NovelToon NovelToon
Kamu Yang Aku Mau

Kamu Yang Aku Mau

Status: tamat
Genre:Selingkuh / Beda Usia / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Dijodohkan Orang Tua / Tamat
Popularitas:108.8k
Nilai: 5
Nama Author: Taufan kamilah

Harap bijak memilih bacaan banyak ****** ****** dan kekerasan.

jangan lupa tinggalkan jejak like, komen, hadiah, dan vote supaya lebih semangat.

Bercerita Bhumi Mahadewa Mahendra, guru yang didesak menikah oleh ibunya katena ia khawatir putra kebanggannya memiliki penyimpangan orientasi seksual karena di usianya Yang ke 29 tahun Bhumi tidak pernah memiliki kekasih, padahal dinginnya sikap Bhumi karena kisah masa lalu keluarganya.

Disisi lain Shavara Nasution yang dikhianati Tunangannya setelah empat tahun berhubungan enggan memiliki kembali kekasih karena menurutnya cinta itu bullshit yang ada hanya nafsu birahi yang dipaksa Ibunya mencari pengganti mantannya alih-alih mendekam menangis mantannya yang jahanam itu.

Dua pribadi yang berbeda dengan luka masing-masing namun sikap yang apa adanya tanpa mereka sadari mereka saling menyembuhkan.

cover by pinteres

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taufan kamilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28. Mengungkap Rahasia.

"Fathan." Rianti terbelalak bulat melihat pria paruh baya yang tersenyum sendu padanya.

Panggilan satu nama itu merubah

suasana yang semula tegang, marah, sedih, pilu yang bersuhu tinggi seketika berubah atmosfer rendah.

" Hallo, Rianti. apa kabar mu?" lelaki berjas hitam dengan penampilan rapih dan rambut hitam.

Rianti yang memang tengah membutuhkan seseorang dengan limpahan airmata berlari dan meloncat bak anak kecil ke pelukan Fathan yang langsung ditangkap dan dipeluk erat.

Di sana Rianti kembali menangis meraung dengan tangan mengalungi Fathan ia mengeluarkan wajahnya dicelah leher Fathan.

" Kenapa kamu pergi? dia mengkhianati janjinya. dia pergi dengan perempuan lain, Ali membutuhkanmu tapi kamu tidak ada...hiks..."

" Maaf...maaf....sayangku...maaf keicntaanku...maaf..." Fathan lebih mengeratkan pelukannya, mengukung tubuh mungil rianti dengan tangan besarnya.

Rianti menggeleng." aku sangat menderita, aku...hiks ...Fathan.....kamu tega ...."

" Sekarang aku di sini, aku tidak akan pergi lagi..."

" Bohong...."

" Janji...Janji kelingking..."

" Tapi...."

Bhumi menatap lekat keduanya dengan mata memerah. di satu sisi dia lega bukan main ada pelindung untuk ibunya, di sisi lain dia kecewa, l laki yang sudah dia anggap ayah pergi di saat mereka dalam keadaan titik terendah.

" Aku di sini, dan tidak akan pergi kemana-mana."

" Dulu juga om ngomong begitu, tetapi tetap pergi juga." ucap Bhumi dingin menyimpan kekecewaan dan juga amarah.

dikembalikan pada sekitar kenyataan, Rianti dan Fathan saling mengurai pelukan, namun Fathan tidak melepas tangannya dari pinggang Rianti.

Matanya menatap lelaki tampan dengan rahang tegas bermata hitam itu dengan tatapan sendu," Maaf..om..."

" Aku tahu kenapa om pergi, seharusnya om jangan mengikuti ancamannya. nyatanya setelah om nyatanya lelaki brengsek itu juga pergi bersama sekretarisnya."

" Dewa..." lirih Fathan penuh penyesalan.

" Jangan panggil aku dengan nama itu, aku benci nama itu. nama itu ku kubur sejak lelaki tua itu pergi, nama itu ku kutuk sebagai kesialanku." Teriak Bhumi.

Seketika pandangan Fathan buram, airmatanya menghalangi penglihatannya.

Rianti menangisi, tangisan kali ini berupa penyesalan karena dia egois terkurung dalam penderitaan pengkhianatan. dia melupakan selain dirinya ada putranya yang juga tersakiti.

