Karena sebuah kecelakaan fatal, Chelsea Oswin yang baru genap berusia 18 tahun terpaksa harus menikahi Mark Joon pengawalnya yang 10 tahun lebih tua darinya.
Ayahnya James Oswin bersikukuh menikahkan anak semata wayangnya demi menutup aib keluarganya, Chelsea diusir keluar dari rumah dan hidup dengan orang asing itu.
Bagaimana kisahnya, dan apa yang selanjutnya akan terjadi kepada gadis manja itu? apakah suaminya sosok yang tepat baginya?......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 28
"Sayang temani aku tidur, capek banget" Pinta suaminya sambil memarkirkan mobil sesampainya mereka tiba di rumah.
Nampak Chelsea tetap memegangi buket bunga kering itu, seraya meraih tangan suaminya yang membukakan pintu baginya, "Bunganya buang saja Sayang," lanjut Mark lagi, "Jangan, aku suka catatan kecilnya," jawab Chelsea, bagaimanapun dia harus menghormati pemberian suaminya walau entah bunga siapa dia tidak mau merusak suasana kebersamaannya lagi, pikirnya, Mark kembali tersenyum, menggandengnya sambil mengacak-acak rambut istrinya yang konyol menggemaskan.
"Selamat sore Tuan, Nona..." Sapa Bi Wati, keduanya membalas dengan anggukan dan langsung menuju ke kamar tidur, Chelsea menggantikan baju Mark dengan kaos dan celana pendek boxing, Mark hanya menuruti seperti seorang bayi.
"Aku pijitin ya?" Chelsea berbisik di telinga suaminya, yang terbaring memeluknya erat, "Emang bisa?" lirik Mark sambil memencet hidung istrinya, lalu dia kembali mencoba memejamkan kedua-matanya.
Namun bagi Mark hanya berbaring dengan memeluk Chelsea tidak pernah benar-benar bisa membuatnya fokus untuk tidur, melainkan selalu ada hasrat lain yang lebih menguasainya daripada rasa kantuknya, begitulah pengantin baru dan semua mengalaminya.
"Jaminan mutu Sayang, alias pasti keseleo" Jawab Chelsea dengan santai, "Orang lagi coba mesra, kog! diragukan dasar manusia gagal peka," batinnya, "Ok, Keseleopun jadi!" balas Mark sambil bangkit melepas kaosnya, Chelseapun duduk manis mengamati dada bidang suaminya tanpa berkedip, "Dia gagah sekali, kusuka! Kusuka! Kusukaaa!" pekiknya dalam hati,
Mark melirik tingkah lucu istrinya yang sedari tadi duduk manis menatapinya, "Baru sadar, suamimu keren sekali?" kata Mark menggoda, sambil lanjut berbaring menelungkup, sekilas terlihat dengan polos Chelsea mengangguk, Mark menyembunyikan senyum gelinya di bantal.
"Pijit dulu Sayang, nanti aku belikan bunga kalau Kamu suka," katanya melanjutkan, "Ok!" Jawab Chelsea bersemangat, diapun mulai memijit suaminya, sambil menatap buket bunga kering diatas meja lampu, mengabaikan Mark yang tampak puas menertawakannya dari balik bantal, "Kamu menertawakan laki-laki teromantis sedunia? jahat sekali" Chelsea menggerutu dengan jaka sembung, Mark kembali tertawa lebar, istrinya percaya dia memungut buket bunga itu, "Ah! Ya sudahlah pikirnya, lagian masa lalu itu sungguh menyakitkan baginya.
Chelsea dengan begitu manis terus berusaha memijat suaminya walau demek-demek doang kalau istilah bahasa inggrisnya, "Kamu pasti lelah menyetir Sayang" kata Chelsea dengan lirih, Mark tampak menikmati sentuhan jari-jemari Chelsea sambil menutup matanya.
"Pegal juga lama-lama mijitin batu" batin Chelsea.
"Sudah Sayang, aku malah jadi bergirah ha ha..." Kata Mark setelah 25 menit berselang, Mark membalikan badannya, meraih tubuh istrinya kembali kepelukannya, mengecup kepalanya dengan lembut, "Iiihhh....." Pekik Chelsea manja, "Aku cuci muka sebentar ya, agak gatal mungkin kena buket tadi" kata Chelsea seraya bangkit ke kamar mandi, tak lama Chelsea kembali datang memeluknya.
"Katanya mau tidur?" tatap Chelsea lembut kearah suaminya, yang kini fokus menatap langit-langit kamar, Mark melirik istrinya.
