Dilarang Boom Like !!!
Zulaikha Al-Maira. Wanita yang sudah berstatus seorang istri itu harus terpaksa menelan pil pahit kebohongan dan pengkhianatan.
Awalnya, Zulaikha mengira kalau pernikahannya baik-baik saja, tapi semua berubah saat dia mendapati kebenaran tentang pernikahan pertama suaminya.
Zulaikha merasa hancur, dia tidak terima dan memilih untuk pergi dari sisi suaminya.
Zulaikha pergi dan memilih untuk melupakan semua hal tentang suaminya, tapi saat dia ingin memulai. Tiba-tiba, sang suami datang dan kembali mengejar cintanya.
Bagaimanakah kisah Zulaikha selanjutnya ?
Akankah Zulaikha kembali pada suaminya, atau malah membuka lembaran baru dalam hidupnya ?
Ikuti perjalanan cinta Zulaikha yang penuh dengan perjuangan dan air mata.
Follow IG Author ayu.andila 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Andila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 28. Penolakan Defin
Defin sangat terkejut saat mendengar kabar dari temannya, bahkan ponsel yang berada di genggaman tangannya terlepas begitu saja menghantam lantai.
Brak, benda pipih itu pecah dan berserakan di atas lantai. Namun, Defin tidak mempedulikan semua itu. Dia merasa sangat terkejut sampai membuatnya mematung dan tidak bisa berkata apa-apa.
Irham yang baru masuk ke dalam ruangan Defin sangat terkejut saat melihat ponsel bosnya sudah berserakan di mana-mana, dia juga melirik ke arah Defin yang mematung di samping meja kerjanya.
"Pak, apa anda baik-baik saja?" tanya Irham sembari menggoyang lengan Defin.
Defin yang baru sadar karna goyangan tangan Irham langsung lemas seakan tubuhnya tidak bertulang membuat Irham kaget dan menangkap tubuh Defin sebeluk mencium lantai.
"Pak, apa yang terjadi?" seru Irham, dia menuntun tubun Defin dan mendudukkannya di atas sofa.
Wajah Defin terlihat sangat pucat dengan keringat yang mengalir di wajahnya, entah apa yang sedang dia rasakan saat ini, tapi yang pasti hatinya begitu sakit saat mendengar informasi tentang gugatan perceraian yang dilayangkan Zulaikha.
"benar, aku harus menemui wanita itu," gumam Defin sembari bangkit dan mencoba untuk pergi ke rumah Zulaikha.
Sementara Irham yang baru datang karna mengambil minum untuk Defin kembali kaget saat melihat bosnya itu berjalan keluar ruangan, dia bergegas mendekat dengan membawa segelas air.
"apa anda tidak apa-apa, Pak?" tanya Irham sembari memegangi lengan Defin.
"aku tidak apa-apa, aku harus pergi ke suatu tempat," desis Defin, dia lalu meneruskan langkah kakinya untuk keluar dari perusahaan itu.
Irham yang melihat kepergian Defin hanya memandang lelaki itu dengan bingung dengan kening berkerut dan alis yang hampir menyatu.
Karna tidak mau ambil pusing, Irham segera kembali ke ruangannya dan melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda.
Defin yang saat ini sedang berada di dalam mobil semakin melajukan kecepatan, dia sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Zulaikha.
Tidak berselang lama, mobil yang dikendarai Defin sudah berada di halaman depan rumah orangtua Zulaikha. Dia bergegas turun dan menutup pintu mobil dengan kasar.
"ada yang bisa-" Zulaikha tidak bisa melanjutkan ucapannya saat melihat siapa sosok lelaki yang saat ini berada dihadapannya.
"Zulaikha, aku ingin bicara empat mata denganmu!" ucap Defin dengan penuh penekanan, dia lalu berjalan masuk ke dalam rumah Zulaikha.
"apa yang kau lakukan di sini, Mas?" ketus Sita, dia berdiri tepat di tengah pintu untuk menghalangi langkah Defin.
"minggir!" bentak Defin membuat Sita dan Zulaikha terlonjak kaget, mereka melihat ke arah Defin yang terus berjalan ke araj ruang tamu.
"aku ikut Mbak!" pinta Sita, sebenarnya dia merasa takut saat melihat kemarahan Defin, Tapi dia juga tidak rela untuk membiarkan sang kakak berbicara dengan Defin.
"enggak usah Dek, dia gak gigit kok," seru Zulaikha sambil melangkah masuk ke dalam rumah.
Sita langsung mencari ponselnya untuk menelpon Syifa dan mengatakan semua yang terjadi, dia yakin kalau Syifa pasti akan langsung pulang saat ini juga.
