferdi, dan membalas mereka sedikit demi sedikit sampai setimpal.
"Ferdi, hentikan! lihat Anna! dia sama sekali tidak ingat siapa kamu, meski kamu bicara panjang lebar seperti itu..."
Ferdi meraih tangan Anna. Awalnya Anna ingin menepisnya, tapi dia melaju Frans yang juga melihat ke arah tangan Anna itu dengan tatapan terkunci.
Anna pikir, Frans cemburu. Jadi, dia tidak menepis tangan Ferdi.
"Anna, ini sungguh aku kekasihmu. Beri aku kesempatan membuatmu ingat kembali. Atau kita bisa putar rekaman cctv di rumah sakit, aku yang telah menggendongmu saat kamu ke rumah sakit, saat kamu tenggelam Anna"
Ferdi mencoba menjelaskan. Anton sebenarnya sudah mencoba menahan amarahnya. Dia kesal sekali.
Tapi Anna, memang harus membaut Ferdi percaya kalau dia hilang ingatan terhadap Ferdi. Dia harus membongkar pengkhianatan pria itu sebelum benar-benar menghempaskannya.
Anna menarik tangannya kembali.
"Baiklah, aku akan memberimu kesempatan..."
"Anna" protes Anton tak senang.
"Iya, iya Anna. Beri aku kesempatan, ikut aku melihat rekaman cctv rumah sakit. Ayo!" ajak Ferdi dengan sangat bersemangat.
Dia dan Gina memang sudah mengatur semuanya. Memastikan kalau Anna akan kembali percaya padanya setelah melihat rekaman cctv rumah sakit.
Anna melihat ke arah kakaknya.
"Aku akan pergi dengan pak Ardi..."
"Aku ikut!" kata Anton.
Anna memegang tangan Anton.
"Aku akan baik-baik saja kakak" kata Anna dengan lembut, Anna mendekat ke arah samping kakaknya, "mas Frans, dia tidak akan membiarkan aku kenapa-napa" bisik Anna pada Anton.
Pandangan Anton segera tertuju pada Frans. Dia malah jadi khawatir, kenapa lepas dari belenggu Ferdi. Anna malah seperti sangat terobsesi pada Frans. Tapi memang sejak awal, Anton tidak punya konflik apapun dengan Frans. Pria itu terlihat baik di matanya. Hanya saja, karena memang dia adalah kakaknya Ferdi. Anton tetap saja was-was.
"Tapi Anna..."
"Aku tidak akan pulang terlambat!" kata Anna lagi meyakinkan Anton.
Anton menghela nafas kasar. Tapi, dia juga tidak pernah terlalu over protektif pada Anna. Dia tidak ingin adiknya merasa diintimidasi.
"Baiklah, hati-hati. Ada apapun, hubungi kakak!" kata Anton dan Anna segera mengangguk.
Ferdi terlihat sangat bersemangat. Bahkan dia mengikuti Anna menuju ke mobil Anna.
"Mau kemana?" tanya Anna santai.
"Ke mobil..."
"Kamu datang dengan kakakmu kan? kalau begitu pergi juga dengannya! tega sekali kamu biarkan dia naik motor sendirian?" tanya Anna.
Dan raut wajahnya itu loh, innocent sekali saat mengatakan semua itu. Membuat Ferdi hanya bisa mendengus pelan, supaya tak terdengar oleh Anna.
"Baik, baiklah. Aku akan mengikuti mobilmu bersama dengan kak Frans dari belakang" kata Ferdi.
Anna mengangguk.
"Oke!" katanya datar.
Anna segera masuk ke dalam mobilnya. Ferdi mengepalkan tangannya. Dia benar-benar tidak lagi melihat ada raut wajah khawatir dan cinta dari Anna di mata wanita itu. Dulu, Anna mana pernah membiarkan Ferdi baik motor. Anna akan sangat khawatir jika Ferdi sampai masuk angin atau kehujanan. Tapi sekarang, Anna yang memintanya membonceng pada Frans. Ferdi mulai merasa gelisah, dan cenderung merasa marah. Kenapa Anna bisa seperti itu.
***
Bersambung....
" hay sayang " 🤣🤣🤣