Dia adalah Anindira Maheswari. Dia adalah seorang gadis yang sangat mandiri, pemberani, tomboy, cerdas dan pekerja keras. Dia tinggal bersama Ayahnya di sebuah rumah sederhana milik Ayahnya yang dulu sebelum Ayahnya menjadi orang sukses namun sekarang harus kembali ke titik NOL. Saat ini dia berstatus mahasiswi semester 5 dengan beasiswa prestasi namun dia harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhannya. Tetapi tiba-tiba cerita hidupnya berubah ketika dia bertemu seorang duda beranak satu....
Bagaimana kelanjutannya, inilah novel pertamaku " Jatuh Cinta Sama Duda"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dydy_ailee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 28 ~ Di Lamar ~
Di kantor ternyata sudah banyak wartawan yang menunggu konferensi pers. Keenan dan Dira pun turun dari mobil. Keenan mengaitkan tangan Dira ke lengannya, bergandengan bak sepasang kekasih yang tengah di mabuk cinta. Maklum saja, perusahaan Keenan adalah perusahaan yang cukup punya pengaruh besar jadi sedikit saja ada berita buruk, bisa berpengaruh pada perusahaannya apalagi dengan status duda nya. Reyhan dan Lena pun terpesona melihat Dira yang cantik dan anggun. Dan Keenan pun terlihat sangat tampan dengan setelan jas dan rambutnya yang tertata rapi. Meskipun usia mereka beda 10 tahun tetapi wajah Keenan masih bisa mengimbangi usia Dira baru saja 20 tahun. Keenan pun segera duduk di meja yang sudah tertata rapi beserta microfonnya. Para wartawan pun sudah baris dan berjajar bersama dengan kamera, perekam suara serta buku dan bolpoinnya.
" Selamat pagi, semua. Langsung saja saya tidak mau basa-basi, foto itu memang benar foto kami berdua. Namun itupun kita tidak berdua, kami bertiga dengan anak saya Queensha, mungkin mereka yang diam-diam mengambil foto kami terlalu pintar untuk mengambil angel ( baca anggel) foto yang tepat. Sebenarnya saya tidak ingin mengumbar masalah pribadi saya yang bagi saya itu adalah privasi. Tapi ini sudah terlanjur menyebar dan beritanya tidak sesuai fakta. Sehingga berimbas pada citra perusahaan saya. Dia gadis di samping saya, adalah calon istri saya. Anindira Maheswari." Jelas Keenan.
" Apakah benar dia seorang mahasiswa yang masih magang? Lalu apakah gadis ini benar-benar mencintai anda sedangkan usia anda dengan gadis ini terpaut jauh? Tidakkah anda khawatir jika ternyata gadis muda ini memanfaatkan anda? Apa anda tidak terganggu dengan omongan di luar sana bahwa anda menyukai daun muda?" Itulah beberapa pertanyaan wartawan yang memberondong Keenan.
" Tidak, saya tidak takut. Cinta tidak mengenal usia dan saya tidak merebut dia dari siapapun."
" Lalu dengan nona Anindira, apakah anda yang seorang gadis sudah siap menikah dengan seorang duda? apakah anda juga tidak terganggu dengan omongan orang bahwa seorang gadis muda memilih duda? apakah anda sudah siap menikah muda dengan duda beranak satu? atau apakah anda tidak khawatir jika di anggap cewek matre yang sengaja mengincar duda kaya raya?" Berondongan pertanyaan wartawan untuk Dira.
Dira pun terdiam, matanya melihat sekeliling, melihat kilatan flash kamera yang menjepret dirinya serta kamera yang menyorot wajahnya. Belum pernah Dira merasakan berada di posisi ini, berdampingan dengan seseorang yang di kenal banyak orang. Dira sangat gugup dan gelisah. Dira yang terkadang bar-bar pun seketika menjadi diam. Keenan melihat wajah bingung Dira. Keenan pun menggenggam tangan Dira yang terpangku di pahanya sambil meremas ujung roknya. Dira melirik ke arah tangan Keenan yang menggenggamnya kuat lalu Dira mulai berbicara.
" Saya tidak peduli dengan anggapan orang seperti apa, mereka berhak mengeluarkan pendapat. Mereka hanya tahu tentang apa yang mereka lihat dari luar akan tetapi apa yang kita jalani sebenarnya hanya kita yang tahu dan juga keluarga kita." Kata Dira dengan tegas. Keenan tersenyum bangga dengan jawaban Dira.
" Disini, di hadapan kalian saya akan melamar Dira." Ucap Keenan sambil mengeluarkan kotak cincin di sakunya.
" Ha, di lamar, di depan banyak orang, wartawan pula. Dan sejak kapan Pak Keenan menyiapkan cincin ini, bukankah seharian Pak Keenan menemani saya di salon." Kata Dira dalam hati. Saat di salon itulah, Keenan menyiapkan cincin untuk Dira, dengan bantuan salah satu karyawan salon, Keenan meminta untuk melihat ukuran jari manis Dira dan tidak butuh waktu lama, Keenan menyuruh anak buahnya untuk membeli cincin dan mengantarkannya ke salon. Mereka semua pun iri dengan Dira, yang begitu beruntung mendapatkan Keenan, seorang duda kaya raya yang sangat tampan. Dan ternyata hanya gadis biasa yang mampu meluluhkan tembok dinding hatinya yang begitu keras.
Tanpa menolak, Keenan segera memasangkan cincin ke jari manis Dira dan Dira pun memasangkan cincin di jari manis Keenan. Lalu mereka memamerkan kedua tangan mereka yang telah melingkar sebuah cincin, para wartawan pun langsung memotret mereka. Jery pun benar-benar broken heart, wajahnya sangat sedih melihat Dira yang sebentar lagi menjadi milik Keenan. Jery berdiri di balik pintu sambil meratapi nasib kejombloannya. Sedangkan Reyhan dan Lena pun sangat bahagia, Dira pantas mendapatkan itu semua.
" Kenapa Dira nggak milih cowok kayak gue gini sih, gue kan imut, cute mirip Jung Kook." Gumam Reyhan dengan rasa percaya dirinya tapi memang sih dia imut.
" Dira seleranya yang mateng dan gagah kayak Pak Keenan bukan kayak lo yang kena matahari sedikit aja udah ribet." Ledek Lena.
Natasha yang sedang dirumah melihat konferensi pers Keenan dengan Dira begitu marah, Natasha membanting vas bunga yang ada di depannya hingga pecah.
" Brengsek, kenapa malah jadi gini sih? Kenapa mereka malah tunangan, sial." Kata Natasha dengan begitu emosional.
Sedangkan saham di perusahaan Keenan pun naik kembali dan para investor baru pun mulai berdatangan. Para karyawan pun sedang kuwalahan menerima telepon termasuk Jery, telepon banyak yang masuk di saat hatinya sedang gundah gulana membuatnya ingin semakin murka. Karakter Jery disini kocak ya, jadi saat marah pun, marah yang kocak, bukan marah yang serius dengan mata yang bengis. Hehehehe.