" Bhumi,...maafkan ibu..."

" Kalau bukan para tetangga yang menolong ibu, aku sudah menjadi yatim-piatu sejak tujuh belas tahun lalu. beberapa kali ibu mencoba bvnvh diri, aku harus merawat adikku, aku, hanya bocah sepuluh tahun, Om. Om bilang, om akan melindungi kami, tapi apa? om juga pergi meninggalkan kami hanya karena gertakan lelaki durja itu. om pengkhianat!"

Setelah mengatakan itu Bhumi pergi keluar, Wisnu meminta Shavara untuk menemaninya.

Sementara Riana dalam rangkulan Fathan menangis tersedu-sedu." Om, siapa?" pertanyaan dari Senja membuyarkan keheningan mencekam itu

¥¥¥¥¥¥

Dua pulu menit Bhumi ditemani shavara yang menggenggam tangannya duduk di gazebo dengan wajah yang masih memasang raut pilu.

" Sayang,...masuk yuk! mending kita bicarakan bersama agar semuanya sama-sama enak." ucap Shavara dengan suara lembutnya.

Bhumi sontak menoleh memandang Shavara dengan tatapan lain, lebih hangat.

" Kamu sedang memanipulasiku?"

Shavara mengerutkan dahi tidak paham." manipulasi? jahat banget mitnahnya."

" Itu kamu manggil aku sayang."

" Ya karena aku sayang beneran sama kamu, salah ya manggil sayang sama pacar sendiri, atau memang kita uda...hmmph.."

" Cerewet, berisik."

mata Shavara membelalak kaget sambil menempatkan tangan di dadanya." Aku sakit hati banget lho diomongin gitu, tahu gini aku gak mau nemenin kamu. sumpah, jahat banget." Shavara merengut lalu beranjak meninggalkan gazebo, hendak kembali masuk ke dalam rumah.

Bhumi yang sadar telah emlakiakn kesalahan merutuki diri, ia segera beranjak menyusul.

" Shava..maaf ..aku cuma bercanda...Shava...sayang....," langkah besarnya tidak berhasil menyusul Shavara yang berlari.

" Shava..." Bhumi berhenti, saat semua pasang mata di ruang keluarganya menatap dirinya.

" Berantem ya?" selidik Aditya curiga.

Bhumi menggeleng" tidak."

" Terus kenapa muka si teteh cemberut gitu, habis nangis itu kayaknya."

" Adit, diam gak kamu." teriak Shavara dari dapur. Bhumi menghela napas lalu berjalan hendak menyusul ke dapur.

" Bhum, ibu mau bicara." interupsi Rianti.

" Nanti ya, Bu. ini lebih urgent."

" Gak ada urgent, kita bicarakan sekarang." Shavara muncul dengan segelas es Syrup orange-nya.

ia memberikan Syrup itu pada Bhumi " ni, habisin sekaligus. syukur-syukur bisa negebekuin pikiran julid kamu." Shavara menarik satu tangan lain Bhumi ke ruang keluarga.

Semuanya telah berkumpul, tidak ada yang memulai, hanya saling lirik.

" Huh..ini apa musti adek yang jadi MC? sebagai pembukaan?" ujar Aditya jemu.

" Yan, dimulai dari Lo aja dulu."

" Kok, gue? Bian juga merasa jiper.

" Terus harus gue? nyokap-bokap gue saling bucin gak ada kasus. sedangkan Lo.., maaf, seperti kata ibu Rianti semua kekacauan ini ada karena nyokap lo ngandung Lo."

Bian menarik lalu menghembuskan napas berat bercampur sakit saat Rianti menatap dirinya dengan kebencian.

" Papa ditipu mama, aku bukan anak papa, tapi mama ngaku aku anak papa demi menikahi papa."

Rianti, Fathan, Fena dan Anggara yang terkejut akan berita itu. Rianti menyadari itu.

" Kalian udah tahu?"

" Tadi pagi di sekolahan. itupun karena Senja suda tahu, dan Bian gak mau Enja membencinya."

" Kamu, Bhum."

" Dia ngasih tahu ini tiga tahun lalu."

" Dan kamu gak bilang ke ibu?"

