Amara gadis berusia dua puluh satu tahun ini terpaksa harus menikah dengan seorang pria yang bernama Aska sebagai penebus hutang ayahnya.
Ayahnya kabur begitu saja meninggalkan banyak hutang tanpa Amara ketahui.
Setelah menjadi istri, Aska memerintahkan Amara untuk merawat sang ibu yang sedang terbaring sakit.
Namun suatu saat Aska menikah lagi dengan seorang wanita yang ia cintai bernama Davina.
Jangan lupa Like,coment,vote dan favoritkan🥰🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ༂𝑾𝒊𝒚𝒐𝒍𝒂❦ˢQ͜͡ᵘⁱᵈ༂, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 28
"Aku ingin kau segera menceraikan Amara, mas!" Pinta Davina.
"Davina, untuk sekarang mana mungkin aku menceraikan Amara."
"Kenapa mas.....kenapa setiap aku memintamu menceraikan Amara kau selalu jawab seperti itu?"
"Karena Amara lah yang mengurus dan merawat ibu, Davina. Dan jika aku menceraikan Amara, pasti ibu akan sangat marah!"
"Halah.....kau kan bisa memperkerjakan orang lain untuk merawat ibumu, kenapa mesti Amara?"
Aska menggelengkan kepalanya. "Tidak bisa Davina, sudahlah jangan membahas itu. Kau tunggu saja, pasti aku akan benar menceraikan Amara nanti." Ucap Aska mengelus rambut Davina.
"Huh, padahal dia selalu memperlakukan ku dengan buruk saat kau tidak ada dirumah!" Bohong Davina.
"Hah, benarkah? aku rasa Amara orangnya tidak seperti itu."
"Terserah kau percaya atau tidak, yang penting aku sudah berkata jujur." Ucap Davina lagi-lagi berbohong.
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali sudah terdengar teriakan dari Davina memanggil nama Amara.
"Amara.......Amara........" Panggil Davina.
"Ada apa?" Tanya Amara tiba-tiba datang dari belakang.
"Apa kau tidak memasak sarapan hari ini?" Tanya Davina.
Amara melirik ke arah meja makan yang kosong, memang hari ini ia tidak masak karena semua kebutuhan pokok sudah habis.
"Aku hanya masak bubur pagi tadi, itupun untuk ibu saja!" Jawab Amara dengan santai.
"Dasar wanita pemalas! masak saja tidak mau!" Ucap Davina.
"Ada apa ini pagi-pagi sudah ribut?" Tanya Aska yang menghampiri.
"Lihatlah mas, Amara pagi ini tidak menyiapkan sarapan untuk kita!" Jelas Davina.
"Apa....Amara kenapa kau tidak masak?" Tanya Aska.
"Masak? masak apa? ciih....." Amara berdecih. "Sudah hampir dua minggu ini kau tidak memberiku uang belanja, persediaan makan pun sudah habis! lalu aku harus masak apa?" Tanya balik Amara.
Aska sejenak terdiam, memang ia lupa bahwa sudah hampir dua minggu ini ia tidak memberi uang kepada Amara. Pria itu kemudian meraba saku celana dan mengambil dompetnya. Ia lalu memberikan sebuah kartu debit kepada Amara di hadapan Davina.
Davina yang melihat itu langsung melotot, ia tak rela jika Aska memberikan kartu debit pada Amara. Davina pun langsung merampas kartu tersebut.
"Enak saja, kau tidak kerja tapi kerja mu itu hanya bisa menghabiskan uang suami saja!" Seru Davina.
"Davina.....berikan kembali kartu itu pada Amara!" Pinta Aska.
"Mas, Amara itu boros, dia hanya bisa menghabiskan uang mu saja nanti! lebih baik Amara di jatah sedikit saja!" Kata Davina.
"Apa kau bilang boros? memangnya kau pernah pergi berbelanja ? hei, semua kebutuhan itu semakin mahal, kau yang tidak tahu apa-apa diam saja!" Ujar Amara kesal.
