Sesosok mayat perempuan ditemukan di halaman belakang rumah kosong yang ada di depan rumahku.Mang Ujang yang biasa membersihkan rumah tersebut merasa ketakutan.
Berdasarkan hasil penyelidikan dari kepolisian ,sosok mayat wanita tersebut diperkirakan meninggal 7 hari yang lalu.Mayat tersebut hampir membusuk.
Namun ada kejanggalan di sana,terdapat bunga kamboja berguguran dan masih segar. Padahal tidak ada tumbuhan bunga kamboja di sekitarnya.
Siapa sebenarnya perempuan itu?Apa yang sudah terjadi sebelumnya? Bagaimana kasus ini dapat diselesaikan?
Yuk kita simak kelanjutan ceritanya!Semoga berkenan..
Cerita ini hanya fiktif belaka, apabila ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian dan alur cerita ,ini semua murni karangan author saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi Rinee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 28
"Maaf..sepertinya aku kurang nutrisi!" aku pun tersenyum pada Yola dan Bu lurah.Bu lurah yang sudah mengerti maksud ku langsung pergi meninggalkanku dan Yola di kamar. Sesaat kemudian beliau datang dengan membawa nampan berisi makanan. Aku kembali tersenyum.
Langsung saja aku menyantap makanan yang diberikan Bu lurah .Yola hanya memandangku dengan tatapan heran.
"Terima kasih ya nak Ana,berkat nak Ana ibu bisa kembali lagi berbicara dengan Farhan!"bu lurah kembali menangis.Yola yang mengetahuinya langsung membantu Bu lurah untuk duduk dan menenangkannya.
Tak berapa lama pak lurah datang bersama dengan mas Wirya dan Mas Jaka.
"Bagaimana dek,kamu sudah baikan ?"tanya mas Wirya mendekatiku dan duduk di sampingku. Kulihat tatapan tidak suka dari mas Jaka.
"Aku sudah baikan Mas, nggak papa kok!" jawabku.
Setelah aku baikan, mas Wirya pun mengajak untuk pamitan.Karena kami ingin mengantarkan kakek Samsul ke rumahnya. Semoga saja beliau ingat dengan apa yang terjadi sebenarnya.
Setelah pamitan dengan Pak lurah dan Bu lurah,kami pun bergegas menuju rumahnya Mbok Minah. Ternyata Pak lurah dan Bu lurah malah ingin ikut ke rumah mbok Minah dan juga beberapa pengurus desa yang belum sempat pulang.Akhirnya kami pun rombongan pergi ke rumah mbok Minah.
Kulihat tatapan mata mas Jaka semakin tidak suka karena melihatku digandeng oleh mas Wirya.Meskipun dia tidak bertanya,tapi sorot matanya menunjukkan ketidaksukaannya.Aku pun pura-pura tidak melihat dan berjalan biasa saja di samping Mas Wirya.
"Jauh ya dek ?"tanya Mas Wirya.
" Nggak kok mas,di depan situ.. deket! lagian kan rame-rame nggak akan terasa pegelnya.hehe.."candaku.Sebenarnya sih lumayan sekitar 200 meter.Namun karena orang-orang memilih berjalan kaki, kami pun gak enak jika harus naik mobil ke rumah Mbok Minah.Apalagi ada Pak lurah dan istrinya.
Sepuluh menit berjalan, kami pun tiba di rumah Mbok Minah.Aku melihat sekeliling mencari kakek Samsul .Ternyata kakek Samsul sudah berada di teras, dia mengamati semua rumah mbok Minah.
"Apa benar ini rumah kakek?" tanyaku pada kakek Samsul dan tentu saja membuat semua yang ada di sana memandangku heran.Namun tidak dengan Mas Wirya dan Mas Jaka yang notabene juga bisa melihat keberadaan kakek Samsul.
Kakek Samsul masih mengamati rumah Mbok Minah dalam diam.Entah ingat atau memang lupa akhirnya kakek Samsul masuk ke dalam rumah.Rahma yang dipercaya menjaga rumah mbok Minah dan membersihkannya akhirnya membukakan pintu agar kami bisa masuk ke dalam.
Aku masih mencari keberadaan kakek Samsul.Hingga terdengar suara tangisan dari dalam kamar mbok Minah.Akupun segera masuk ke sana.
"Kakek Samsul Kenapa?" tanyaku langsung duduk di dekat Kakek Samsul yang sudah duduk di ranjang Mbok Minah sambil memeluk foto pernikahan mereka dulu.
"Ini foto istri kakek nak Ana, kakek sudah ingat sekarang!lalu di mana dia? Kakek ingin bertemu!" kata kakek Samsul dalam isak tangisnya.
