KULTIVATOR DI DUNIA BARU

Iblis yang dikatakan oleh Melina merupakan sosok Demon, memiliki tubuh manusia serta tatto di wajahnya berupa sebuah angka 7.

Akhir akhir ini dunia dihebohkan dengan munculnya Demon atau iblis ke dunia manusia. Peperangan iblis melawan ras binatang masih bisa diatasi oleh para petualang serta raja ras hewan.

"Perjalan ke benua Florin memakan waktu 3 bulan, kenapa kamu bisa ke benua ini?" Tanya Azel kepada Melina.

Melina menjelaskan bahwa peperangan itu cukup teratasi karena manusia dari benua Arcana membantu ke benua iblis menyerang para iblis tersebut.

Peperangan itu cukup terstruktur, dan Melina menjelaskan bahwa peperangan ini tidak ada henti hentinya karena munculnya monster tulang dan mayat mati yang tidak ada habis habisnya.

Melina berniat untuk kabur dari benua iblis ke benua Florin karena melihat benua Florin lebih aman dan jauh dari bahaya. Akan tetapi ketika Melina menjadi petualang di benua Florin, tiba tiba mendengar kabar bahwa ada raja iblis yang terlahir.

Melina juga menyaksikan langit yang menjadi gelap serta petir bergemuruh di pusat kastil raja iblis atau kastil Lin Chen.

Melina menceritakan bahwa ketika bergabung di aliansi Kerajaan Florin, tubuhnya tidak bisa bergerak dan hilang ingatan setelahnya. Lalu setelah itu, mereka diperintahkan untuk meninggalkan kastil raja iblis atau kastil Lin Chen.

Serangan kedua kalinya yang diikuti oleh raja, Melina melihat bahwa sosok anak kecil adalah raja iblis, diam diam kabur dari peperangan.

Ketika Melina kabur, matanya meyaksikan bahwa Lin Chen sosok menakutkan seperti iblis bahkan memukuli raja Florin.

Sejak saat itu Melina pergi meninggalkan aliansi dan kabur diam diam menggunakan skill kekuatannya yang dapat menghilangkan keberadaan.

Melina menjelaskan ketika menjelang 6 bulan terasa damai, muncullah iblis bertatto angka 9 membawa pasukan menyerang kerajaan Florin.

Peperangan itu berlangnsung selama 3 hari, disaat detik detik raja Florin melawan iblis Tartaros tiba tiba muncullah sosok dewa cahaya yaitu Leon serta raja iblis Lin Chen dan Azel.

Melina yang belum mengetahui bahwa Lin Chen adalah bukan iblis pun tetap kabur lagi menjauh. Selang setelah peperangan itu dimenangkan oleh kerajaan Florin. Melina melihat di panggung kehormatan secara diam diam, Lin Chen adalah sosok pahlawan. Itu sangat membingungkan.

"Kenapa.."

"Kenapa raja iblis bersekutu dengan kerajaan Florin, jangan jangan.. ini semua rencana raja Florin..!"

Melina diam diam mulai kabur dan tidak pernah berbicara dengan siapapun, karena menurutnya bahwa tidak ada yang bisa dipercayai di benua Florin karena semuanya bersekutu dengan iblis.

Kini Melina berlari cukup jauh dari kerajaan Florin memasuki hutan yang cukup dalam.

Namun tiba tiba setelah Melina istirahat sejenak, muncul Lin Chen tepat didepan matanya, dari situlah Melina pingsan dan begitu syok karena sosok raja iblis didepannya muncul secara tiba tiba.

Mendengar cerita tersebut membuat Azel tertawa dan tersenyum karena Melina begitu polos berada di dunia luar dan tidak mencari tau informasi terlebih dahulu.

"Kamu selama ini berburuk sangka dan salah paham terhadap kami, kami bukan iblis," Azel menceritakan cerita yang sebenarnya kepada Melina, hingga malam itu mereka berbicara panjang cerita bersama hingga tidur terlelap.

Lin Chen melihat mereka tertidur tersenyum, kemudian memasang array pelindung agar tidak ada seorang pun dapat mengetahui keberadaannya.

Keesokan harinya, Lin Chen bangun kemudian mengeluarkan sebuah roti yang masih panas seperti sudah di panggang dari cincin penyimpanannya.