Kemudian......dengan tiba-tiba,
"Bagaimana Kamu bertemu Frans waktu itu?" Mark melontarkan pertanyaan yang membuat Chelsea kaget, langsung pura-pura dia menutup mata mengabaikan pertanyaan suaminya, "Aku hanya ingin tahu....." Lanjut Mark lagi dengan nada datar, Chelsea membuka matanya kembali menatap suaminya dengan jengah dia kurang begitu suka menceritakan hal yang sudah masa lalu pikirnya, namun karena Mark type keras maka sebisa mungkin Chelsea kini memutar otaknya, "Aku gak mau kuliah lagi Sayang Pleaase...." Jawab Chelsea mengalihkan pembicaraan, keheningan kembali hadir di sana, Mark tampak tidak menjawab, kembali Chelsea menyusupkan kepalanya ke leher suaminya, "Aku mau urusin Kamu aja, sekalian bisa sering jenguk Daddy, boleh?" lanjutnya dengan manja.
"Kamu berusaha menghindarinya Sayang?" jawab Mark lirih namun tetap memeluknya, Astaga! itukah dipikiran Mark tentang mengapa dia memaksanya melanjutkan kuliahnya, pikir Chelsea.
Spontan Chelsea melepaskan pelukan suaminya, dia merasa tersinggung dengan tuduhan suaminya.
Mark kembali menarik Chelsea kepelukannya, namun Chelsea mendorongnya, "Lepaskan! aku mau mandi" jawabnya dengan ketus. Mark hanya menatap kepergian istrinya, "Ah! kumat lagi" pikirnya, Mark tak mengerti mengapa Chelsea terlihat kesal, "Harusnya aku yang kesal." batin Mark sambil mencoba memejamkan mata untuk tidur.
Selepas mandi Chelsea mendapati suaminya tertidur pulas, diapun meninggalkannya untuk membantu Bi Wati menyiapkan makan malam.
"Bi.....? Apa dulu Tuan pernah membawa teman wanitanya ke rumah ini?" tanya Chelsea sambil berpura-pura santai menata meja makan, terlihat Bi Wati menggeleng "Tidak nona, tidak pernah." Jawab perempuan tua itu dengan nada sangat yakin.
Chelsea menoleh pembantunya sambil menarik napas dalam, "Tuan tidak pernah terlihat sebahagia sekarang Nona, setelah Nona Chelsea datang, rumah ini seperti bernyawa," lanjut Bi Wati sambil tersenyum meyakinkan kembali nona-nya yang terlihat gundah, Chelseapun terdiam mencoba menenangkan hatinya yang masih kesal, "Dia menanyakan sesuatu yang menyakitiku Bi!" keluh Chelsea sambil tertunduk di kursi meja makan, Bi Wati akhirnya mengerti mengapa raut muka itu terlihat sedih, "Duuuuh gaswat alias gawat kalau gak ditenangin" batin wanita tua itu.
"Tuan sangat mencintai Nona!" ucap Bi Wati lagi, Chelsea hanya terdiam dia menghargai usaha Bi Wati menenangkannya walau kurang begitu menghibur, namun dia sadar tidak ingin membuat pembantunya tidak nyaman, Chelseapun memaksa dirinya tersenyum kearah pembantunya itu.
Setelah dirasanya meja makan rapih, Chelsea meninggalkan pembantunya kembali ke kamar untuk membangunkan suaminya makan malam, didapatinya Mark baru selesai mandi dengan handuk masih melilit dipinggangnya, Chelsea langsung memeluknya, "Aku kangen!" Pekiknya, dengan maksud berbaikan.
"Hmmm....Tadi marah-marah, sekarang bilang kangen?" diraihnya wajah istrinya, yang berusaha tetap sembunyi didadanya, "Kamu masih berhutang jawaban Sayang." lanjut Mark bersikukuh mengingatkan, Chelsea tetap membisu dan menambah erat pelukannya, dia bingung harus menjawab apa, bahkan sudah lupa juga bagaimana awal bertemu Frans dia bukan type yang mudah mengingat detai sesuatu yang menurutnya kurang penting. (Jiah habis manis sepah sepah dibuang dong Chel? "Berisik Thor ah!").
"Sayang...?" lanjut Mark, Chelseapun kali ini mendongakan wajahnya balas menatap dengan cara yang dia sangat tau Mark tidak pernah tahan dengan cara itu.
Chelsea merekahkan bibirnya menantang menggoda, "Tidak! Jangan pandangan itu!" keluh Mark dalam hati. Namun lagi-lagi Mark masuk kedalam jebakan Chelsea, dipangutnya bibir istrinya lembut namun Chelsea memang sedang sengaja mempermainkannya, "Emmmmm...." desahnya, Chelsea terus mempermainkan suaminya dengan sesekali membalas lalu melepas membuat Mark tak sabar, "Ah!" gumam Mark dengan kesal menghentikannya.
