Menceritakan seorang gadis cantik, pemberani dan terkenal periang yang ber usia 17 tahun, namun ia di paksa harus segera menikah oleh Ibu sambung nya.
Dia adalah Naura Adeeva. Gadis yang di jadikan jaminan hutang oleh Ibu sambung nya yang senang berpoya-poya dan berjiwa sosialita.
Ayah Naura meninggal dunia beberapa tahun yang lalu karena penyakit yang di derita nya, sedangkan Ibu nya sudah lama meninggal dunia pasca melahirkan diri nya.
Untuk menghindari pernikahan nya.
Naura memilih kabur dari rumah dan memilih hidup sendiri di sebuah kosan kecil yang berada sangat jauh dari rumah nya, yang di sewa oleh kekasih nya.
Setelah ia kabur dari rumah ia merasakan hidup tenang, namun itu tidak berselang lama, karena nasib yang di rasa sial oleh nya mengahampiri ketika ia terperangkap dalam sebuah kesalah pahaman sehingga memaksa nya untuk menikah dengan CEO tampan berusia 25 tahun dan menyandang status duda.
Bagaimana kelanjutan rumah tangga berbeda usia ini ya? Yuk ikuti kisah nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mearies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28
"Siapa sayang?" tanya Reno kepada Naura yang masih enggan untuk menjawab telepon masuk itu.
"Ini Kakak tiri aku, tumben-tumbenan dia nelepon," ujar Naura.
"Angkat aja coba," ucap Reno, yang langsung turun dari ranjang dan berjalan memasuki kamar mandi.
Naura kini menjawab telepon masuk yang berasal dari Viona, dan Naura heran kenapa sekarang Kakak tiri nya itu tiba-tiba saja menghubungi nya setelah sekian lama.
"Hallo," seru Naura kepada Viona.
"Naura, gue minta duit," ucap Viona tanpa berbasa-basi.
"Lo apaan sih, emang nya gue ATM berjalan lo."
"Lo gak usah pelit. Sekarang gue tau, kalau lo udah nikah sama orang tajir, jadi apa susah nya buat lo ngasih duit ke gue," ujar Viona dari seberang sana.
"Oke, bagus lah kalau lo tau," balas santai Naura yang langsung mematikan sambungan telepon nya.
"Apa kata nya, sayang?" tanya Reno yang baru saja kembali dari kamar mandi.
"Dia minta uang, dia pikir aku ini ATM berjalan, apa," ucap Naura dengan kesal.
"Yaudah, kenapa gak di kasih aja," ujar Reno.
"Gak, nanti dia bakal tambah ngelunjak. Lagian dulu mereka jahat sama aku, aku masih kesel," terang Naura.
"Yaudah, iya. Kita tidur yuk, ini udah malem," tutur Reno.
"Om, besok kita jalan-jalan yuk, tapi ajak Om Gilang," ucap Naura.
"Loh, kenapa kamu mau ngajak dia?" tanya Reno.
"Ya aku mau kita double date gitu." terang Naura.
"Gilang kan gak punya pasangan, sayang," ucap Reno dengan lembut.
"Kan Windy ada, jadi mereka ada partner nya. Siapa tau juga, nanti mereka bisa beneran berjodoh."
"Oh iya, ya. Yaudah, besok aku kasih tau Gilang. Sekarang kita tidur," ucap Reno.
"Peluk," rengek Naura, yang membuat Reno langsung memeluk istri kecil nya. Karena Naura memang selalu meminta di peluk sang suami, sebelum ia tidur.
***
Di pagi hari nya, Windy terbangun dari tidur pulas nya, dan ia melihat ke samping, lalu ke bawah mencari-cari keberadaan sahabat nya.
"Naura, mana, sih. Apa dia udah bangun ya," ujar Windy sembari mengucek-ngucek mata nya, di atas ranjang.
Tak berselang lama, kini Naura memasuki kamar nya. Dan ia melihat sahabatnya itu sudah terbangun.
"Gue pikir lo belum bangun," ucap Naura yang kini ikut naik ke atas ranjang.
"Tumben pagi-pagi gini lo udah mandi," ujar Windy yang melihat Naura masih menggulungkan handuk di kepala nya, karena rambut nya masih basah. Dan Naura memang ke kamar, berniat untuk mengambil pengering rambut.
"Tumben gimana, orang gue suka mandi pagi-pagi kok," sambung Naura.
"Ah, enggak. Dulu lo paling anti mandi pagi, apalagi kalau gak mau kemana-mana."
"Itu kan dulu, terus emang hari ini kita mau pergi kok," ujar Naura.
"Kita? Pergi kemana?" tanya Windy.
"Iya, kita. Gue, Om Reno, lo, sama Om Gilang," terang Naura.
"Om Gilang, siapa lagi tuh. Lo banyak kenalan om-om nya deh."
"Om Gilang tuh Asisten nya Om Reno," tutur Naura.
"Gimana, ganteng gak? ganteng gak?" tanya Windy penasaran.
"Iya ganteng. Kalau lo liat, gue jamin lo bakal jatuh cinta deh sama tuh Om Gilang," ujar Naura.
