NovelToon NovelToon
ANTARA CINTA DAN DENDAM

ANTARA CINTA DAN DENDAM

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: my name si phoo

Sania, seorang dokter spesialis forensik, merasakan hancur saat calon suaminya, Adam, seorang aktor terkenal, meninggal misterius sebelum pernikahan mereka. Polisi menyatakan Adam tewas karena jatuh dari apartemen dalam keadaan mabuk, namun Sania tidak percaya. Setelah melakukan otopsi, ia menemukan bukti suntikan narkotika dan bekas operasi di perut Adam. Menyadari ini adalah pembunuhan, Sania menelusuri jejak pelaku hingga menemukan mafia kejam bernama Salvatore. Untuk menghadapi Salvatore, Sania harus mengoperasi wajahnya dan setelah itu ia berpura-pura lemah dan pingsan di depan mobilnya, membuat Salvatore membawanya ke apartemen. Namun lama-kelamaan Salvatore justru jatuh hati pada Sania, tanpa mengetahui kecerdikan dan tekadnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Bima membukanya matanya dan melihat jam yang menunjukkan pukul tujuh malam.

Ia tidak melihat keberadaan istrinya yang tadi tidur disampingnya.

"Sayang..."

Bima bangkit dari tempat tidurnya dan mencari keberadaan istrinya.

Sania yang ada di dapur langsung menghampiri suaminya.

Bima yang melihatnya langsung memeluk tubuh istrinya.

"Bim, ada apa? Aku sedang membuat makan malam?"

Bima menggelengkan kepalanya dan meminta Sania untuk duduk.

"Kamu sedang hamil, San. Biar aku saja yang masak." pinta Bima yang kemudian melanjutkan apa yang dilakukan oleh Sania.

Ia membuat kopi untuknya dan susu hangat untuk Sania.

"Bim, kalau kamu seperti ini. Aku semakin jatuh cinta sama kamu." ucap Sania.

Bima yang mendengarnya langsung berjalan kearahnya dan mencium bibir istrinya.

"Aku juga mencintaimu, sayang."

Bima kembali ke dapur, menyelesaikan masakan, aroma tumisan mulai memenuhi ruangan kecil itu.

Sesekali ia melirik Sania yang memandangi dirinya sambil tersenyum hangat.

“Kenapa lihat aku begitu?” tanya Bima sambil tersenyum geli.

Sania memeluk penyangga kursi, dagunya bertumpu di sana.

“Karena kamu selalu bikin aku merasa aman, bahkan ketika dunia di luar sana aku tahu siap membunuh kita,” jawabnya jujur.

Bima berhentilah mengaduk masakannya saat mendengar perkataan dari istrinya.

“Dunia boleh cari kita, tapi dunia tidak akan menemukanmu, San. Tidak selama aku masih hidup.”

Setelah selesai masak, mereka menikmati makan malam yang sederhana.

"Setelah ini jangan lupa minum obat dan vitamin."

Sania menganggukkan kepalanya dan masih Menik makanannya.

"Bim..."

Bima menoleh ke arah istrinya yang memanggilnya.

DOR!

Suara tembakan itu masih bergema di kepala Bima.

Ia melihat tubuh Sania terkulai, darah membasahi lantai, dan wajah Salvatore yang tersenyum dingin sambil memegang pistol.

“Sania!! SANIA!!”

Sania membuka matanya dan menepuk-nepuk pipi suaminya yang sedang bermain buruk.

"Bima.. Bima...."

Bima membuka matanya dengan nafasnya yang tersengal-sengal.

Ia melihat istrinya yang sedang berada di hadapannya.

"San..."

Bima langsung memeluk tubuh istrinya dan menciumnya.

"Mimpi buruk?" tanya Sania yang kemudian bangkit dari tempat tidur mengambil air minum.

Ia meminta suaminya untuk minum terlebih dahulu.

"San, a-aku melihat Salvatore menembakmu dan kamu..."

Sania langsung memeluk tubuh suaminya yanh tubuhnya masih gemetaran.

"Bim, aku ada disini. Aku masih hidup." ucap Sania.

Bima menganggukkan kepalanya sambil menatap wajah istrinya.

"Ayo kita masak, aku lapar."

Mendengar kata masak, Bima langsung menggelengkan kepalanya.

Ia masih takut dengan mimpi buruknya yang merenggut nyawa istrinya.

"Bim, itu hanya mimpi. Dan sekarang aku lapar." ucap Sania.

Bima menghela nafas panjang dan ia bangkit dari tempat tidurnya.

"Baiklah, ayo kita ke dapur. Tapi, biarkan aku yang memasak makan malam."

Sania menganggukkan kepalanya dan ia duduk di kursi makan sambil melihat suaminya yang akan memasak.

Bima mengeluarkan spaghetti, daging dan saus tomat.

"Bim, aku mau susu kedelai hangat."

"Siap, Nyonya Bima." ujar Bima.

Bima mulai memasak dan membuat susu kedelai hangat untuk istrinya.

Kepiawaiannya dalam memasak membuat Bima cepat menyelesaikannya.

