Karna obsesinya pada seorang pria tampan, Kimmy nekad menjebak pria itu untuk menjadi suaminya, sampai sang pria tidak memiliki pilihan untuk melarikan diri.
Sipatnya yang bar-bar, ceroboh, dan semaunya, membuatnya merasa terperangkap dengan jebakannya sendiri, ia merasa terpenjara di tempat suci bernama pondok pesantren.
Tempat itu tak lantas langsung merubah diri Kimmy dengan cepat, berbagai tingkah ajaibnya selalu mewarnai orang-orang sekitarnya.
Lantas bagai mana dengan kisah cintanya bersama pria tampan?, yang merupakan seorang anak dari pemilik pondok pesantren. Semua orang memanggilnya Gus Ridwan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indahnya halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kau gila
Di sinilah Kimmy berada menatap danau buatan yang berada persis di sebelah pojok pondok, terdapat beberapa bunga teratai di atas permukaan danau itu
Kimmy marah dan kesal, ia juga bersedih tapi entah mengapa air matanya enggan keluar.
"Calon janda lagi apa?"
Kimmy mendongakkan kepala memandang sosok yang menyapanya, Orang itu adalah Riza adik iparnya sendiri. Kimmy yakin adanya Riza disana pasti karna ulah Ridwan.
"Untuk apa kau membuntutiku?"
"Untuk memastikan bahwa kau tak akan mengakhiri nyawamu sendiri itu." Riza memasukan kedua tangannya pada saku celana yang ia kenakan. "kolam itu tidak cukup dalam untuk memindahkan alam seseorang." Riza terkekeh di akhir kalimat.
"Kau pikir aku selemah itu?"
"Aku tahu kau patah hati, jadi tidak menutup kemungkinan kau bisa saja mengakhiri hidupmu."
"Sebenarnya kau sedang apa? Riza, berusaha meyakinkan ku untuk mengakhiri hidup begitu?"
Riza mempercai ucapan kedua kakaknya jika tidak mudah bila berbicara dengan gadis itu selalu di luar jalur normal.
"Jika kau beneran jadi janda aku tidak keberatan menjadi pengganti Mas Ridwan menjadi suamimu." Entah hanya bergurau atau memang Riza berkata terus terang tapi rautnya di buat seserius mungkin.
"Aku tidak tertarik. Ini bukan kisah novel yang pemeran utamanya harus menerima pinangan dari adik iparnya sendiri, turun ranjang itu terlalu menggelikan untukku."
Riza hanya tersenyum menanggapi ucapan kakak iparnya.
Dari kejauhan Kimmy melihat Ridwan sedang berjalan kearahnya dengan setengah berlari.
Saat tiba di hadapan istrinya Ridwan langsung mengajak istrinya untuk pergi dari sana, tidak lupa tatapan tajam penuh peringatan ia berikan untuk adiknya yang tampak tenang tidak terpengaruh sama sekali dengan tindakannya.
"Dek ngapain di sini?, ayo kita pergi banyak hal yang ingin Mas bicarakan."
"Aku tidak mau, lebih baik kau pergi sendiri saja bersama calon istri barumu bukankah kau sangat menyukai wanita yang patuh dan penurut." Kimmy menolak untuk ikut bersama suaminya.
"Dek, jangan menguji kesabaranku, ayo ikut aku kerumah aku aas kan menjelaskan semuanya."
"Aku tidak mau."
"Jika kau tidak ikut mas akan menciummu di sini."
"Cium saja aku tidak takut." Tantang Kimmy. Ia meyakini suaminya itu tidak akan berani berbuat tak senonoh, apa lagi di sana terdapat beberapa orang yang berlalu lalang, Ridwan itu tipe orang yang tidak peka atau romantis.
Cupp...
Mata Kimmy membola kemudian mengerjap beberapa kali tidak percaya dengan apa yang di lakukan suaminya barusan, Ridwan baru saja mengecup sekilas bibirnya, ini gila benar-benar gila.
"Itu peringatan, Mas bisa saja melakukan hal yang lebih memalukan dari ini." Ridwan mengikis jarak diantara mereka dan berbisik di telinga wanitanya. "Ikut dengan mas atau semua orang akan menyaksikan siaran langsung kita membuat anak."
"Kau gila, dasar tidak waras maksudmu apa berkata seperti itu?"
"Aku tidak main-main Dek."
Mau tidak mau akhirnya Kimmy menuruti keinginan suaminya, ia tidak bisa membayangkan jika ancaman yang suaminya layangkan terjadi, tadi saja saat Ridwan mengecup kilas bibirnya semua orang yang berada di sana menatap iri dirinya apa lagi jika ia benar-benar melakukan hal iya-iya.
Sejak sampai di kamar Ridwan nenjelaskan semua kejadian setelah saat Kimmy pergi tidak ada satu halpun yang Ridwan tutupi, semuanya ia jelaskan se jelas jelasnya.
"Kau benar-benar menolaknya."
"Iya."
" Kau tidak sedang berbohongkan? " Tanyanya ragu.