"Aku menghabiskan waktuku sendirian, dan Kamu dengan mudah menerima orang lain!" lanjut Mark back to laptop, entah mengapa kali ini Chelsea berubah menjadi sosok yang sabar menghadapi Mark yang ternyata lebih kekanak-kanakan jika dalam kondisi cemburu pikirnya.
"Sayang, jika kau tidak bisa memaafkan kesalahan masa laluku, aku tidak bisa memaksamu." Jawab Chelsea sambil berlalu menuju lemari pakaian, "Pakai bajumu lalu kita makan ya, Sayang?" Chelsea kembali dengan menyerahkan salin untuk suaminya, Dia berharap Mark menyudahi pertengkarannya, karena perutnya sudah lapar maklum perut karet Deeers.
"Aku makan di kamar saja." Jawab suaminya ketus, Chelseapun menuruti dan meminta bi Wati mengantar makan malamnya ke kamar.
Tak lama setelah Mark berpakaian terdengar bi Wati mengetuk pintu, "Masuklah Bi!" Chelsea menjawab setengah berteriak, Bi Wati masuk dengan baki dorong penuh makanan, wanita itu mendapati kedua majikannya tampak duduk berjauhan ada kekakuan disana tidak seperti biasanya, Mark di sofa sambil terlihat mengganti-ganti Chanel TV, dan Nona mudanya duduk ditepian kasur sambil mengotak-atik ponselnya, Bi Watipun pamit meninggalkan ruangan dengan perasaan tidak tenang.
Sebuah pesan WA dari Frans yang sudah terbaca membuat Chelsea terbelalak, pasti Mark sudah membacanya lebih dahulu, tak heran suaminya bersikap demikian.
#Frans : "Sayang...., aku masih belum bisa melupakan semuanya 💓kembalilah aku tahu, kau melakukannya dalam keadaan mabuk dengannya. its ok"
#Frans : "Kau hanya sedang bingungkan? tidak yakin aku bisa menerimamu kembali? I meant it, I still love u 😘 tidak ada yang berubah. Please come back! aku menunggumu sangat putus asa!"
"Duh!" Gumam Chelsea frustasi, ingin rasanya Chelsea saat itu juga menghubungi Frans untuk menegurnya, namun melihat Mark dengan sikapnya, Chelseapun mengurungkan niatnya.
"Sayang...." Panggilnya kepada Mark yang tetap mengacuhkannya, dihampirinya suaminya yang duduk tegang di sofa, Chelsea duduk dan menyenderkan kepalanya ke bahu suaminya, "Sayaaaang, aku lapar, makanan kita nanti dingin," ucapnya lagi meminta perhatian, "Kamu mau nonton apa sich sebenarnya?" Chelsea merebut remote dari tangan suaminya berharap Mark mengindahkannya.
"Sudahlah, Kau sedang bingung!" Jawab Mark dingin, "Hey, aku bukan yang sedang mengganti-ganti Chanel TV!" Pekik Chelsea menyindir balik suaminya, kali ini gadis itu berusaha menahan tawanya, ya benar Mark cemburu dengan isi pesan WA Frans rupanya.
"Aku paling lama berpacaran ya dengan Frans, dan Dia laki-laki yang sangat baik serta sopan" lanjut Chelsea yang sontak membuat Mark beranjak berdiri, Chelseapun menatap suaminya tajam.
"Ya kembalilah padanya, besok aku antar!" Jawab Mark sambil berlalu menuju tempat tidur, dia berbaring terlihat memejamkan mata, Chelsea tertegun sejenak mengamati tingkah konyol suaminya, langsung dimatikannya televisi dan bergegas menghampiri Mark ikut berbaring namun suaminya memunggunginya, membuat Chelsea sedikit kesal.
Mark benar-benar emosi pikirnya Chelsea masih memuji-muji Frans.
Sekonyong-konyong keduanya terlihat serentak duduk dan saling memandang, Mark melengos tak tahan, "Apa yang ingin kau dengar?" tanya Chelsea dengan nada tinggi, namun Mark tetap membuang muka kali ini dia fokus dengan ponsel miliknya, Chelsea bertambah kesal.
Dilihatnya 5 koper bajunya yang tadi belum sempat dia bereskan, karena baru sore tadi dia bawa dari rumahnya. "Aku mungkin bingung dengan kita," lanjutnya lagi, "Aku butuh waktu!" Kata Gadis itu seraya beranjak dan menarik koper-kopernya keluar kamar, sementara Mark tetap acuh, ada rasa sakit istrinya menjawab demikian.
Lanjuuuut yak... mumpung libur 😁
kita nunggu lhooo...
😍😍😍😍😍
bagus bingit ceritanya....
. pernikahan di batalkan.... jngan jahat sama mark thor.... 😠😠😠😠