" Untuk apa? toh kita sudah tidak ada hubungan apapun dengan lelaki itu."

" Pertanyaannya, untuk apa mantan suami Tante kemari?" Adnan menengahi.

" Apa om Edo sudah tahu tentang itu?" tanya Wisnu pada Bian.

Bian menggeleng," sampe sekarang papa belum tahu."

" Terus kenapa papa kamu kemari? gak mungkin buat ngakuin aku kan?" sindir Senja.

" Papa ingin mengalihkan seluruh aset papa padaku, aku menolaknya Karne aku tahu aku gak berhak. tapi aku bilang ke papa aku hanya menerima tanggung jawab itu kalau bang Bhumi juga dibagi."

" Kami gak butuh harta papa mu."

" Aku tahu, aku juga tetep gak mau. tapi kenyataan tetap gak bisa dipungkiri bang Bhumi dan Senja lah yang berhak atas harta papa."

" Saya ikhlas kamu ambil semuanya. khusus Senja, dia tidak akan kekurangan apapun."

" Rencananya setelah aku mengambil alih perusahaan papa, semua aset atas namaku ku alihkan pada Senja, dia yang berhak atas itu."

" Kenapa? seharusnya kau tidak melakukan itu? apa kau sedang merencanakan sesuatu atas keluarga ku?" tanya Rianti bingung menangkap maksud Bian.

" Ibu, ku mohon jangan curiga aku dalam konteks negatif, aku hanya ingin terikat dengan bang Bhumi, karena lewat beliau aku bisa terikat dengan keluarga ini."

" Itu yang ibu tidak paham, kenapa? kau punya ibu mu sendiri."

" Yang tidak pernah memperdulikan aku, baginya yang terpenting hanya kehidupannya yang dipandang tersohor karena bersuami akan Edo Mahendra."

" Kenapa kamu tidak memberikan asetmu pada mama mu?" tanya Fena masih mencurigai Bian.

" Karena aku membenci ibuku." pandangan Bian menerawang ke beberapa tahun lalu.

" Aku seperti keluarga konglomerat lain yang dibesarkan oleh nanny Papa sibuk bekerja dan menahan jarak dariku entah mengapa, mama, sepeti yang ku buang dia hanya peduli pada kehidupan hedon-nya saja hingga aku terjerumus pada pergaulan yang salah.

" Saat kenaikan kela suda SMP, aku menemukan bukti tentang diriku, tengah kalian, dan tujuan mama menikahi papa hingga tega memfitnah ibu.

" Sejak itu aku mengkonsumi narko-ba sebagai berikut pengalihan rasa kecewa dan kesepianku. uang bukan Maslah bagiku, sampai akhirnya aku overdosis di sekolah. diambang kematian itu muncul keinginan ingin membalas perbuatan jahat ibuku.

" Setelah sembuh dari rehabilitasi narko-ba, aku mencari tahu kalian. bang Bhumi mengha-jar ku sampai aku dirawat di ruang akit selam sebulan."

" Tapi kamu muncul lagi, gak kapok." celtuk Bhumi.

" Aku gak bisa mundur, aku merasa bersalah pada kalian. dan syukurnya setelah aku menjelaskan bang Bhumi memaafkan aku, dan aku masuk SMA dimana bang Bhumi mengajar."

" dan nyusahin saya selama tiga tahun ini."

" Itu seni, pak. Seni...bapak juga gak mungkin jadi anak teladan di SMA." bela Aditya yang tidak terima dia with siswa menyusahkan. pasalnya kenakalan Bian dilakukan selalu bersama dirinya, dan yang lain juga.

" Bian yang diomeli, kenapa kamu yang marah Dek?" curiga Fena.

Aditya terkaget, dia mengumpati dari sendiri dalam hati, wisnu yang tahu kenakalan adiknya karena selalu dia yang menghadap pihak sekolah setiap adiknya menerima surat panggilan menggeleng meremehkan dengan mimik yang mengatakan " bo-doh."

" Eee...hhh Adie hanya solider aja, ma. solider."

" Mama ingin dengar tentang solidaritas kamu di rumah nanti." ucap Fena tegas.

