Visual Novel ini ada di akun Dedek, yuk follow
- Tiktok @Tanti
- Instagram @ Tantye005
Kika Naziah, gadis korban pembulian karena wajah dan penampilannya, membuatnya di gelar gadis buruk rupa. Suatu hari ia didatangi pria paruh baya yang menawarkan sebuah perkejaan dengan bayaran lumayan mengiurkan. Ingin terlepas dari jeratan Virgo Verdinan yang selalu membulinya tanpa pikir panjang Kika menerima tawaran itu.
Sejak saat itu kehidupan Kika berubah 180°, tak ada lagi Kika buruk rupa. Kini penampilannya sangat modis dan mempunyai wajah yang cantik.
Dirinya bertekad akan membalaskan dendam sakit hatinya pada Virgo suatu hari nanti.
Akankah Kika berhasil membalaskan dendamnya? Atau ia akan terjatuh dalam lubang yang sama untuk kedua kalinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susanti 31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebenarnya hatiku untuk siapa?
Benar saja, pulang sekolah Virgo sudah menunggunya seperti biasa di depan gerbang sekolah. Senyum Ziah merekah sangat manis menyambut kedatangan Virgo.
"Udah lama ya? Maaf gue baru selesai ngerjain tugas," ramah Ziah.
"Baru datang sayang," jawab Virgo mengacak-acak rambut Ziah.
"Hari ini kita mau kemana?"
"Kamu maunya kemana?"
"Ketemu orang tua lo, gue pengen banget ketemu mereka. Atau emang lo nggak serius ya sama gue?" todong Ziah.
Gadis senyuman manis itu, melingkarkan tangannya di pinggang Virgo, menyandarkan kepalanya di punggung laki-laki itu.
"Mama sama Papa aku masih sibuk, nanti setelah mereka ada waktu kita makan malam bersama. Aku serius sama kamu, kalau perlu setelah lulus kita nikah," ucap Virgo mengelus tangan Ziah sementara tangan satunya sibuk menyetir motor.
Ziah menelan salivanya sangat kasar mendengar kata menikah keluar dari mulut Virgo, jangan sampai itu terjadi atau ia akan gila, apa lagi saat menginggat betapa kejamnya Virgo saat menyiksa orang. Laki-laki yang sering bermain tangan dengan perempuan tidak akan berubah walau berjanji berapa kalipun dan itu yang Ziah takutkan.
"Sayang!"
"Hm."
"Mau makan di mana? Di tempat biasa atau pindah tepat aja nyari suasana baru?" tanya Virgo.
"Di tempat terbuka aja kayaknya seru," jawab Ziah tak ingin berduaan saja dengan Virgo.
Sesuai keinginan Ziah, mereka makan siang di restoran dengan ruang terbuka, keduanya memilih rooftop yang telah di dekor semenarik mungkin, banyak pengunjung lalu-lalang, dan kebanyakan anak remaja seperti mereka.
Sembari menunggu pesanan datang, Virgo memainkan jari-jari mungil Ziah. Tangan yang selalu ia genggam saat jalan bersama, seakan jika ia melepaskannya gadis itu akan pergi meninggalnya. Cinta Virgo begitu besar pada Ziah tanpa tahu bahwa Ziah hanya ingin membalaskan dendam dan menghancurkan keluarganya.
"Seandainya Panji ada di sini, pasti seru banget," batin Ziah.
Gadis itu menarik tangannya, merasa sedikit risih karena beberapa pengujung memperhatikan. Mungkin yang mereka lihat sangat romantis tapi tidak dengan Ziah.
Lama mereka menunggu hingga pesanan mereka datang. Virgo dengan telaten memotong steik di depannya, lalu menyerahkan pada Ziah, laki-laki itu tak ingin membuat pacarnya kesusahan walau itu hanya memotong sebuah daging yang sangat lembut.
"Makasih," ucap Ziah sembari memakan potongan daging itu.
"Virgo, sebenarnya pekerjaan ayah lo apa? Kenapa sibuk banget sampai nggak punya waktu?" selidik Ziah.
"Aku juga nggak tau pasti, yang jelasnya dia punya perusahaan," jawab Virgo. "Kenapa?"
"Ah nggak papa, gue cuma penasaran aja."
"Kayaknya ada yang ngebet banget pengen ketemu Mama, mau di halalin secepatnya ya?" goda Virgo mengedipkan sebelah matanya.
Uhuk
"Pelahan-pelan makannya sayang," tegur Virgo memberikan segelas air juga membersihkan noda makanan di sudut bibir gadis itu dengan ibu jarinya.
Tubuh Ziah membeku merasakan sentuhan lembut Virgo, kenapa rasanya aneh?
"Kenapa akhir-akhir ini gue sering ngerasain hal-hal aneh ya? Mau itu sama Panji atau Virgo?" batin Ziah mermonolog.
Rasa nyaman sering kali Ziah rasakan saat jalan bersama Virgo, walau terkadang rasa risih juga menghampiri sesekali. Begitupun yang Ziah rasakan saat bersama Panji, rasa nyaman dan terlindungi, juga rasa rindu yang sangat besar walau sering bersama.
"Sayang, kamu nggak papa kan?" tanya Virgo.
"Gue nggak papa Panji," sahut Ziah tanpa sadar.
"Panji?"
"Ma ... maksud gue, Virgo," gugup Ziah.
"Siapa Panji?"
"Ah itu ... itu ... ketua tim basket gue di sekolah."
"Bukan ...."
"Bukan!" sanggah Ziah cepat.
...****************...
Jangan lupa meninggalkan jejak😊
...