Sementara Defin dan Zulaikha sudah duduk berhadap-hadapan, Zulaikha memandang Defin dengan penuh tanda tanya sementara Defin memandang Zulaikha dengan penuh amarah dan sakit hati.
"apa benar kau mengajukan gugatan perceraian kita?" tanya Defin secara langsung, dia mengepalkan kedua tangannya menahan gejolak emosi yang sedang menghantam hidupnya.
Zulaikha terlonjak kaget saat mendengar pertanyaan Defin, dia tidak menyangka kalau lelaki itu tau tentang perceraian mereka secepat ini.
"benar, aku sudah me-"
"kenapa Zulaikha? kenapa kau melakukan itu?" potong Defin, suara baritonenya menggelegar memenuhi semua sudut rumah itu.
"kenapa? kau tanya kenapa Mas?" seru Zulaikha, dia merasa heran kenapa Defin bertanya seperti itu dan berlagak tidak sadar dengan apa yang telah terjadi.
"semua bisa dibicarakan baik-baik Zulaikha, kenapa kau memilih bercerai?" ucap Defin lagi, dadanya terlihat naik turun karna emosi yang sedang melanda hatinya.
"tidak Mas, tidak ada lagi yang harus kita bicarakan. Hubungan kita memang seharusnya berakhir sampai di sini, bahkan seharusnya hubungan pernikahan kita tidak pernah terjadi!" balas Zulaikha dengan penuh penekanan, dia sudah tidak bisa lagi bertahan dalam rumah tangga mereka.
"tapi aku tidak bermaksud seperti ini Zulaikha, aku-aku-" Defin tidak mampu untuk mengungkapkan segala rasa yang bersarang dihatinya, lidahnya terasa keluh seakan-akan tidak bisa digerakkan.
"kau apa Mas? apa kau mau mengatakan kalau kau tidak bermaksud untuk menjadikanku istri kedua?" sindir Zulaikha, kemudian dia segera mengucap istighfar karna sudah kelepasan bicara.
"sudahlah Mas, semua sudah berakhir. Aku harap kita akan saling bahagia tanpa ada yang tersakiti seperti dulu," sambung Zulaikha sembari berdiri dan hendak meninggalkan Defin ditempat itu.
"Tidak Zulaikha, aku tidak akan menceraikanmu!" Defin bangkit dan langsung beranjak keluar dari rumah itu meninggalkan Zulaikha yang melihatnya penuh luka.
"sebenarnya apa maumu, Mas? kenapa kau melakukan semua ini padaku? aku sudah memenuhi semua keinginanmu, aku sudah membebaskan dirimu agar bisa bersama dengan wanita yang kau cintai, aku sudah mengikhlaskan segala rasa yang ada dalam hatiku untukmu, aku sudah melangkahkan kakiku untuk membuka lembaran baru. Tapi kenapa Mas? kenapa kau malah tidak ingin bercerai denganku? apa kau belum puas menyakiti hatiku selama ini?" Zulaikha benar-benar tidak mengerti dengan apa yang dilakukan oleh Defin.
Sita dan Syifa yang sedang menonton dibalik dinding ikut merasa heran melihat reaksi Defin, mereka tidak mengerti dengan apa yang dipikirkan lelaki itu sehingga tidak mau menceraikan Zulaikha.
"Sita? Syifa? kalian menguping pembicaraan Mbak?" tiba-tiba suara Zulaikha mengagetkan dua gadis yang saat itu sedang melamun, sontak Syifa dan Sita langsung melihat ke arah Zulaikha dengan gugup.
"maaf Mbak," ucap Syifa dan Sita secara bersamaan, mereka menundukkan kepala karna merasa bersalah dengan sang kakak.
"Huh." Zulaikha menghembuskan napas kasar.
"Mbak tau kalau kalian khawatir dengan Mbak, tapi menguping itu juga tidak baik Dek," ucap Zulaikha, dia tidak mau adik-adiknya terbiasa menguping pembicaraan orang lain.
Syifa dan Sita menganggukkan kepala mereka untuk mengiyakan ucapan Zulaikha, kemudian mereka memeluk tubuh sang kakak dengan erat.
"hati-hati ya Dek, karna di alam akhirat nanti telinga kalian akan ditusuk oleh besi panas," bisik Zulaikha membuat Syifa dan Sita menelan salive mereka, sementara Zulaikha menahan senyum saat melihat kedua wajah adiknya.
Sementara itu, Defin yang sudah pergi dari rumah Zulaikha beranjak untuk pulang ke apartemennya. Dia ingin menenangkan diri agar bisa mengambil keputusan dalam hidupnya.
"sebenci itukah kau padaku Zulaikha, sampai kau melayangkan perceraian ke pengadilan agama?"
•
•
•
TBC.
Terima kasih buat yang udah baca 😘
intinya goblok.
untung ridwan pria tegas!