"Davina....berikan saja, biarkan Amara pergi berbelanja kebutuhan. Lagipula kan semua di rumah ini Amara yang mengurus!"
"Kau membelanya mas?" Tanya Davina.
"Bukan begitu Dav......"
"Ah, sudahlah!" Davina dengan terpaksa pun memberikan kartu debit itu kepada Amara.
"Ayo, kita sarapan di luar saja pagi ini!" Ajak Aska sambil melingkarkan tangannya di pinggang Davina, mereka lalu mengayunkan kaki pergi begitu saja dari hadapan Amara.
Amara tak ambil pusing, ia kemudian melangkah menuju kamarnya untuk bersiap-siap diri karena ia akan pergi berbelanja.
Karena Dimas sudah hampir seminggu ini meliburkan diri, Amara pun memutuskan untuk pergi sendiri.
Amara melajukan mobilnya menuju ke supermarket. Kurang lebih lima belas menit, Amara pun akhirnya sampai. Dia keluar dari mobil lalu segera masuk ke dalam supermarket.
Amara mengambil trolly belanja lalu ia pun langsung memilih-milih apa saja yang dibutuhkan.
Satu jam kemudian, Amara telah selesai berbelanja. Ketika ia hendak keluar dari supermarket, ia dengan tak sengaja menabrak seseorang hingga membuat ponsel milik orang tersebut jatuh.
"Aw.......maafkan aku!" Ujar Amara sambil membungkuk mengambil ponsel tersebut.
"Astaga ponselmu retak!" Kata Amara sambil mengangkat wajahnya.
Sosok pria dengan postur tubuh tinggi tegap. Berwajah tampan, rambut hitam dengan bola mata kecoklatan menatap Amara dengan tatapan kesal. Pria itu tak lain adalah Ansel.
Amara gelagapan dan bicara terbata-bata. "Oh maafkan aku, aku benar-benar tidak sengaja!"
"Kalau jalan pakai mata, lihatlah ponsel ku retak begini, padahal ini ponsel baru, hiks!" Ucap Ansel.
Amara mengeluarkan beberapa lembar uang dari tasnya, lalu memberikannya pada pria tersebut.
"Maafkan aku, ini uang untuk memperbaiki ponselmu atau membeli ponsel baru, aku rasa uang ini cukup!" Kata Amara.
Ansel semakin kesal melihat Amara memberinya uang. "Kamu kira aku tidak punya uang?" Tanya Ansel.
"Lalu aku harus bagaimana?" Tanya Amara.
Ansel sejenak menatap Amara dari atas sampai bawah. Bagi Ansel wanita yang sekarang ada di hadapannya ini sangatlah cantik, cantik yang belum pernah ia lihat sebelumnya dari wanita lain. Jiwa-jiwa ingin mendekati pun muncul dalam benak Ansel.
"Mana ponsel mu!" Ujar Ansel.
"Hah, ponselku? untuk apa?" Tanya Amara.
"Sudahlah, cepat berikan ponselmu sekarang juga!" Pinta Ansel memaksa.
Amara dengan terpaksa pun langsung membuka tasnya dan mengeluarkan ponsel miliknya.
Ansel langsung mengambil ponsel milik Amara.
"Nomormu sudah kudapatkan, aku akan menghubungimu nanti!" Ucap Ansel, memberikan kembali ponsel Amara. Pria itu kemudian berlalu begitu saja.
"Hei....apa maksudmu!" Tanya Amara tapi tak di hiraukan oleh Ansel.
"Huh, dasar pria aneh, di beri uang ganti malah tidak mau!" Amara lalu melanjutkan langkahnya. Tak terlalu ambil pusing dengan apa yang di katakan pria itu.
khadiran davina tk kn mmpu mngisi kekosongan hatimu.... dan sosok amara perempuan tulus... tk akn prnh trgntikan...
btw aku dari tahun 2025/Grin/