Meminjam Rahim Adikku

Drrrtttt Drrrtttt Drrrtttt

Realyn mengerjapkan matanya saat merasa jika ponsel yang teletak diatas nakas disamping ranjang nya mendapati panggilan masuk hingga tidak berhenti mengeluarkan suara dan mengusik tidurnya.

"Halo,dengan siapa?"tanya Realyn yang tidak sempat membaca nama sipenelpon karena matanya masih merasakan kantuk.[

"Ini Kak Mayra Dek,masa nggak tahu?"

"Oh maaf Kak,nggak sempat lihat namanya.Ada apa ya?"

"Kamu lagi apa dan dimana?bisa bertemu?"

"Bisa,tapi nanti siang ya Kak.Sekalian makan siang sama Abang juga,biar akunya tidak bulak balik"

"Kamu ada janji makan siang dengan Mas Ardi?"

"Iya,nanti aku akan datang kekantornya sekitar jam 12an"

Deg...

Ada perasaan aneh saat Mayra mendengar jika adik iparnya berjanji bertemu untuk makan siang bersama.

Namun tidak ada obrolan apapun padanya.Bahkan Ardi selalu menghilang sebelum dia membuka matanya dan malam nya akan pulang setelah Mayra tertidur.

Mayra pun sedikit kesal dengan suaminya itu.Kenapa kini seolah mengabaikan nya dan lebih memprioritaskan adik iparnya.

"Baiklah nanti kita bertemu ditempat kalian akan makan siang saja kalau begitu"jawan Mayra

"Baiklah,sampai ketemu lagi.Nanti aku share lokasinya dimana ya,karena aku harus konfirmasi dulu dengan Abang"lanjut Realyn sebelum mengakhiri sambungan telponnya.

Pada akhirnya Mayra harus kembali menekan lebih banyak sabar.Saat rasa cemburu kembali datang melihat kedekatan suami dan adik iparnya itu.

Toh semua ini terjadi karena usulnya,karena rencana nya dan juga karena keinginan nya.Hanya untuk menutupi aib dimasa lalu yang jika terbongkar bukan cuma kekecewaan kedua orang tua yang akan dia dapat.

Namun yang jauh lebih besar lagi adalah.Rumah tangga sang Kakak terancam hancur ditangan nya dan itu tidak mungkin Mayra lakukan.

Toh kini dia sudah move on,buktinya dia mampu memiliki hidup baru bersama dengan pria yang dulu membuatnya terpesona sejak awal bertemu.

Pria yang begitu dingin namun penuh perhatian,membuat Mayra merasa benar benar dicintai dan dihargai.

Bahkan pria itu menerima dengan lapang dada disaat dirinya bukanlah pria pertama yang menyentuh dan mendapatkan apa yang harusnya dia miliki dari istrinya.

*

*

Tok tok tok...

"Masuk"

"Permisi Pak,diluar ada Nona Realyn.Apa boleh masuk?"ujar sekertaris Ardi dari balik pintu ruang kerjanya.

"Iya,kebetulan pekerjaanku juga sudah selesai"

Ardi pun langsung menutup laptopnya saat mendengar jika Realyn sudah tiba dikantornya.

"Assalamu'alaikum"sapa Realyn mengucap salam saat masuk keruangan kerja Ardi.

"Waalaikum'salam,kenapa tidak mengabari?Abangkan bisa jemput"

"Aku bukan gadis manja Bang.Lagi pula hari ini aku cukup sehat untuk hanya sekedar jalan kemari"

"Baiklah,ayo lebih baik kita pergi sekarang.Jangan sampai baby kita kelaparan"bisik Ardi karena takut jika ada yang mendengar ucapannya.

"Baiklah,ayo.Oh iya Bang,Kak Mayra juga akan ikut dengan kita makan siang.Dia lagi dalam perjalanan tadi aku sudah ngasih alamat restoran yang akan kita datangi"

"Oh ya?baiklah tidak masalah"

Ardi mengandenga sang adik keluar dari ruangan nya.Ada rasa kurang nyaman yang dia rasakan begitu tahu jika sang istri juga akan ikut makan siang bersama dengan mereka.

Entah kenapa Ardi merasa tidak rela kebersamaan nya dengan Realyn diganggu dengan kehadiran Mayra.

*

*

"Ayo duduk dan mulai pesan makanan nya"ujar Ardi begitu dirinya dan Realyn memasuki sebuah restauran makanan khas jepang yang terkenal dengan ramen nya itu.

"Apa sebaiknya kita menunggu Kak Mayra Bang?biar barengan pesan nya"saran Realyn yang merasa harus menunggu dulu Mayra untuk memesan makanan.

"Aku disini,jadi pesanlah.Hai sayang,maaf telat"ucap Mayra yang langsung nyosor begitu saja mencium bibir Ardi dan membuat Realyn refleks memalingkan wajahnya lke arah jendela.

Ardi sendiri langsung memberi jarak setelah sekilas melihat respon Realyn saat dirinya mendapatkan ciuman dari sang istri.

Realyn bahkan terus melihat ke arah luar jendela dan baru menoleh setelah Ardi menyerukan namanya dan melihat Mayra sudah duduk disamping kakaknya.

"Kenapa bengong?ayo pesan,katanya pengen banget makan disini?"ujar Ardi mengulurkan tangannya dan menggenggam erat tangan Realyn yang terletak diatas meja.

"Haah?ah i_iya.Aku pesan ya?"ujarnya melaps tangan Ardi yang menggenggap erat tangan nya.

Entahlah jantungnya akan selalu tidak baik baik saja jika Ardi melakukan kontak fisik dengan nya.Tubuhnya akan merespon berbeda saat Ardi menyentuhnya,meski itu hanya sekedar menggenggam tangannya saja.

*

*

🌸🌸🌸