Aditya menatap pad Anggara memohon bantuan yang direspon oleh papa-nya menggoyang jari telunjuk dari atas ke bawah sembari berucap." Kasian deh Lo."

" Jadi, Bu. bian mohon izinkan Bian aksi bagian keluarga ini, Bian mencintai keluarga ini. please..." Bian memohon dengan teramat sangat.

" Kakak gak bohong kan?" tanya Senja.

" Apa?" Bian bingung.

" Kakak akan mengalihkan aset kakak untukku." Bian mengangguk cepat.

" Aku minta notaris buat draft pengalihan itu."

" Baiklah, mas Bhumi akan menerima itu."

" Dek." Bhumi memprotes.

" Mas, ini jalan satu-satunya adalah membalas perempuan itu."

" Tapi masa gak mau, mas angka sudi merendahkan diri di depan mereka."

" Tapi ini caranya membalas sakit hati ibu and aku."

" Kita bisa hidup mandiri saja sudah membuat wanita itu kalah, dek. maaf ,tapi mas gak mau. "

" Mas, ini demi adek.'

" Tidak akan pernah. otak Mas masih menyimpan merekam sumpah serapah mereka untuk penderitaan kita. pria tua itu kini bisa lihat kita bisa hidup makmur. itu sudah cukup, dek."

" Sudah, tenang. ada solusi lain tanpa harus ada permasalahan baru dalam keluarga ini." Saat senja ingin membalas ucapan Bhumi Anggara menginterupsi.

" Apa?" tanya Fena.

" Bian, kamu harus menerima keinginan ayah kamu, saat kamu berusia cukup, dan kamu masih ingin melakukannya, kamu bisa memberikannya pada mereka.

" Senja saja om, saya sudah cukup mampu untuk menafkahi Shava dan ibu."

" Suombhong." ledek Anggara menanggapi keengganan Bhumi.

" Bagaimana, Yan?"

" Kalau ibu dan Senja menerima Bian jadi bagian keluarga ini, Bian mau, om. tapi kalau mereka gak mau, maka bagian juga menolak. dan papa akan kembali kemari merecoki ibu.

" Kok kamu malah nakut-nakutin ibu, gak bisa gitu dong.

" Bisa saja ibu, tadi buktinya papa kemari setelah belasan tahun. jadi kenapa gak bisa kemari lagi. apalagi sudah melihat Senja, papa pasti engeh kalau Senja anak papa, rupa mereka terlalu mirip untuk diabaikan.

" Nanti saya akan mengha-jar dia lebih beringas." ucap Bhumi menggebu-gebu.

" Ada saya."

" Dan membenarkan tuduhan mereka kalau kalian berselingkuh. Mama saya akan memanasi papa dengan alasan itu."

" Bahkan saya pergi setelah dia mengancam Rianti."

" Mama saya itu budeg, baginya asal keinginan dia terwujud segala cara dilakukan. btw om siapanya ibu?"

Kecuali Anggara dan bumi. semua orang yang hadir memberi raut penasaran.

" Saya sahabat dari kecil Rianti, rumah orang tua saya dekat dengan almarhum kedua orang tua Rianti."

" Cuma sahabat? yakin?" selidik Erlangga.

" Elang, Tante gak suka ya arah pembicaraan kamu, kamu juga mau fitnah Tante selingkuh?"

Bhumi mendelik padanya, Erlangga menggeleng cepat." bukan begitu, Tan. tapi saya team, gak ada pertemanan murni antara lelaki dan perempuan. pasti salah satu ad arasa yang lebih, Tan."

" Itu kamu yang playboy, tapi kami bisa tuh murni."

" Jangan terlalu yakin." celetuk Anggara.

" Eng...ing..eng...ada apakah dibalik ucapan sang pendiam dan tuan Anggara Nasution..jejejjejeje...." Aditya heboh di tempat yang salah, tapi tak urung ucapan anggara dibumbui selorohan Aditya melahirkan pemikiran baru di kepala mereka.

" Angga, kamu jangan ngada-ngada."

" Gak ngada-ngada. ini kecurigaan yang melahirkan hipotesa akurat. Fathan belum menikah di usia kepala empat." ungkap Anggara.

