TRANSMIGRASI SI AGENT CANTIK

Pangeran Ji Won tidak menyangka jika yang sudah menyekapnya merupakan siluman rubah. Seumur hidupnya baru kali ini ia melihat rupa seorang siluman.

Dia bukannya tidak tahu jika di kerajaannya terdapat siluman. Namun keberadaan mereka tersembunyi. Tidak sembarang orang bisa melihat keberadaan mereka.

"Kak Ji Won baik-baik saja kan?" tanya Hyun yang melihat pangeran Ji Won terdiam melihat kedua makhluk di depannya.

Saat ini Yin dan Yin memang menunjukkan bentuk hewannya. Kini mereka berempat berada di ruang tamu yang ada di rumah ini.

Rumah yang sudah Yin dan Yun tinggali sejak berada di desa itu. Rumahnya bersih dan terawat. Sebab Yin senantiasa membersihkan setiap hari.

"Jadi mereka berdua memang siluman?"tanya pangeran Ji Won tanpa menjawab pertanyaannya.

Hyun mengangguk. Kedua siluman rubah itu perlahan berubah menjadi manusia.

"Kamu tidak takut dengan mereka?" tanya pangeran Ji Won saat melihat Hyun tidak merasa takut ataupun terkejut dengan perubahan mereka.

"Takut kenapa?"

"Bisa saja keduanya menyakitimu. Aku pernah mendengar jika siluman rubah itu licik."

"Wow...kakak cantik kalian dibilang licik sama kak Ji Won,"Seru Hyun dengan semangat.

"Julukan kami memang rubah licik," ucap Yin tanpa sedikitpun tersinggung dengan ucapan pangeran Ji Won.

"Kalian tidak marah?" tanya Hyun penasaran. Karena dua bisa melihat wajah santai keduanya.

"Kenapa harus marah?"

"Sudahlah...ada yang ingin kami bicarakan pada kalian berdua," ucap Yun menghentikan Hyun yang ingin menjawab pertanyaan dari Yin.

"Soal apa?"

"Bukankah kamu sudah bersedia membantu kami? "

"Oh...soal itu. Memangnya apa yang bisa saya bantu?"

"Sebenarnya di desa ini bukan hanya kami saja yang tinggal. Ada beberapa siluman lain yang tinggal di sini."

"Terus apa masalahnya?"

"Masalahnya kami berdua ingin balas dendam akan kematian orang tua kami pada siluman srigala."

"Seberapa kuat siluman itu?"

"Sangat kuat."

"Dimana dia sekarang."

"Tentu aja berada di tempat persembunyian mereka."

Pangeran Ji Won yang sedari tadi menyimak tidak menyangka dengan istri kecilnya tersebut. Bukankah kedua siluman itu telah menangkapnya. Kenapa dia masih mau membantu mereka?

"Ehm..."

"Kenapa kak?"

"Lapar."

Begitu mendengar kata lapar dari mulut pangeran Ji Won, Hyun pun merasa lapar. Dia menatap Yin dan Yun dengan mata berbinar..

"Apa kakak cantik mempunyai sesuatu buat kami makan?"

"Kami mempunyai beberapa daging segar."

"Bolehkah kami memasaknya?"

"Tentu saja."

Hyun dibawa kedapur oleh Yin. Disana ada beberapa daging segar hasil buruan Yun. Keduanya terbiasa makan tanpa dimasak.

"Maaf...kami terbiasa memakan daging tanpa dimasak. Jadi saya tidak bisa memasaknya untuk kalian," ucap Yin.

"Tidak masalah," jawab Hyun santai.

Yang penting peralatan dapur semua lengkap. Sepertinya Yin benar-benar menjaga rumah ini dengan baik.

Yin meninggalkan Hyun sendiri di dapur. Lagian dia tidak bisa membantu apapun. Dia kembali ke ruangan tempat Yun dan Pangeran Ji Won berada.

Hyun meminta beberapa bumbu masakan pada penjaga sistem. Ternyata penjaga sistem benar-benar memberi.

Hyun berencana mengolah daging itu menjadi semur. Namun dia bingung bagaimana dengan nasinya.

Sambil menunggu dagingnya masak, Hyun menghampiri mereka.

"Kak...ada beras yang bisa dimasak tidak?"

"Beras apa?"

"Beras untuk membuat nasi."

"Kita aja tidak pernah masak bagaimana bisa punya beras."

"Betul juga. Terus gimana dong?"

"Kenapa?"

"Aku ka masak semur, kalau nggak ada nasinya gimana mau makan?"

"Semur?"

"Makanan apa itu?"

"Nanti kalau sudah matang kalian bisa mencobanya. Kalau begitu aku mau kedapur dulu."

Hyun keluar dari ruangan itu dengan lemas. Bisa saja ia meminta beras pada penjaga sistem. Namun hal itu bisa menimbulkan kecurigaan.

Tak lama kemudian masakannya pun matang. Dia membawanya ke ruang makan . Aromanya membuat perut lapar.

"Baunya harum. Bolehkah aku ikut memakannya?"

"Cobalah..."

Yin sudah tidak sabar untuk mencicipi hasil masakan Hyun. Begitu Hyun mempersilahkan, dia tidak malu untuk mengisi piring didepannya.

Begitu makanan itu masuk kedalam mulutnya dia tidak berhenti mengunyah. Rasanya sangat enak sekali.

"Ini enak sekali. Ternyata daging yang dimasak lebih enak dari daging segar."

"Tentu saja. Makanya jangan suka makan daging segar. Lebih baik mulai sekarang kakak belajar masak."

"Kamu mau mengajari masak?"

"Waduh...nggak pulang dong."

"Habiskan dulu makannya baru bicara," ucap pangeran Ji Won datar.

Makanan di depannya sangat enak. Namun pembicaraan tentang daging segar membuatnya mual.

Mendengar ucapan datar pangeran Ji Won membuat Hyun dan Yin diam. Mereka melanjutkan makanan yang tersisa.

Setelah makan, mereka tidak terburu-buru beranjak dari sana. Namun keributan diluar rumah membuat mereka mau tidak mau meninggalkan ruangan itu.

"Apa yang kalian lakukan disini?" tanya Yin begitu melihat beberapa siluman sudah berdiri di depan rumahnya.

"Serahkan manusia itu pada kami," ucap salah satu dari mereka.

"Tidak akan pernah!" jawab Yun tanpa pikir panjang.

"Jangan membuat kami marah!"

"Kalianlah yang sudah membuat kami marah dengan membuat keributan di depan rumah kami!!"

"Serahkan dulu kedua manusia itu pada kami!

" Tidak akan pernah! "