NovelToon NovelToon
Pesona Gadis Penebus Hutang

Pesona Gadis Penebus Hutang

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Percintaan Konglomerat
Popularitas:487.5k
Nilai: 4.9
Nama Author: Park alra

Sinopsis:

Sungguh malangnya nasib Lentera Kirana, seorang gadis cantik bak peri turun dari khayangan namun memiliki hidup yang begitu memilukan.

Kiran di jual oleh paman dan bibi yang telah membesarkan nya, demi menebus hutang piutang mereka pada seorang juragan tua yang ingin menjadi kan Kiran sebagai koleksi istri ke enam, tapi Tuhan masih melindunginya hingga takdir membawa gadis malang itu pada seorang tuan muda keluarga kolongmerat ternama, Arshaka ian Najendra.

Bagaimana perjalanan kisah cinta mereka yang pelik? akankah mendapat kebahagiaan. Ikuti novel nya❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Park alra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PHGP 28 | Akhir keluarga Sri dan Anton

💞 Happy reading 💞

Arya mengemudikan mobil Alphard putih miliknya dengan kecepatan sedang, kini tengah membela jalan sore itu bersama Kiran yang terus diam duduk di sampingnya, di lihatnya gadis itu bahkan tak berkedip sama sekali. Hanya terpekur menatap kosong membuat Arya sedikit cemas, tapi walau bagaimanapun ia harus tetap membawa Kiran ke rumah paman dan bibi nya untuk membuktikan semua ucapannya adalah benar.

Di lain tempat, Robby baru saja tiba di pelataran jalan dekat mall besar yang menjulang tinggi di sampingnya, matanya menyisir ke segala penjuru, sesuai insting yang di pakainya, ia percaya nona muda nya berhenti di tempat ini. Hingga akhirnya ia pun menemukan taksi biru persis seperti yang di ikutinya beberapa saat lalu, pria itu pun lekas menghampiri mobil taksi yang hanya diam terparkir di pinggir jalan.

"Halo selama sore." Robby mengetuk jendela kaca, saat di turunkan terlihatlah seorang supir taksi, pria kisaran umur enam puluhan.

"Ya, ada apa?" tanya supir taksi itu menatap waspada.

"Mmm ... begini apakah benar taksi bapak membawa seorang penumpang wanita muda?"

Supir taksi itu nampak mengerutkan dahi seakan tangah berfikir keras, lalu ia pun mengangguk. "Iya benar, ada apa ya memangnya mas?"

Robby menghela nafas, syukur. "Apa bapak tahu sekarang dia di mana?"

"Mas nya ini memangnya siapa penumpang saya?" tanya supir taksi itu sebelum menjawab pertanyaan Robby.

"Saya kebetulan adalah kakaknya," ucap Robby beralasan, supir taksi itupun tampak ber- oh ria lalu dia pun menjawab.

"Gadis muda itu sekarang ada di dalam mall mas, saya tidak tahu pastinya dia di mana karna saya hanya harus menunggu di sini."

"Oh begitu, baiklah." Robby menegakkan bahu nya kembali sebelum kaca mobil akhirnya tertutup, pria itu menyugar rambutnya dengan perasaan jengkel.

"Kapparat! aku kehilangan jejaknya!" sengau Robby menendang sembarang ke udara karena kesal.

...---------Oo-------...

Mobil yang di kendarai Arya membawa ia dan Kiran ke sebuah pemukiman desa yang sudah terlihat modernisasi di sekitarnya, meski begitu masih banyak terlihat rindang pepohonan yang masih memperlihatkan sisi pedesaan yang sejuk.

Mereka berhenti tepat di depan pagar rumah bercat biru, Kiran tersentak saat melihat kembali kediaman tempat tinggal yang hampir ia lupakan.

"Kita sampai," ucap Arya setelah menarik tuas rem, ia membuka seat belt nya lalu membantu Kiran melepaskan seat belt gadis itu.

"Bibi dan paman mu juha Fitri sudah menunggu. Sama seperti ku mereka pasti sangat merindukan mu juga, ayo Kirana ... " dengan penuh kehati-hatian Arya menuntun Kiran untuk keluar, membawanya berjalan beriringan masuk ke dalam rumah.

Begitu sampai di ruang tamu, Arya dan Kiran langsung di sambut oleh deraian air mata juga isak tangis Fitri dan Sri yang kini berkumpul mengitari Anton yang tengah dalam keadaan sekarat.