"Gapapa deh gue gak dapet Om Reno, dapet asisten nya juga, gue ridho kok," ucap Windy dengan centil.
"Yaudah, lo cepetan mandi sana. Terus lo pake baju gue aja. Tenang, baju nya masih baru kok," ucap Naura.
"Yaudah deh, tapi awas aja kalau lo ninggalin," ucap Windy yang langsung turun dari ranjang, lalu berlari kecil memasuki kamar mandi.
Kini Naura, Reno, dan Windy sudah berada di dalam mobil, dan Reno yang membawa kemudi, Naura duduk di jok depan, dan Windy duduk di jok belakang.
Mereka kini akan menjemput Gilang terlebih dahulu, karena mobil Gilang sedang berada di bengkel.
Setelah hampir 20 menit menyusuri jalanan kota. Kini Naura, Reno, dan juga Windy, mereka sudah tiba di depan Apartement Gilang.
"Hallo, Lang. Ini gue udah di depan Apartement," ucap Reno ketika ia telah tersambung via telepon dengan Gilang.
"Iya Bos, ini gue lagi jalan keluar kok," balas Gilang dari seberang sana, lalu Reno pun langsung memutuskan sambungan telepon nya.
Setelah 5 menit lama nya menunggu. Kini terlihat Gilang berjalan menghampiri mobil, sahabat sekaligus atasan nya itu.
"Apa itu yang nama nya Om Gilang?" tanya Windy.
"Iya itu," jawab Naura yang membuat Windy langsung menganga.
"Oh, my God, ternyata gak kalah tampan nya sama Om Reno," pekik centil Windy yang langsung merapihkan rambut nya. Dan Naura hanya memutar malas bola mata nya, melihat kelakuan centil sahabat nya itu. Sedangkan Reno hanya bergeleng-geleng kepala saja.
"Bos, biar gue aja yang nyetir," ucap Gilang kepada Reno, yang memang membuka kaca mobil nya.
"Yaudah, ayo kita pindah," ajak Reno kepada Naura.
"Windy, kamu pindah ke depan," titah Reno kepada Windy.
"Siap Om," balas Windy yang terlihat bersemangat.
"Ini anak siapa lagi, Bos?" tanya Gilang kepada Reno yang baru masuk ke dalam mobil.
"Dia temen nya Naura," jawab Reno.
"Oh, gitu," balas Gilang sembari mengangguk-nganggukan kepala nya.
"Ekhem." Windy berdehem yang membuat Gilang melihat ke arah gadis itu, yang sedari tadi mencuri-curi pandang ke arah nya.
"Nama Om, Gilang ya?" tanya Windy sembari mesem-mesem sendiri.
"Iya," jawab cuek Gilang yang kini sedang mengemudi.
"Aku ramal Om Gilang ini bakal jadi masa depan aku," ucap Windy sembari memegangi kepalanya, bak orang yang sedang menerawang.
"Hmm," balas cuek Gilang.
"Gak usah kaku gitu, lo," timpal Reno dari belakang.
"Yakan gue jawab seadanya," balas Gilang.
"Om udah panya pacar belum?" tanya Windy kemudian.
"Belum," jawab Gilang.
"Jadi pacar aku mau gak?" tanya Windy yang membuat Gilang langsung menginjak rem secara mendadak.
"Aww!" Kening Naura terbentur ke jok depan. Dan dengan cepat Reno mendekat ke arah istri nya itu.
"Kamu gak apa-apa, kan?" tanya Reno khawatir.
"Enggak sih, cuman sakit dikit," ucap Naura sembari memegangi kening nya.
"Lo kenapa sih, Lang. Kalau lo gak bisa bawa mobil, sini biar gue aja. Turun sekarang!" Reno berbicara dengan tegas kepada sahabat nya itu.
"Sorry, sorry," ucap Gilang.
"Udah Om jangan marah-marah gitu," ucap Naura kepada Reno yang terlihat emosi.
"Tapi karena dia, kening kamu jadi kebentur, sayang," ucap Reno yang membuat Windy merasa ada yang aneh.
"Emang Om sama keponakan, bisa ya semesra itu," ucap Windy di dalam hati.
" Sorry, sorry, gue tadi cuman kaget aja di tembak sama anak SMA," ujar Gilang.
"Maafin aku, gara-gara aku, Om Gilang jadi di marahin sama Om Reno," ucap Windy dengan mata yang berkaca-kaca.
"Gak usah minta maaf, ini bukan salah kamu kok," balas Gilang.
"Udah, udah, lagian aku gapapa kok. Udah Om, jalan lagi aja," perintah Naura kepada Gilang.
udah berani berbuat nggk mau tnggung jawab
cowo emng gitu hbis manis s2pah dibuang😢
smangat clau sma nauraaa
pejuang cinta sejati... 💪
jgan nakl2 ya nak
kek nya enak bner yahh
sehat2 kaliann🩷🩷🩷🩷
gtu aja pkek acara ngambek dlu
apa jgn2 nau2 lg isi ya?
nih ada lgi ulat bulu🙄🙄
seng sabar cah ganteng (kenzo)
ada anak cantikk aku drmah,
mau gak