Aku pun menceritakan kronologi kejadian yang menimpa Mbok Minah sebelum beliau meninggal dunia.Kakek Samsul semakin menangis mendengar ceritaku tentang istrinya.
"Aku akan menemuinya!"kata kakek Samsul yang tiba-tiba menghilang dan menjatuhkan bingkai foto yang tadi di peluknya.
Prang..
Seketika Mas Wirya datang menghampiriku di susul Mas jaka di belakangnya dan juga Pak lurah dan orang-orang yang tadi ikut ke sini.
"Ada apa dek?" tanya Mas Wirya panik.
"Tidak ada Mas.. tadi kakek Samsul tiba-tiba menghilang dan menjatuhkan foto pernikahannya!" jawabku sambil berjongkok memunguti pecahan kaca dari bingkai foto yang jatuh tersebut.
"Sudah ..biar aku saja !"kata mas Wirya, kemudian memintaku untuk menyingkir dari pecahan kaca.Dia pun melanjutkan memungut pecahan kaca tersebut.
Kulihat tatapan Mas jaka heran,dia hanya berdiri di depan pintu tanpa berkata apapun.
Akupun tersenyum padanya tanpa mendapat balasan dari Mas Jaka.
Setelah Mas Wirya menyelesaikan membersihkan pecahan kaca ,kami pun kembali ke ruang tamu di mana semua orang sedang berkumpul di sana.
" Memangnya ada apa nak Ana?"tanya Pak lurah penasaran.
"Tidak ada apa apa pak lurah, itu tadi kakek Samsul yang tiba-tiba menghilang sehingga menjatuhkan bingkai foto yang dipegangnya.Mungkin sekarang beliau ada di makam istrinya!" jawab ku.
Beberapa warga yang ikut berkunjung ke rumah Mbok Minah, akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing dulu. Kini hanya tinggal aku, Mas Wirya, Mas jaka, Pak lurah dan istrinya juga Pak RW. Mas Yongki dan Yola Aku tidak tahu keberadaannya.
"Mas Yongki dan Yola ke mana Mas?" tanyaku kepada mas Wirya yang sedang ngobrol bersama Pak lurah di teras.
"Tadi sih sepertinya mereka tidak ikut dan tinggal di rumah Pak lurah,atau mungkin jalan-jalan keliling kampung!" jelas mas Wirya.
Aku pun kembali ke dalam menemani bu lurah dan juga Rahma.Saat asyik mengobrol dengan Bu lurah dan Rahma,aku mendengar ada suara orang bercakap-cakap di dalam kamar Mbok Minah.Bukannya ingin menguping, aku pun segera berlari menuju kamar Mbok Minah yang pintunya tidak tertutup dan kulihat di dalam sudah ada kakek Samsul dan Mbok Minah yang sedang berbincang. Mereka pun menatapku saat melihat aku berdiri di depan pintu.
"Masuk sini nak Ana !"Mbok Minah pun memintaku untuk masuk ke dalam kamar beliau.
"Terima kasih ya nak Ana, kamu sudah mengantar kakek Samsul pulang! Mbok senang sekali." mbok Minah pun tersenyum padaku.Aku pun membalasnya dengan senyum.Mbok Minah sangat cantik sekali, bahkan berbeda dengan saat aku bertemu terakhir kali dulu.
"Apa kakek Samsul ingat sesuatu?" tanyaku kepada kakek Samsul.
"Iya.. kakek sudah ingat semuanya.Saat itu kakek sedang membangun perumahan di daerah tempat tinggal nak Ana, tepatnya di gang sebelah.Persis di belakang rumah nak Ana." cerita kakek Samsul.
Aku pun ingat, memang benar di belakang rumahku adalah komplek perumahan.Berarti selama beberapa tahun yang lalu, kakek Samsul juga ikut membangun perumahan tersebut.
"Lalu apa yang terjadi kek?"tanya ku penasaran.
Kakek Samsul pun menceritakan kejadian yang sebenarnya.Bahwasanya waktu itu kakek Samsul mengalami kecelakaan jatuh dari lantai dua perumahan .Namun begitu sadar, beliau sudah ada di atas pohon mangga tetanggaku.
Dan kakek Samsul pun bermimpi,setelah dia terjatuh dia melihat kepalanya bercucuran darah namun oleh pekerja lainnya bukannya di tolong melainkan tubuh kakek Samsul justru dimasukkan ke dalam lubang galian di bawah rumah tersebut.Karena kakek Samsul mengira itu hanya sebuah mimpi ,maka kakek Samsul pun mengabaikan mimpinya itu. Namun kakek Samsul masih ingat dengan jelas di mana tubuhnya itu ditimbun.
"Kalau begitu kakek ikut kami lagi ke kota, untuk mencari tubuh kakek Samsul agar bisa dikebumikan dengan selayaknya."