Kiran menutup mulut dengan tangan saking syok nya melihat pemandangan yang ada di depannya kini, seperti yang Arya bilang, bibinya yang selalu terlihat garang dan menakutkan kini tak lebih nelengsa dari seorang pasien rumah sakit jiwa yang menangis lalu berteriak tak jelas, begitu juga dengan Fitri sepupunya yang selalu bersikap kasar dan arogan padanya hanya bisa menangisi keadaan yang di alaminya saat ini, dan pamannya pria yang terkadang bersikap baik padanya tapi selalu terlihat tak berdaya dan tak mampu membela nya saat Kiran mendapat kekerasan juga perundungan dari bibi dan sepupunya, kini pria tua itu hanya bisa terbaring lemah dengan infus yang melekat di tangannya, mulut Anton terlihat miring dan susah untuk di gerakan karena stroke yang di alaminya.

Semuanya begitu mengenaskan untuk di lihat. Kiran tak pernah menyangka keluarganya akan berakhir seperti ini.

Ketika Fitri yang sedang tergugu lantas menoleh mendapati Kiran ada di sini, wanita berkulit sawo matang itu langsung terlihat bersungut-sungut, matanya melotot seakan tersimpan penuh dendam terhadap Kiran.

"Lo!" Fitri segera saja berdiri membuat semua orang yang ada di sini mengikuti langkah nya, para tetangga yang hadir turut mendoakan pak Anton yang sedang sekarat ikut terkejut melihat Kiran yang berada di tengah-tengah mereka.

"Ngapain lo ada di sini hah? dasar gundikk siaaalan!" Fitri lantas dengan beringasnya menerjang Kiran menjambak rambut panjang gadis itu.

Kiran merintih kesakitan, ia berusaha melepaskan diri dari cengkeraman Fitri, namun karena emosi Fitri yang sudah memuncak tidak dapat di elak kan saking begitu kuatnya ia melampiaskan semua emosinya pada Kiran.

Arya juga ikut membantu untuk memisahkan mereka.

"Lepaskan Fitri, kau menyakiti nya!"

Namun sama sekali tak mendengar peringatan suaminya Fitri malah semakin menjadi-jadi.

"Oh jadi kau lebih ngebela dia hah? daripada aku istrimu?!"

"Cukup!" kali ini Arya tak bisa lagi menahan kesabarannya. Dengan sekali sentakan tangan besar pria itu Fitri hampir terjungkal ke belakang, bukannya merasa takut wanita itu justru menatap Arya dan Kiran bergantian dengan mata melotot nyaris hampir keluar, nafasnya terdengar memburu karena amarahnya.

"Kamu lupa apa yang telah di lakukan wanita ini pada keluarga ku mas?! gara-gara dia ibu jadi gilla karena menahan malu, juga ayah saat ini sekarat itu juga di sebabkan oleh gadis pembawa siall ini! dasar jallang kau Kirana!" teriak Fitri dengan menggebu-gebu.

"Apa kau lupa? ini semua juga bermula karena keluarga mu yang kejjam terhadap Kiran?! kalian dengan tega menjual nya hanya demi bisa memenuhi gaya hidup kalian yang sok kaya itu! dimana rasa perikemanusiaan kalian hah!"

"Mas ... " Fitri menggeleng kecewa. "Aku ini isteri mu loh, kenapa masih membela wanita siaaalan itu! jangan bilang kau masih mencintai nya mas!" teriak Fitri lagi penuh frustasi.

"Orang tuamu yang memaksa agar aku menikah dengan mu Fitri, sebenarnya yang ingin ku nikahi adalah Kiran karena aku mencintai nya, keluarga kalian lah yang telah menjebak ku!"

"Mas! kita ini lagi berduka, aku baru saja kehilangan bayiku, ibuku gilla dan ayah ku sekarat, dan kau bisa-bisanya membawa wanita ini kembali kesini!" Fitri menunjuk Kiran dengan geram.

"Di mana hati nurani mu!" Fitri menjerit kencang.

Arya menggeleng. "Ini adalah karma untuk keluarga mu Fitri dan apa kau yakin jika bayi yang hadir di rahim mu adalah anakku? sementara sebelum kita menikah kau sudah bermain dengan banyak teman pria mu di luar sana! apa kau kira aku tidak tahu?!"

Fitri mendadak diam, ia semula buas seperti seorang singa, kini kicep mendengar semua penuturan Arya yang semuanya adalah fakta. Fitri menatap ke sekitarnya semua orang tengah mengarahkan pandangan padanya saat ini, penuh penghakiman.

Uhuk! uhuk! tiba-tiba terdengar suara batuk yang begitu keras mengalihkan perdebatan di antara mereka, Arya dan Kiran menoleh panik pada Anton yang mendadak mengejang seperti orang kerasukan, begitupun Fitri lantas mereka langsung menghampiri ke pembaringan tempat Anton berbaring.

