Galang, ketua geng motor, jatuh cinta dengan seorang gadis yang memiliki trauma dengan geng motor. Namanya Shella, gadis penjual fried chicken yang cantik dan pintar.
Shella merupakan penyelamat hidup Galang, dan memberikan sebagian darahnya saat nyawa Galang di ujung maut.
Bagaimana Galang harus berjuang agar bisa mendapatkan cinta dari Shella?
Trauma apa yang dialami Shella?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eni pua, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28. Cinta tak di restui
Shella dan ibunya saling berpandangan. Sementara Galang masih dengan sikap salah tingkahnya. Dia terlihat gugup dan *******-***** tangannya sendiri. Biasanya dia begitu garang jika berhadapan dengan musuhnya, tetapi ketika berhadapan dengan ibu dari wanita yang dicintainya, dia seperti kehilangan jiwanya.
"Nak Galang ...," panggil Bu Rasti saat melihat Galang gugup.
"Begini Tante, aku rasa Tante pasti sibuk menemani Shella. Jadi, izinkan Galang membantu. Apa saja, hari ini Galang bisa jadi asisten yang baik," jawab Galang terbata-bata.
Bu Rasti tersenyum mendengar jawaban Galang. Ada sedikit rasa simpati melihat pemuda yang tampangnya sangat garang tetapi memiliki sikap yang lembut. Mungkin karena keluarga mereka pernah menyelamatkan hidup Galang terutama Shella.
Bisa dibilang jika Galang masih bisa hidup sampai sekarang selain karena Allah juga karena darah Shella. Darah yang mengalir di tubuh Galang, adalah sebagian darah milik Shella.
"Bagiamana dengan ayahmu, apakah ayahmu sudah tahu jika kamu sakit?" tanya Bu Rasti pada Shella.
Shella menatap Galang seolah bertanya. Karena Shella memang belum memberitahukan keadaan tubuhnya saat ini pada ayahnya.
"Sudah, Tante. Aku sudah memberitahukan pada Pak Darman. Bagaimana Tante, apa boleh aku membantu?" tanya Galang lagi.
"Galang, kenapa kamu tidak kembali saja ke resto. Ayah pasti kerepotan karena kita berdua tidak berada di sana," ucap Shella sambil memberi isyarat Galang untuk segera pergi.
"Oh ya Tante. Galang lupa kalau di resto kekurangan pegawai. Galang pergi dulu Tante selamat sore," pamit Galang yang segera pergi setelah tersenyum pada Shella.
"Ibu, Shella tidak apa-apa. Ibu jangan terlalu cemas. Shella tidak ingin ibu khawatir," ucap Shella khawatir jika ibunya pingsan lagi seperti dulu.
"Ibu tahu. Tapi ibu mana yang tidak khawatir melihat kamu seperti ini. Bahkan harus dibawa ke rumah sakit. Memangnya kamu kenapa?" tanya ibunya panik. Bu Rasti membantu Shella duduk di tempat tidurnya.
"Shella baik-baik saja. Shella hanya tadi lupa belum sarapan jadi Shella pingsan. Galang saja yang terlalu khawatir hingga membawaku ke rumah sakit. Padahal setelah makan, Shella pasti langsung sehat," jawab Shella sambil tersenyum.
"Tunggu, Galang terlalu khawatir, terhadapmu? Memangnya apa hubungan kalian?" tanya Bu Rasti penuh selidik.
"Ibu, Shella capek, pingin istirahat," ucap Shella berusaha mengalihkan pertanyaan ibunya.
"Oh, baiklah. Kamu istirahatlah, ibu tidak akan mengganggu kamu lagi," jawab Bu Rasti lalu membantu Shella rebahan.
Shella merasa lega setelah berhasil mengalihkan pertanyaan ibunya. Karena dia tidak tahu harus menjawab apa. Apa dia harus jujur pada ibunya dengan konsekuensi bahwa ibunya akan menolak Galang seperti ayahnya.
Shella menatap ibunya yang bergegas pergi meninggalkannya sendirian. Rasanya Shella masih belum bisa menerima kenyataan jika hubungannya dengan Galang terhalang restu orangtua.
***
Sementara itu, Galang bergegas kembali ke resto seperti permintaan Shella. Galang tidka mungkin menolak keinginan Shella karena Shella terlihat tidak nyaman dengan kehadirannya di rumah orangtua Shella.
Dia bergegas memarkir motornya, dan segera menemui Pak Darman untuk mengabarkan keadaan Shella. Galang berdiri menatap Pak Darman yang sedang menyiapkan pesanan. Setelah selesai, Galang bergegas mendekati pak Darman dengan perasaan ragu.
"Galang, ikut Paman sebentar. Paman ingin bicara," titah Pak Darman.
Galang mengikuti langkah Pak Darman menuju ke kantornya. Pak Darman mempersilahkan Galang duduk.
"Bagaimana kondisi Shella?" tanya Pak Darman setelah Galang duduk di depannya.
"Shella baik-baik saja," jawab Galang gugup.
"Apa yang sebenarnya terjadi. Aku tidak yakin jika Shella tiba-tiba pingsan tanpa ada alasan. Kamu juga terlambat memberitahu hal itu padaku. Jika seperti ini, bagaimana aku sebagai ayahnya akan bisa memberikan kepercayaan kepadamu?" tanya Pak Darman kecewa.
"Sebenarnya, ada orang yang sengaja mengunci Shella di kamar mandi. Ketika kami tiba, Shella sudah pingsan di sana. Paman, aku janji aku akan menjaga Shella dengan baik. Masalah siapa yang berbuat jahat pada Shella, aku pastikan mereka tidak akan bisa hidup tenang," jawab Galang yakin.
"Apa kamu akan menggunakan sikap preman kamu untuk menyelesaikan masalah ini? Kamu pikir, Shella akan senang memiliki kekasih seorang preman?" tanya Pak Darman sambil tersenyum sinis.
"Kekasih? Paman sudah ...," tanya Galang kaget.
"Shella sudah memberitahukan semua. Apa dia belum cerita?" tanya Pak Darman sinis.
"Belum. Kami memang belum ada waktu bersama. Ditambah lagi ada kejadian hari ini," jawab Galang.
"Setelah kejadian ini, Paman semakin tidak yakin kalau kamu akan bisa menjaga Shella dengan baik. Terus terang saja, Paman lebih setuju jIka Shella bersama Rafael. Dia lebih dewasa dan pasti akan bisa lebih menjaga Shella di masa depan," ucap Pak Darman.
"Paman, kamu saling mencintai. Saat ini, Galang memang belum bisa membuktikan diri, tetapi Galang janji akan menjadi pria yang seperti Paman harapkan," jawab Galang.
"Jika sudah ada yang pasti, untuk apa menunggu janji yang belum tentu akan bisa kamu tepati. Galang, mengingat kebaikan Shella padamu. Kamu juga bisa bertahan hidup karena darah dari Shella. Biarkan Shella hidup bahagia dan tenang. Semenjak dia mengenal kamu, dia terus merasa khawatir dan cemas denganmu," ucap Pak Darman sambil menatap Galang.
"Galang mengerti, Paman," kata Galang sambil memegang rasa curiga dengan ucapan Pak Darman.
"Karena itu, tinggalkan Shella dan jangan ganggu hidupnya dengan cinta. Dia tidak akan bisa hidup bahagia dengan kamu dan masa lalumu. Shella akan menjadi bahan target musuh-musuhmu. Jika kamu memang mencintai dia, jangan pernah ada dalam hidupnya," ucap Pak Darman lembut tetapi seperti sebuah belati yang menusuk jantung Galang. Sakit.
...****************...