Semuanya terkejut, " gak mungkin, ganteng gitu." ucap Shavara pelan namun masih bisa didengar apalagi oleh Bhumi yang duduk di sebelahnya yang sudah menoleh padanya dengan memasang raut tidak suka.

" Om gak belok kan?" tanya Aditya ngasal.

Fathan melirik kesal pada teman bisnisnya, dia menghembsukan napas berat." saya normal. saya belum bisa menikah karena masih stuck di cinta pertama saya, sahabat kecil saya yang dijodohkan dengan lelaki dewa oleh orang tuanya demi menebus hutang keluarganya pada tuan Mahendra." saat bicara demikian fathan menatap lurus Rianti.

Rianti terhenyak di tempat, ia menutup mulutnya kaget, matanya membesar tidak percaya. matanya kembali menitikkan airmata tidak percaya sekaligus haru.

"Fa..Fathan..." lirih Rianti menyesal.

" Enggak apa-apa. memang itu salah saya yang hanya bisa mencintai satu wanita dalam hidup saya.

" Ya Tuhanku...luka sebesar apa yang sudah say berikan ke kamu..." Rianti pun merasakan sakit hati untuk sahabatnya ini.

" Gak ada, selama aku bahagia semuanya terbayarkan."

" Tapi ibu gak bahagia, malah menderita. dimana om sewaktu ibu terpuruk?" tanya Senja.

" Maaf untuk itu, Om pergi keluar negeri mengadu nasib. berniat kembali ketika saya sudah mapan. Syukurnya atas kerja sama dengan perusahaan kontraktor Nasution Om bisa mapan, tepai belum cukup untuk menghadapi Mahendra."

" Kami sering berbagi cerita antar lelaki, diantara cerita itu nama Rianti lah yang sering dia curhati selama sepuluh tahun terakhir. saya yang tidak peka ini tujuh tahun yang lalu baru sadar kalau Rianti yang dibicarakan itu adalah kamu, ketika mencocokan cerita diantara kalian yang saya dengar dari Fena."

pletak...

Saking gregetannya Fena menjitak kepal suaminya yang membuat orang kaget, pasalnya diluaran sana Anggara adalah sosok yang disegani.

" Adaw..ma. sakit. apa salah aku?"

" Makanya jadi orang tu dipake indera ke seratusnya, kumpulin khadam kamu supaya peka. terus papa kenapa gak cerita ke mama? kalau cerita mungkin mereka bisa bertemu dari kapan tahu."

" Fathan selalu ngawasi Rianti kok, buktinya hari ini dia datang."

" Fath..." Rianti meminta penjelasan.

" Aku menempatkan dua orang untuk menjaga kamu, aku gak mau kamu sedih seperti dulu lagi, aku hanya ingin selalu tahu kalau kamu hidup baik-baik saja, sampai tadi aku dapat laporan tentang Edo, tapis ayanga ku sedang berada di Bandung, jadi baru bisa kemari tadi."

" Aaaaa... romantisnya...jadi melow ini..." Anggara berdecih akan taksi istrinya yang lebay seperti biasa, dia tidak suka istrinya memuji pria lain.

" Mana ada romantis, udah tahu gebetan singel, kalau aku..langsung aku pdkt, terus lamar. ini ngapain pake acar ngawasi segala, cupu itu namanya. iya gak, Bhum."

" Iya, om. cupu, payah. lemah." sungut Bhumi. Bhumi yang sudah terlanjur panas hati kar q Shavara memuji Fathan.

" Dih, lihat kaum pencemburu. gak keren, Pah" Ledek Aditya.

" Ini ni omongan bocah yang belum pernah jatuh cinta, suatu hari nanti dimana kamu bucin papa yang bakal ngetawain kamu paling depan. ngaku populer tapi gak ada yang suka, payah." balas Anggara yang tidak mau kalah, dia tidak sudi perasaan terdalamnya pada sang istri dijadikan guyonan.

" Ada, om. namah Kiky, anak SD, adiknya Leo." ungkap Bian.

" Hahahhahahaha....sekalinya ada yang suka bocil, huuuu....katanya most wanted, tapi gak laku.." Anggara puas menertawai anaknya.

" Yang suk adek banyak, ya. tapi adek yang gak mau. adek mau mengejar cita-cita adek dulu. Mama... papa ledekin adek..." akhirnya si bungsu mengadu juga.