Mencium aroma yang harum dan enak, Azel terbangun dengan Melina.

"Ugh.. wanginya.. bau roti panggang.." Melina bangun mengusap matanya serta mencium aroma roti yang harum dan enak.

"Um.. tuan? Anda mendapatkan roti darimana?" Azel melihat ada roti didepannya terletak di atas meja kecil.

"Kemarilah kita sarapan bersama," ucap Lin Chen sambil mengunyah roti yang masih hangat.

"Baik tuan, Melina ayo kita ke sana," Azel mengajak Melina yang menundukkan kepalanya karena masih ragu ragu dengan Lin Chen.

"Tidak apa apa.." Azel tersenyum kepada Melina meyakinkan Melina bahwa Lin Chen bukan orang jahat dan bukan iblis.

"Ba..baik.." Melina mulai mendekat bersama Azel menuju ke tempat Lin Chen untuk sarapan bersama.

Lin Chen memberikan kepada mereka roti yang besar dan hangat serta begitu enak. Sebenarnya itu roti pemberian dari toko roti terbaik kerajaan Florin, karena memasukkannya ke dalam cincin penyimpanan, waktu didalam cincin terhenti dan seperti ruang hampa tanpa unsur waktu. Itulah membuat roti tersebut tidak pernah dingin dan menjadi basi.

Pagi itu pun mereka sarapan dengan roti enak serta susu hangat dari Lin Chen. Melina yang awalnya ragu kepada Lin Chen perlahan lahan mulai membiasakan dirinya dan tidak takut lagi kepada Lin Chen.

Melihat Lin Chen berbicara, memang watak Lin Chen seperti itu tapi sebenarnya Lin Chen adalah sosok yang lembut.

"Baiklah! Sekarang persiapan sudah lengkap! Ayo kita berjalan menuju ke pelabuhan!" Lin Chen yang tidak sabar lagi memulai petualangannya pun berjalan bersama Azel serta Melina.

Di dalam perjalanan Azel bingung kepada Lin Chen dan ingin bertanya tapi ragu ragu bertanya kepad lin Chen.

Lin Chen melihat Azel seperti ingin menanyakan sesuatu pun angkat bicara agar dapat mengetahui apa yang ingin disampaikan oleh Azel.

"Azel, sepertinya kamu gelisah dan ingin menanyakan sesuatu kepadaku?" Ucap Lin Chen membuat ekspresi Azel terkejut karena Lin Chen mampu melihat Azel yang ingin menanyakan sesuatu.

"Anu tuan, kenapa kita berjalan seperti ini? Perjalanan santai seperti ini memakan waktu yang lama.." Azel bertanya kepada Lin Chen karena ketika berada di kastil Lin Chen. Waktu datang ksatria kerajaan Florin meminta bantuan.

Lin Chen meminta mereka beristirahat, kemudian keesokan harinya, Lin Chen membawa mereka semua terbang menggunakan energi qi nya melayang dengan cepat melesat ke kerajaan Florin.

Dimana jika perjalanan darat memakan waktu sekitar 3 hari, ketika terbang hanya beberapa menit saja sampai ke kerajaan Florin.

"Hm? Aku ingin menikmati perjalanan, suatu yang instan itu membosankan.." ucap Lin Chen tersenyum ke arah Azel.

Yah Azel tidak bisa membantah perkataan Lin Chen karena memang betul ketika berpetualang seharusnya menikmati perjalanan daripada melewatinya dengan instan.

"Karena aku ingin merasakan tempatku berjalan dan menikmatinya, itu sepertinya terlihat seru," Lin Chen mulai mengingat ketika dirinya di dunia kultivator dahulu kala, masih manusia biasa berjuang mati matian menjadi kultivator sejati dan meningkatkan kekuatannya hingga terkuat.

Sekarang dunia ini berbeda, Lin Chen ingin melihat dan merasakan perbedaan dunia ini dengan dunia kultivator.

"Terkadang, berjalan seperti ini bisa menambah pengalaman," ucap Lin Chen menatap langit yang cerah sambil tersenyum.

Azel yang melihat itu pun tersenyum karena Lin Chen adalah tuan yang bijak dan begitu luar biasa.