WARNING!!! BIJAKLAH MEMBACA!!! NOVEL 21+!!! JIKA TIDAK SUKA SKIP SAJA . MARI SALING MEMPERMUDAH URUSAN ORANG LAIN MAKA HIDUP ANDA PASTI JUGA AKAN DI MUDAHKAN OLEH TUHAN.
Laura Elsabeth Queen tidak menduga ia akan bertemu kembali dengan Zafran Volkofrich mantan kekasihnya, di acara ulang tahun teman sekelas mereka, 10 tahun yang lalu mereka berpisah dengan tidak damai, orang tua Laura menentang keras hubungan mereka karena Zafran pria miskin. Zafran masih sakit hati pada Laura dan ingin membalas dendam.
Di sisi lain Laura mengetahui rahasia kedua orang tuanya setelah mereka meninggal, dan kini beban berat berada di pundak Laura.
Sedangkan Zafran pria miskin itu kini telah berubah menjadi penguasa dunia bisnis.
Bagaimana kisahnya yuk baca kelanjutannya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 28
Zafran menggandeng tangan Laura keluar dari ruangan meeting, kaki nya melangkah dengan lebar dan cepat sedangkan Laura harus mengimbanginya, namun di pertengahan jalan, tepatnya di koridor tiba-tiba Laura tersandung dan memekik.
"Aduh!!!" Pekik Laura karena tersandung kakinya sendiri yang saling bertubrukan, gadis itu berusaha mengimbangi langkah Zafran yang panjang.
Zafran berhenti dan melihat ke arah laura.
"Kenapa kau hanya diam saja saat aku berjalan cepat."
"Ku pikir aku tidak boleh mengatakan itu pada atasanku." Jawab Laura yang saat itu sedang berjongkok memeriksa kakinya.
Kemudiaan Zafran ikut berjongkok di depan Laura dan memapah Laura untuk duduk di kursi rotan yang terdapat di pinggir dek kapal.
"Duduklah, lain kali beritahu aku kalau jalanku terlalu cepat." Kata Zafran sembari memeriksa pergelangan kaki Laura.
"Apa masih sakit?" Tanya Zafran.
"Sudah tidak begitu.
"Ayo." Kata Zrafan kemudian berbalik memberikan punggungnya yang lebar pada Laura dan masih pada posisi berjongkok.
"Apa?" Kata Laura tidak mengerti maksud dari Zafran.
"Naik lah, aku akan menggendongmu."
"Tidak perlu aku bisa jalan sendiri, kaki ku sudah tidak begitu sakit." Kata Laura kemudian berdiri dan meninggalkan Zafran, gadis itu berjalan dengan pelan.
Zafran kemudian berdiri dan menysul Laura, pria itu berjalan perlahan di samping Laura.
"Kau sedang apa?" Tanya Laura sembari melirik Zafran.
"Mengimbangi langkah kaki mu."
"Kau terlihat kaku saat berjalan pelan begini." Kata Laura tertawa melihat Zafran yang berjalan pelan mengimbangi kaki Laura.
"Aku sudah terbisa melakukan apapun dengan cepat."
"Kau jalan saja lebih dulu, aku tidak apa-apa."
"Diam dan teruslah berjalan." Kata Zafran pandangannya lurus ke depan.
"Tapi, aku akan terus tertawa jika kau masih ada di sampingku dan berjalan seperti itu, tubuhmu kaku Zafran." Kata Laura, kemudian gadis itu berdiri di belakang tubuh jangkung Zafran dan menepuk punggung serta bahu pria itu.
"Lemaskan saja Zafran." Kata Laura menepuk-nepuk bahu dan punggung Zafran.
"Jalan santai, biasa, anggap sedang menikmati pemandangan." Laura masih tertawa melihat usaha Zafran untuk melemaskan tubuhnya, dan berjalan pelan.
"Rileks..." Kata Laura menahan tawa nya.
Zafran juga merasa aneh, kenapa ia lupa bagaimana cara berjalan santai dan pelan, pria itu geli dan tertawa bersama Laura.
"Jangan seperti robot Zafran, lambaikan sedikit tanganmu agar terlihat natural." Kata Laura.
"Begini." Kata Zafran berjalan pelan sambil melambaikan kedua tangannya maju mundur, dan melenggokkan pinggulnya, berjalan sepelan mungkin.
"Astaga.. hahahha.. kau benar-benar lucu Zafran, jangan seperti wanita penggoda." Laura tertawa hingga ia meneteskan air matanya.
"Sebentar perutku sangat sakit, karena terlalu banyak tertawa." Kata Laura masih tertawa karena selalu teringat bagaimana Zafran berjalan seperti wanita.
"Itu tadi sangat lucu." Laura masih tertawa dan memegangi perutnya, gadis itu menyandarkan punggungnya pada dinding kayu kapal.