" Kamu juga sih berani meremehkan perasaan kami." Fena bukannya membela malah ikut merundung Aditya.

" Sumpah, demi apa gak ad ayang bela aku. fix, sih ini aku anak angkat."

" Heh, lambe mu. kalau kamu anak angkat udah mama balikin kamu ke pantit toh kamu cuma bikin Mama pusing, jangan lupa balikin semua yang yang mama keluarin buat ngegedein kamu."

" Tau ah, laper. kalian sadar gak sih ini udah malam." Aditya berjalan ke arah dapur.

Mereka semua melihat ke luar rumah langit sudah gelap." Astaghfirullah..belum nyiapin makan malam."

" Keburu laper banget, tan. gak usah masak. aku udah buka aplikasi makanan." ucap Aditya yang sudah kembali.

" siapa yang mau pesan?"

" Aditya nanti dulu, ini urusan gue gimana?" tanya Bian

" Lo, kenapa?"

" Ini gimana, usulan om Angga atau usulan aku yang dipake?" tanya Bian pada Rianti dan Bhumi.

" Terserah Senja, kalau saya menolak mentah-mentah." jawab Bian mutlak.

" Ja..."

" Kakak janji kasih aku aset kakak."

" Iya janji."

" Tanda tangani ini." s Nja' menyodorkan selembar kertas.

" Apa ini?

" Tadi sewaktu kak Adit heboh gak jelas aku sudah buat perjanjian bahwa Kakak menyerahkan 75% hart kakak untuk aku setelah kakak berusia 18 tahun."

" Itu dia bulan lagi." celetuk Aditya.

" Senja.." tegur Rianti dan Bhumi tidak suka.

" Bu, ini untuk bukti kalau nanti dia khilaf. uang itu tidak ada kata saudara, sekarang saja kak Bian bisa ngomong begitu akr na uangnya juga gak ada, tapi nanti kalau kak Bian udah tahu nikmatnya uang, dia lupa."..x

" Itu bagus, kit agak butuh harta mereka, mas udah bilang itu berkali-kali."

" Mas, ini bukan soal harta, ini tentang identitas. aku anak kandung pira itu, bukan kak Bian. dan aku ingin menunjukan ini ke wajah di perempuan pelakor itu." teriak Senja bersikukuh.

" meski sebentar mas pernah disayang papa, dan ams masih diakui papa. tapi aku..." Senja bahkan tidak mampu meneruskan Kat ayang ingin dia ucapkan karena begitu menyakitkan.

Bian menghampiri Senja, membingkai wajahnya dengan sayang." Besok aku akan tanda tangani dokumen penyerahan harta itu, dan lusanya kamu akan melihat aku akan memberikan semuanya untuk kamu. hanya pada kamu, adikku." ucap tegas dan mantap.

" Janji gak ingkar." Senja mengangkat jari kelingkingnya.

Bian menautkan kelingkingnya di sana." Janji dengan hidupku. tapi kamu harus mengakui aku Abang kamu."

" Iya, terpaksa. demi duit itu."

" Bian terkekeh, ada sedikit nyeri di dadanya." demi apapun gak masalah, asal kamu mengakui aku saudara mu."

" Tapi ibu gak mau ngakuin." ucap Rianti.

" Ja..." adu Bian.

" Bu, gak bisa gitu dong. kalau kak Bian saudaraku, berarti anak ibu."

" Kamu gak perlu kakak lagi, sudah ada mas mu."

" Punya dua lebih baik, kak Bian juga sering lindungi Senja di sekolah. ditambah dia ganteng, pinter, baik."

" Tapi dia anak pelakor?"

" Nah itu dia ..itu dia...Bu, sebu-deg bu-degnya wanita, kalau dia kalah sebagai seorang ibu, dia akan terkena mental. itu akan menjadi momok horor baginya. seumur hidupnya akan direndahkan orang lain." terang Senja.

" Wow keren..."

Prok...prok...

Adnan bertepuk tangan yang diikuti oleh yang lain. " Apa yang dikatakan Senja benar adanya. kami para lelaki tidak akan Sudi menikahi perempuan yang tidak bisa ?menyayangi anak."