"Paman! ada apa paman?!" Kiran duduk bersimpuh di saamping pembaringan,menatap penuh kecemasan. ia mengusap kening laki-laki sebagai pengganti ayahnya itu dengan penuh kasih.

Arya di sampingnya kemudian berujar. "Ayah, aku datang kesini membawa Kiran. Aku tahu kau ingin melihatnya dan meminta maaf padanya sebelum kamu benar-benar pergi, kan?"

Suara isakan terdengar mengaung kembali dengan keras nya.

Akhir-akhir ini Arya menjadi tempat Anton bercerita, saat-saat ia menderita karena penyakit stroke nya, Anton selalu bergumam maaf lantas setelahnya menyebut nama ponakannya itu, Arya tahu jika ayah mertuanya ingin meminta maaf atas kesalahan-kesalahan nya pada Kiran. Itulah sebabnya Arya sampai nekat untuk menyusul dan mencari Kiran ke kota, agar Anton dapat pergi dengan tenang setelah keinginan terakhirnya terkabul.

"Aku tahu ini permohonan terakhir mu ayah mertua. Sekarang di hadapan mu sudah ada Kirana, katakanlah apa yang ingin kamu ungkapan padanya."

Kiran tak bisa lagi membendung air matanya, ia menangis sesenggukan sambil mengenggam erat tangan pamannya. Sejahat apapun perbuatan yang telah mereka lakukan Kiran sama sekali tak bisa membenci paman dan bibinya karena mereka tetap adalah keluarganya yang telah memberikan nya tempat tinggal selama ini.

"K- ki-rana ... " Anton terlihat sangat kesusahan menggerakkan mulutnya, sepertinya memang nyawanya sudah di ujung tinggal menunggu saja waktunya.

Dan inilah saatnya.

"Iya paman, aku di sini." Kiran mengangguk mengusap lengan sang paman yang berusaha menggapainya lalu mengenggamnya erat.

Anton kemudian menggerakkan tangannya, Kiran menurut lalu mendekat di saat telinganya tepat berada di samping Anton, di saat itulah pamannya berbisik padanya.

"M-maafk- kan p-paman ... "

Kirana tak kuasa menahan luapan kesedihannya lantas ia pun mengangguk cepat dengan air mata yang keluar seperti anak sungai.

Anton tersenyum, lalu matanya perlahan menutup karna keinginan terakhir nya sudah terpenuhi, pria itu pun pergi dengan tenang.

Semua orang menahan nafas melihat bagaimana Anton yang sudah menutup mata selamanya.

Seketika itu juga semua tangis pecah bersamaan, Sri pun ikut menangis atas kepergian suaminya.

Kiran memeluk terakhir kali tubuh kaku pamannya.

"Paman, sejahat apapun dirimu, kamu pernah bersikap baik padaku. Semoga kamu tenang di alam sana." batin Kiran dengan tangis yang tak kalah kencang atas kepergian sang paman.

To be continued ...

1
Melda Nathalia
ayoooo.thoorrr
lanjut lagii
Susanty
Mafia kok babak belum sih Shaka 🤭🤦🏻‍♀️
Susanty
Alhamdulillah kamu beruntung kiran ....
semoga setelah ini lebih beruntung lagi
Mama Ikha
Luar biasa
Rini Puspitayani
kisah x seperti senetron
Sity Herfa
Mampir
mudahan seru ceritanya
Keisha Parmadita
dari kapan Kirana memanggil mas Sakha?
Altje Bambuta
lanju dong ..👍👍
Tuti Hayuningtyas: lanjuuuut teruuuuus thooooooooor
total 1 replies
Healer
Fiona tegah sekali ya dgn adik kandung nya sendiri.....btl la harta itu jg ujian buat manusia ✌️
NOVITA SITORUS: dah kayak sinetron Indosiar, menderita teruss Kirana 🤣🤣
total 1 replies
Ijoh Ijah26
iklan nya trlalu thor pusing aku
Bela Negara
Luar biasa
Keisha Parmadita
aku gak suka sama perlakuannya Sakha😡😡
pasti dia yg nabrak orangtuanya kirana
Vicky Wahyuni
Luar biasa
Aqil Aqil
sy lg emosi liat kirana 😣😤
Sehune 🐣
thor ayo uppp lgiiiii
Ida Layla
Kemana thor ko, ga dilanjutkan lagi tetap semangat jadi paporitku
Nunuk Ariati
lanjut
Mamah Kekey
bikin saka bucin thor
Mamah Kekey
akhirnya ketua mafia nurut juga...
Mamah Kekey
pernah baca tapi lupa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!