"Apa kau bahagia?" Tanya Zafran.
"Entahlah, aku tidak bisa menahan tawa ku." Laura masih terus tertawa.
Zafran mendekat pada tubuh Laura, pria itu harus sedikit menundukkan kepalanya karena Laura tidak terlalu tinggi.
"Sudah sangat lama aku tidak melihat mu tertawa, kau sangat cantik ketika tertawa seperti itu." Kata Zafran mengangkat wajah Laura untuk menatapnya.
"Kau selalu menunjukkan wajah masam dan juga sikap yang angkuh padaku."
Laura menelan ludahnya, seketika tawa itu menghilang dari wajahnya, berganti dengan perasaan yang sama ketika gadis itu berada di dalam pelukan Zafran pagi tadi, kemudian gadis itu memalingkan wajahnya ke arah lain.
"Tatap aku ketika kita sedang bicara Laura." Zafran memegang pipi dan dagu Laura dengan lembut, memutar wajah gadis itu lagi agar menatapnya.
"Aku-aku harus pergi." Laura ingin menghindari Zafran, gadis itu tahu bahwa bisa saja sewaktu-waktu tubuh dan akalnya benar-benar mengkhianatinya.
"Tunggu dulu." Kata Zafran menarik Laura untuk kembali.
Mereka hanya saling memandang satu sama lain, namun gejolak hasrat yang melanda terlukis jelas di dalam tubuh Zafran yang kian bergerak mendekatkan tubuh kekarnya dan kian menghimpit Laura, pria itu siap mencium Laura sedangkan gadis itu tidak ingin tenggelam dalam ilusi sesaatnya yang sedang di mainkan Zafran.
"Aku tidak mau menjadi pelampiasan mu." Kata Laura lugas dan tanpa basa basi.
"Apa?!" Kata Zafran terkejut.
"Aku bukan wanita murahan yang gampang kau cium dan kau sentuh, bisa kau hargai aku Zafran?" Kata Laura dengan mulut yang bergetar.
Zafran hanya terpaku mendengar pengakuan Laura yang tiba-tiba, membuat tubuhnya membeku dan Laura pergi meninggalkannya.
Pria itu di sadarkan oleh sikap tegas Laura, berbeda ketika awal mereka bertemu Laura hanya gemetar dan gugup saat berada di dekatnya, dan kini segigih apapun Zafran mencoba untuk memanipulasi, gadis itu akan tetap teguh pada pendirianya.
"Apa yang membuatnya begitu berani." Tanya Zafran dalam hatinya.
Zafran membawa Laura bersamanya karena pria itu ingin memastikan perasaannya, bahwa ia sudah tidak lagi mencintai Laura, gadis itu hanya lah masa lalu yang kelam baginya dan ia ingin membalaskan dendamnya, bagaimana ia melewati hari-hari nya yang buruk karena kedua orang tua Laura.
Zafran yakin jika dengan Laura terus berada di sampingnya dan matanya terus melihat Laura, ia akan bosan dengan sendirinya, seperti ketika ia bersama dengan wanita-wanita lainnya.
Tidak lebih dari 1 hari Zafran akan bosan dengan wanita. Tapi Laura sudah bersama Zafran hampir 1 minggu lamanya, dan Zafran mulai menyadari sesuatu.
Kini yang terjadi justru sebaliknya, Zafran tidak bisa jika tidak melihat Laura berada di dalam pengawasannya. Pria itu tidak bisa jika tidak melihat Laura. Zafran selalu ingin Laura berada di sampingnya.
***
Hari semakin siang dan para wanita serta pria sedang berenang di kolam mewah yang ada di kapal pesiar, termasuk Zafran juga sedang berendam di dalam kolam renang.
Pria itu terlihat menikmati sinar matahari yang mulai membakarnya, kaca mata hitam membuat Zafran semakin tampan, sedangkan tubuh kekarnya menjadi idola para wanita, kini pria itu sedang di kelilingi para wanita bertubuh seksi dengan pakaian renang yang minim.
Stark berdiri di dekat Zafran dengan memakai pakaian seperti biasanya, setelan jas mahal serba hitam, dan memakai kaca mata hitam.
Sedangkan Laura juga berada di pinggir kolam renang, berbaring di atas kursi panjang berwarna putih di bawah payung yang besar.
Kapal pesiar milik Philip sudah menyiapkan semua perlengkapan para tamu undangan yang hanya sekitar 20orang, mereka bisa memilih ukuran dan model baju yang mereka inginkan, semua ada di aplikasi sesuai dari tingkatan level kelas pada masing-masing undangan.
Bahkan dari pakaian casual, pakaian renang hingga gaun dan sepatu. Semua perlengkapan sudah di sediakan oleh Philip di kapal pesiar nya yang mewah dan besar. Para undangan hanya cukup datang membawa diri mereka.
bersambung~