" Ibu serahkan ke mas mu."

Bhumi melongo pada ibunya." mas gak masalah selama dia tidak bermasalah."

" HOREEE.... AKHIRNYA AKU PUNYA KELUARGA...MAKASIH ALLAH..MAKASIH BANYAK. aku berjanji akan menjadi orang yang membanggakan kalian. ambil janjiku." ucap hari Bian menitkkan airmata.

" Kamar Bian di samping kamar bang Bhumi ya, udah lama Bian mengincar kamar itu." Bian berlari ke arah tangga.

" Heh, jangan itu mau saya jadiin ruang kerja."

" Jangan Maruk, bang. ruang kerja Abang di bawah." ucap Bian di pertengahan anak tangga.

" Lah dia yang ngatur."

" Horre...punya tempat bolos baru...ups... tempat kerja kelompok baru." Aditya menganulir omongannya setelah ditatap sengit Fena.

Dau remaja tanggung itu melompati anak tangga menuju kamar idaman Bian.

" Btw, Apa om sampai sekarang om masih suka ibu?" tanya Senja.

Heboh, ruangan sekejap sunyi berbanding terbalik dengan kehebohan tadi.

" Makan..semua makan...Adit..aku Ajis gak mesen makanan..." teriak Rianti dari tangga bawah.

" Udah Adit pesenin buat semuanya, kelamaan soalnya." balas Aditya sebelum kembali menghilang di kamar sebelah Bhumi.

1
Arjuna Pratama Juna
author kemana ni ko gak ada kabar sama sekali
Nara Azka
kenapa lama ya up nya Thor...
Nanik Badriatul 'Aini
ini para mahasiswa tingkat akhir, mau maunya diatur atur anak SMA
Sinta Ariemartha
kira2 drama arleta kapan berakhirnya yaa
Nanik Badriatul 'Aini
shava.... shavaa...
kamu ngapain nyuruh Bhumi baik ma Arleta, klo lihat sikap baik Bhumi ke Leta bikin kamu bengek
Nara Azka
up nya kok lama amat thor.
Nanik Badriatul 'Aini
beneran 'sakit' si Leta. bu Fena panggilin psikiater, biar rumah tangga putrimu aman, damai
Dira Abyudaya
banyak typo gk nyambung jadi bacanya😁
Nanik Badriatul 'Aini
udah siena, bawa kakakmu berobat. jelas" dia 'sakit'. sama seperti Arleta
kasihan Arleta... jiwanya sakit karena perlakuan menyakitkan dari ke2 ortunya yg egois
Qaisaa Nazarudin
Wkwkwk Anak sama emak sama2 GILAnya 🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️
Sinta Ariemartha
bulet...bulet kayak tahu bulet
Ann,
sebenar nya ini favorit ku tapi vara makin késini makin gak masuk akal . jdi agak gimana gtu . sorry
Ida Harry
lama bangettt up nya thorrr
Nanik Badriatul 'Aini
benar sih ma... ngapain nangis" pe mata bengkak klo cuma sebentar dah baikan ( karena masalah sepele )
sava, biar g nangis diledekin mama, bsok lagi jangan mikir yg ngadi ngadi. malu kan... nangis kejer, tnyata salah sangka kamu aj
Nanik Badriatul 'Aini
sabar ya bhum.... sava itu trauma di khianati, jadi suka paranoid sendiri
sava, belajar mengungkap apa yg kau mau dg jelas. saat ini kamu g lagi berhadapan dg aryo. ingat va, bhumi beda dg aryo
Qaisaa Nazarudin
Sebelum menikah aja hubungan mereka udah kejauhan,,,Apalagi saat sekarang mereka sudah menikah..
Ann,
mangka nya var jan ngeyel lagi ..selalu vara terluka terus 😏
Anonymous
Suka dengan ceritanya,terasa jadi muda lagi saya bacanya,hehe lanjutkan
Sinta Ariemartha
thorr kira2 kapan sih aryo sm kinan bener2 jera gak ganggu babang Bhumi sm teh vara,
Ann,: sampe segini jauh nya si cuunguk gada kapok nya elah capek
total 1 replies
Nara Azka
pingin baca cerita tentang kisah cinta wisnu berliana dong thor.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!