Tidak sampai dua puluh menit semuanya tersedia.

Bima meletakkan dua piring spaghetti di atas meja, uap hangatnya naik perlahan, memenuhi ruangan kecil itu dengan aroma yang menenangkan.

Kemudian ia menuangkan susu kedelai hangat ke dalam cangkir, memastikan suhunya pas sebelum meletakkannya di depan Sania.

“Susu kedelai untuk ibu hamil paling manis sedunia,” ujarnya sambil tersenyum kecil.

Sania tertawa pelan, pipinya sedikit memerah.

“Kamu terlalu manis, Bim.”

“Manis cuma buat kamu,” balas Bima sambil duduk di kursi seberang.

Sania mengambil garpu dan mulai memutar spaghetti dengan perlahan.

“Bima, ini enak banget,” ucap Sania setelah suapan pertama.

Bima tersenyum senang melihat wajah istrinya yang cerah.

“Kalau kamu suka, aku bisa masak ini tiap hari.”

Sania menatapnya lama dan tersenyum tipis.

“Kamu tahu nggak? Aku nggak pernah membayangkan hidupku bakal seperti ini, Bim. Sejak kamu ada dihidupku. Semula jadi Tenang dan penuh cinta."

Bima meletakkan garpunya perlahan, menatap istrinya dengan sorot mata yang lembut namun menyimpan banyak kekhawatiran terselubung.

“Aku juga nggak pernah membayangkan kalau aku akan punya seseorang yang ingin aku lindungi sampai titik darah terakhir,” jawab Bima pelan.

Sania menundukkan kepala, memainkan ujung serbet di pangkuannya sambil tersenyum malu.

“Kamu terlalu berlebihan, Bim…”

“Tidak.”

Bima mengulurkan tangannya ke atas meja, menangkup tangan Sania dengan hangat.

“Untuk kamu dan bayi kita, tidak ada yang berlebihan.

Sania bangkit dari duduknya dan langsung duduk di kursi yang digunakan oleh suaminya.

"Sayang, jangan menggodaku." ucap Bima sambil menatap bibir istrinya yang menggoda.

Sania mendekatkan bibirnya ke bibir suaminya dan langsung menciumnya dengan ciuman khasnya.

Bima membalas ciuman yang diberikan oleh istrinya.

Setelah itu ia bangkit dan menggendong tubuh Sania.

Ia membawanya kedalam kamar dan menaruhnya di atas tempat tidur.

"Sayang, kita pelan-pelan saja. Aku nggak mau menyakiti si kecil."

Kemudian mereka berdua melakukan hubungan yang dilakukan seperti pasangan lainnya.

Suara desahan mereka terdengar jelas di dalam kamar.

Satu jam berlalu dan Bima memeluk tubuh istrinya yang kelelahan.

Sementara itu di ruangan milik Salvatore yang sedang memandang foto Madeleine.

"Shelena...." bisik Salvatore.

Ia mengambil gelas kristal dari meja, menuang wine merah ke dalamnya, lalu memutarnya perlahan.

“Aku memberimu dunia, perlindungan, tempat untuk kembali.” ucap Salvatore yang langsung menenggak minumannya.

Salvatore mengambil ponselnya dan menghubungi anak buahnya.

"Kalau kalian tidak becus mencari mereka, lebih baik aku yang membunuh kalian." ucap Salvator yang langsung mematikan ponselnya.

Salvatore membanting gelasnya sampai pecah berkeping-keping.

"Aku yang akan mencari mu sendiri, Shelena." gumam Salvatore.

Salvatore mengambil jaket kulit hitamnya, menyampirkannya ke bahu dengan gerakan kasar.

Ia berjalan keluar dari ruangan kerjanya, melewati dua anak buah yang langsung menunduk ketika melihatnya.

Klik.

Salvatore menekan tombol di gantungan kunci kecil di tangannya.

Di halaman luas rumah megahnya, lampu LED dari motor sport hitam matte miliknya menyala dan beast yang tampak seperti terbuat dari bayangan pekat.

Ducati Panigale V4 Special Edition.

Suara mesin bergemuruh rendah, seperti binatang buas yang siap menyerang.

Tanpa ragu ia memasang helm full-face, wajahnya benar-benar hilang di balik visor hitam mengkilat.

“Kalian semua memang tidak berguna.”

Suara Salvatore berat dan dingin.

Motor itu meraung keras, memecah kesunyian malam.

Angin malam menerpa tubuhnya begitu ia menurunkan visor helm, lalu menarik gas dalam-dalam.

“Kalau kalian tidak bisa menemukannya. Aku yang akan menyeretnya kembali. Dengan tanganku sendiri.”

Disaat sedang melajukan motornya, tiba-tiba ponselnya berdering.

"Tuan, ada seseorang yang mengetahui dimana keberadaan Bima." ucap anak Buah Salvatore.

Saliva mematikan ponselnya dan mempercepat laju motornya.

1
kalea rizuky
buat pergi jauh lahh sejauh jauhnya
kalea rizuky
biadap
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!