David Ferrero
adalah seorang pengusaha muda yang berbakat dan tampan namun sayang ketampanannya tertutup oleh sikap dingin dan galaknya sebagai CEO dari Ferrero grup. sikapnya yang dingin membuat para wanita takut untuk sekedar menyapa atau meliriknya
Bela diana putri
adalah wanita sederhana yang berasal dari desa terpencil. bela memiliki karakter ceria, ramah dan sangat baik terhadap semua orang, walaupun bela berasal dari desa terpencil tapi otaknya sangat cepat tanggap dalam menerima sesuatu yang berkaitan dengan ilmu atau perusahaan. oleh sebab itulah bela direkomendasikan bekerja oleh kampusnya di perusahaan terkenal
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma Yulianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 29
di mall pun mereka tampak kaku, tidak ada pembicaraan tidak ada berpegangan tangan dan tidak ada saling rangkul merangkul
"kau mau kemana?" tanya david melihat lihat sekeliling
aku bingung di mall orang melakukan apa saja. batin bela
"kemana saja" jawab bela dengan cepat
"bagaimana jika berkeliling terlebih dahulu" kata david
bela mengangguk lalu mereka berjalan menaiki eskalator sambil melihat lihat sekeliling. mereka terus berkeliling tanpa arah dan tujuan
"tuan asisten anda cantik" sapa seorang pria disana sambil tersenyum melihat bela yang berjalan dibelakang david
david memutar tubuhnya menatap bela, memang benar posisi mereka sekarang bukan seperti pasangan melainkan seorang bos dengan asisten
"hay nona bisa kita berkenalan?" tanya pria itu sambil tersenyum manis mengulurkan tangannya
david membulatkan matanya lalu menarik bela agar sejajar dengannya
"berani sekali kau mengganggu istriku" ucap david menajamkan tatapannya lalu pergi menggenggam tangan bela
"mm hehe bisa kau lepaskan tanganmu?" tanya bela cengengesan
"diam, jangan sampai ada orang kedua yang mengatakan itu atau aku akan menutup mall ini!" kata david dengan tegas
ini bukan kencan melainkan masa percobaan ancam mengancam. batin bela
"david kau tidak lapar? dari tadi kita belum sarapan" keluh bela memegang perutnya
"baiklah ayo sarapan" ajak david menarik bela ke salah satu restoran disana
"mau pesan apa?" tanya david sambil duduk dikursi nya tanpa mempersilahkan bela terlebih dahulu
karena bela juga tidak tau cara romantis jadi dia biasa biasa saja
"apa saja" jawab bela
david mengangguk lalu memesan makanan yang dia sukai dan dibuat menjadi dua porsi. mereka sarapan dengan hikmat tanpa bicara seperti di kantor
"setelah ini mau kemana?" tanya david sok akrab
"pulang saja, aku benar benar tidak tahu cara berkencan" jawab bela putus asa
"baiklah" david menyerah dengan suasana bodoh ini
di kejauhan tampak raka tidak sengaja menatap bela dan bos-nya sedang makan di sebuah restoran
"bela!" teriak raka sedikit berteriak
bela memutar kepalanya dan langsung mengembangkan senyum, terasa sekali nafas lega bela saat melihat raka
"hay kemari lah" ucap bela tersenyum
"hey ku dengar kantor mu libur hari ini" kata raka duduk disebelah bela
"yaah karena ada sedikit urusan jadi kantor libur" jawab bela menatap david sekilas
raka tidak ingin ambil pusing karena masalah kantor, intinya dia sangat senang bisa bertemu dengan sahabatnya ini
"kemarin aku pulang dan bertemu dengan ibu mu, aiihhh dia masih cerewet saja bahkan dia menyiram ku dengan air keran" ucap raka kesal
"hahaha ternyata kau juga disiram? nasib kita memang sama" bela tertawa terpingkal-pingkal
"isshh padahal aku hanya ingin mengunjungi nya berniat baik membawakan dia makanan tapi disembur oleh air. ibu mu benar benar kejam" kata raka memanyunkan bibirnya
"memangnya apa yang kau katakan pada ibu?" tanya bela dengan tawa yang tidak bisa ia hentikan
david benar benar geram melihat bela tertawa lepas saat berbicara dengan raka sedangkan saat dengan dirinya pasti bela berubah dingin
"aku bilang ingin mencari ayah mu" ucap raka dengan polosnya
"ahaha demi apapun aku tidak bisa berhenti tertawa hahaha raka kau benar-benar cari mati" bela sampai memegang perutnya tertawa
"aku kira reaksinya tidak begitu" ucap raka
"lain kali jika aku tidak ada jangan pernah datang kerumah kau tau kan ibu ku sudah mendapat gelar wanita tergalak di desa" kata bela mulai menghentikan tawanya
"bahkan jika kau mengundang ku aku tidak akan datang" ujar raka
bela menggelengkan kepalanya menatap sahabatnya yang sangat spesial ini. raka hanya memiliki satu sahabat yaitu bela karena hanya dia yang bisa menerima raka apa adanya