Istri Titipan

Bang Harra berlari keluar tapi Bang Eijaz menghadang. Sempat terjadi baku hantam yang sengit di antara mereka.

"Jangan bicara disini, Har..!!! Tak malu, kau??????" Tegur Bang Eijaz. "Kau juga Pande.. Ikut Abang..!!!!!"

...

Bang Eijaz mendudukan kedua pria di hadapannya, tatapannya berang tapi kemudian satu tamparan keras mendarat masing-masing di pipi Bang Harra dan Bang Pande.

Jemari Bang Pande mengepal. Lirikannya terus tertuju pada dua sosok yang begitu mirip. Perasaannya begitu campur aduk berantakan.

Di sisi yang sama, mata Bang Harra sudah basah membendung air mata. Ada rasa sakit tak terkira dalam hatinya.

"Kalian mempermainkan saya." Tatapan mata Bang Harra membidik penuh amarah kemudian pandangnya beralih pada sisi yang lain.

"Sekarang kalian melihat dua orang yang sama persis di depan mata. Jika memang perasaan kalian tulus, tentu kalian tau siapa wanita di hadapan kalian ini..!!"

Bang Harley dan Bang Heldar ternganga, pasalnya mereka baru tau bahwa Om Decky memiliki putri kembar.

Bang Pande tak ambil pusing, ia langsung berdiri dan mendekati kedua wanita tapi Bang Harra menunjuk pada satu arah, yang tadi datang bersama Bang Eijaz dan sedari tadi hanya diam.

"Jangan dekati Gita, jangan menyentuhnya sedikitpun..!!" Ucap Bang Harra. "Kalau kau merasa menjadi istri Letnan Harra, kembalilah tanpa rasa takut. Saya tau betul kau sedang hamil meskipun kau sembunyikan saat ini."

Seketika wanita yang memakai rok sebatas lutut dengan kemeja berwarna baby blue itu mendekat kemudian berlutut di hadapan Bang Harra.

Bang Harra pun menengadah menahan rasa sesak dan sakit dalam dada. Air matanya menetes tapi dirinya berusaha tegar.

"Pikiran kau tersangkut di pagar??? Apa begini caranya hidup??? Kau tak pernah hubungi Abang????? Abang bisa mati kesal karena ulah kau yang tak masuk akal ini. Mau bagaimana lagi kau siksa batin Abang???????" Nada keras Bang Harra membuat Gita menghambur memeluknya.

"Apa yang sebenarnya terjadi???? Kenapa sampai ada kejadian seperti ini??" Tanya Bang Pande sembari menangkupkan kedua tangannya pada pipi wanita yang ia yakini adalah Ghia.

"Awal masalah ini, tidak sederhana." Kata Bang Eijaz kemudian.

:

Bang Eijaz menceritakan awal mula dirinya membawa Gita yang sedang koma karena Bu Jujum mengancam akan membawanya. Sepeninggal putranya, membuat ibu Jujum nekat dan kehilangan akal, disatu sisi kemarahan dan emosi Bang Harra membuatnya tidak tenang. Bang Eijaz mengira sahabatnya itu hanya mementingkan emosi daripada menjaga Gita, tak terkecuali dengan Bang Harley yang malah berpisah dari Ciara.

Papa Decky tidak pernah tau masalah ini. Beliau sampai terkena serangan jantung saat tau Gita hilang bahkan Oppung pun juga sampai masuk rumah sakit.

Sebenarnya hanya satu minggu Gita sudah sadar dari pingsannya, namun kemudian Gita tersadar dan mengalami kecelakaan saat melarikan diri hingga membuatnya hilang ingatan.

Kurang lebih satu tahun lebih Gita mengalami hilang ingatan, dan Ghia kembali ke Indonesia. Di saat itu Ghia sudah menjalin hubungan dengan Bang Pande hingga terbitlah ide tersebut saat Gita sudah sadar sepenuhnya akan jati dirinya.

"Sekarang Abang balik bertanya padamu, Ghia. Harra dan Pande ribut karena kau mengaku hamil. Ada penjelasan terkait ucapanmu itu???" Tanya Bang Eijaz lalu pandangannya beralih pada Gita. "Ada yang kau tutupi dari Abang???"

Bang Pande langsung menghadap Abangnya, sekejab dirinya melirik Bang Harra. Ia mencegah agar Bang Eijaz tidak menyakiti Ghia.

Bang Harra memang masih geram dengan semua kejadian ini, tapi dirinya berusaha untuk tenang.

"Kau hamil berapa bulan?" Tanya Bang Harra pada Ghia.

"Dua bulan." Jawab Ghia ragu.

Bang Harra pun sedikit menarik kemeja Gita dan menatap kedua bola matanya. "Jadi???????? Kau hamil dengan b******n yang mana??????"

Gita memalingkan wajahnya, enggan untuk balik menatap mata Bang Harra.

Karena pikiran dan perasaannya terlalu sesak, Bang Harra sampai mengangkat tangannya. "B******n yang mana???? Abang tampar juga kau yaa..!!!!!!!"

Bang Eijaz sempat bereaksi tapi Bang Harley menghadangnya. Sapaan itu jelas menunjukan bahwa Bang Harra sudah menyadari dan paham tentang keadaan.

Gita langsung memeluk Bang Harra dengan tangisnya.

"Apa ini??? Abang tak mau begini.. Abang tak paham dengan siapa Abang menghabiskan malam." Omel Bang Harra sambil melepaskan pelukan Gita meskipun tidak ada 'tenaga' untuk menolaknya.

Lagi-lagi Bang Eijaz bereaksi dan sekali lagi Bang Harley menghadang sampai harus menghantam keras bahunya. "Kau diam, biar Harra selesaikan masalahnya. Kau sudah terlalu banyak ikut campur, mereka tersiksa."

Bang Eijaz memercing menahan sakit tapi ia tidak tega adiknya terus menerus menerima arahan dari Bang Harra.

"Gita.. Itu Gitaa..!!"

"Nggak, istri Abang tidak pakai pakaian sembarangan di luar. Abang tidak pernah mengajarkan istri untuk buka aurat di muka umum."

"Baang.. Gitaaa.....!!!!" Jerit Gita.

"Apaa??? Kalau kau memang Gita seharusnya kau tau apa yang tidak Abang sukai. Kalau kau memang Gita seharusnya kau tau itu dosa."

"Kalau dosa, kenapa Abang tetap mau masuk ke kamar, padahal Gita memakai nama Ghia??"

"Karena Abang tau itu kau, Gita. Abang membawamu ke dalam hotel karena Abang ingin memastikan bahwa benar yang akan Abang sentuh adalah istri Abang. Hanya Abang yang tau darimana keyakinan itu berasal." Jawab tegas Bang Harra. "Sekarang apalagi???? Macam mana lagi kau siksa Abang???? Abang sudah tidak kuat, Gitaaaaa..!!"

"Gita hanya rindu."

Tangis Bang Harra pun pecah, barulah ia membalas pelukan Gita, erat.. sangat erat hingga kemudian menghujani Gita dengan banyak ciuman.

"Rindumu sempat tertahan, bagaimana dengan Abang.. Tak tahan Abang rasa, dek."

.

.

.

.