My Duda Favorit

Tut..Tut..Tut..

" assalamualaikum amirah sayang" jawab stev di seberang telpon sana.

" waalaikum salam ayah, ayah apa kabar" tanya Mirah.

" baik nak bagaimana dengan putri ayah yang cantik ini"

"Mirah baik ayah"

" tumben nih menelpon ayah apakah kakak sedang rindu dengan ayah yah"goda Stev sambil pura pura berpikir.

" tentu saja Mirah rindu dengan ayah dan umi juga, ayah Mirah ingin mengatakan sesuatu" ucap Mirah serius.

" apa sayang katakanlah" tanya stev penasaran.

Mirah menarik nafasnya lalu membuangnya.

" mmm..ayah ada yang melamar Mirah" ucap Mirah dengan malu malu.

" WHAT...." ucap seluruh keluarga, pasalnya semua keluarga Smith sedang berkumpul di ruang tengah kecuali si bungsu Alfiansyah yang sudah pulang ke Paris untuk melanjutkan studinya bahkan adiknya yang nomor dua yang sudah menikah mendahului terdengar suaranya di telepon.

" bagaimana bisa.." tanya adiknya cengo yang perempuan yang bernama Asirah.

" yah bisalah" jawab Alvaro.

"hahahaha" tawa sang ayah membuat Mirah setengah mati menahan malu padahal dirinya sedang beda negara.

"ayah apakah kalian semua sedang berkumpul"

" yah sayang ini adikmu Alvaro dan istrinya sedang berkunjung"

" jadi siapa pria yang sedang melamar kakak yang tersayang di keluarga Smith ini" goda Alvaro kepada Mirah. Maryam dan istrinya Khadijah hanya tersenyum.

" ada dia seorang pria yang hebat"jawab Mirah dengan tersenyum senyum.

" aduh kak Mirah sudah jatuh cinta hahhaha" ledek Asirah.

" dia pasti sedang membayangkan prianya hahahh..aduh" timbal Alvaro lalu Khadijah pun mencubit lengan suaminya yang menggoda kakak iparnya.

kapan lagi mereka bisa menggoda Mirah seperti ini pasti anak itu malunya setengah mati dan hal itu benar hahah..

"Mirah dengarkan umi yah jika pria itu memang ingin melamar mu jika memang ia sungguh sungguh suruh temui umi dan ayah mu nak " bijak Maryam.

" itulah umi.. kapan umi dan ayah ada waktu maksudku biar dia bisa datang ke rumah katanya"jelas mirah

" sekarang juga bisa kalau dia mau" ucap stev dengan terkekeh.

"baik ayah bakal Mirah sampaikan sekarang juga kalau ayah bisa.." canda Mirah.

" tidak apa apa,ayah akan menunggu benarkah umi"

" Iyah... katakanlah nak jika pun besok umi dan ayah siap bertamu" timbal Maryam.

" baik umi...jangan lupa di jaga kesehatan umi yah, maaf sudah merepotkan umi dan ayah"

" tidak nak jangan katakan seperti itu bagi kami kakak tetap putri kecil ayah dan umi"

" umi... terimakasih telah sabar dengan Mirah umi" ucap Mirah dengan menangis.

" ihhh... masih nangis padahal mau dilamar" ledek Asirah.

" sudah yah nak jangan lupa kesehatan nya di jaga sholat nya" Maryam mengingat kan putri sulungnya.

" baik umi assalamu'alaikum"

" waalaikum salam" Mirah pun mematikan sambungan teleponnya.

stev dan Maryam bersyukur seperti nya putri sulung mereka telah membuka hati stelah kejadian hari itu.

bahkan Maryam sudah tidak sabar melihat bagaimana pria yang telah membuat Mirah seketika jatuh cinta.

kembali lagi dengan Mirah langsung menghubungi Adam dan ingin bertemu besok membahas tentang lamaran itu dan ingin mengatakan sesuatu hal yang sangat penting.

******

"selamat datang nyonya mari ikut dengan saya" ucap sang waiter menyambut Mirah dengan ramah.

sang waiter menuntun Mirah ke sebuah ruangan VIP dan Adam tersenyum melihat ke datangan Mirah.

" terimakasih" ucap Mirah kepada waiter nya sang sudah mempersilahkan dirinya duduk.