Arwah Suketi

Karena kejadian yang sudah menimpa pak bejo hingga terluka cukup parah, Para warga pun mengada jaga keliling setiap kandang peliharaan.

"Ini malam apa sih?" Tanya yono pada tiga orang lain nya yang sedang jatah ngeronda.

"Malam jumat kang." Jawab tukijo menghisap rokok nya santai.

"Walah, Pantas saja suasana nya agak lain." Gumam yono.

"Lain gimana?" Tanya wito menuang kopi kegelas.

"Dari tadi burung hantu bunyi terus loh kang." Bisik yono pada wito.

"Berdoa sama allah kang, Jangan nakuti temab nya." Ucap nova yang masuk rombongan ini.

Setiap malam empat orang yang berjaga di pos satu, Dan pos lain nya juga empat orang karena desa ini lumayan luas jika hanya satu pos yang di jaga.

"Kamu habis ngapain sih nov?" Tanya tukijo melirik nova.

"Habis sholat gini kok masih di tanya." Ketus nova.

"Alhamdulilah kamu udah berubah sekarang." Ujar yono menepuk pundak nova.

"Iya kang, Aku memohon ampun atas dosa ku pada suketi." Lirih nova.

"Kenapa malah bahas dia toh nov! Aku jadi merinding ini." Ujar tukijo merapat kan duduk nya.

"Halah kang, Malu sama kumis mu itu loh." Ejek wito.

Mereka tertawa mendengar guyonan nya wito, Hari pun semakin beranjak malam dan sangat gelap.

"Dengar tidak kang?" Tanya nova pada wito yang bermain ponsel.

"Dari arah sana kayak nya." Malah yono yang menjawab.

"Ayo kita lihat." Ajak nova.

"Bangun kan itu tukijo, Nanti malah bahaya jika di tinggal." Suruh wito takut jika tukijo sampai kenapa napa.

"Bangun kang! Ada setan." Bisik nova.

Kontan saja tukijo terjingkat bangun sambil menutup kepala nya dengan sarung, Namun melihat tiga rekan nya beranjak pergi. Mau tak mau tukijo pun ikut berdiri.

"Mau kemana heh?!" Tanya tukijo.

"Diam! Ada yang bergerak di balik pohon pisang itu." Ujar wito.

Di balik pohon pisang yang rimbun mereka melihat ada sesuatu sedang bergerak gerak, Tongkat kayu sudah siap di tangan mereka semua.

"Kena kau!" Sentak yono menodong kayu nya.

"Huahahahaa!"

Ketiga teman nya tertawa kencang karena yono malah menangkap musang buah, Karena di desa mereka pun sedang musim buah.

"Keokk, Keokk."

"Ayam nya siapa itu?" Kaget wito.

"Ayo kita kejar kesana."

Baru saja mereka tertawa lepas, Kini mereka sudah tegang kembali karena suara ayam yang sedang di pegang seseorang.

"Ayam nya mas maulana hilang." Ujar warga dari pos dua.

"Ada yang melihat bekas bulu atau ceceran darah tidak?" Tanya nova.

"Tidak ada! Seperti nya langsung di bawa pergi." Sahut mereka.

"Ayo pencar lagi, Pasti belum jauh dia pergi." Ajak yono.

Mereka kembali menjadi dua regu untuk mencari ayam nya lurah mereka yang telah hilang, Tidak ada yang tahu jika sang lurah kini memergoki pencuri sendirian.

"Mas untung? Benar kah ini kamu mas?!" Tanya maulana gemetar.

"Ggrrrr."

"Tolong jangan begini mas, Ayo kita kembali kedesa." Ajak maulana lembut.

Buaak.

Ayam jago bangkok yang di curi nya kini di lempar kan tepat di wajah maulana, Untung berlari pergi menembus padang ilalang.

"Mas! Ayo kita kembali kedesa mas." Teriak maulana mengejar.

Namun untung berlari sangat kencang, Maulana kehilangan jejak nya. Pemuda ini menangis sedih melihat sahabat nya yang kini terlihat seperti itu.

"Apa yang terjadi padamu mas?" Gumam maulana kebingungan.

Jika hanya pengaruh suketi saja tidak mungkin untung bisa berubah seperti itu, Mesti ada faktor lain nya yang menyebab kan untung betubah sedemikian rupa.