NovelToon NovelToon
Tatap Aku, Suamiku

Tatap Aku, Suamiku

Status: tamat
Genre:Romantis / Nikahmuda / Poligami / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Tamat
Popularitas:17M
Nilai: 4.9
Nama Author: Casanova

Musim pertama : Tatap Aku, Suamiku
Musim Kedua : Bunda dari Anakku


Jatuh cinta pada pandangan pertama, membuat Wira (22 tahun) nekad membawa kedua orang tuanya ke Yogyakarta untuk melamar Naina ( 17 tahun), yang hanya seorang gadis yatim piatu.
Wira yang terlahir dari keluarga berada, menikah dengan Naina yang hanya gadis dari keluarga biasa.

Lima tahun pernikahan, guncangan menghantam kehidupan rumah tangga mereka. Dunia Naina hancur seketika. Kebahagiaan yang selama ini direguknya, apakah hanya sebuah kebohongan semata atau memang nyata. Apakah pernikahan ini sanggup di pertahankan atau harus berakhir??

Ikuti perjalanan rumah tangga Wira dan Naina

“Tolong tatap aku lagi, Suamiku.”

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Casanova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

S1. Bab 27

“Kamu siapa?” tanya Wira, mengerutkan dahinya, berusaha melepaskan diri dari cekalan tangan Stevi. Melihat wanita itu kembali akan merengkuh lengannya, Wira menghadiahkan Stevi tatapan mematikan yang membuat nyali menciut.

“Maaf Pak, saya baru ditugaskan untuk membersihkan ruangan bapak. Nama saya Tria,” sahut laki-laki dengan kain lap motif kotak dan sebotol cairan pembesih kaca yang digenggam di tangannya.

Deg—

Mendengar nama Tria, sontak mengingatkan Wira pada istrinya. Laki-laki itu memperhatikan sang OB dari ujung rambut sampai ujung kaki. Ada secuil kekhawatiran saat mata mereka beradu tatap. Obrolan di ambang pintu antara dirinya dan Stevi apakah didengar jelas oleh laki-laki yang memperkenalkan diri sebagai Tria.

Meskipun begitu, Wira berusaha menguasai keadaan, bersikap tenang seperti biasa. Mungkin hanya kebetulan semata, Banyak yang bernama Tria, bukan hanya Tria teman istrinya saja.

Kamu boleh keluar sekarang!” titah Wira, menatap anak muda yang terus-terusan menunduk sejak memperkenalkan diri.

“Stev, tolong jadwalku!” perintah Wira lagi.

Begitu keluar dari ruangan direktur, Tria bisa bernafas lega. Tanya yang sejak tadi mengumpul di benaknya terkalahkan oleh ketakutan akan dimarahi sang direktur karena sudah menguping pembicaraan pribadi yang terjadi di tengah pintu. Tidak berani menatap atasannya terang-terangan. Tria hanya menunduk dan menyimoan tanya dalam hati.

“Sepertinya pak direktur dan ibu sedang bertengkar.”

Ini kali pertama Tria bertatapan langsung dengan pemilik perusahaan. Ada rasa tegang yang tidak biasa, takut akan membuat kesalahan dan memberi kesan buruk di pertemuan pertama mereka. Apalagi dia masih karyawan baru, yang belum lama bergabung di perusahaan.

Tria bergegas melanjutkan pekerjaannya. Dengan dahi berkerut, berusaha mengingat. Wajah direkturnya tidak terlalu asing. Sepertinya, Tria pernah melihat, tetapi dia lupa di mana dan kapannya.

***

Wira masih berkutat dengan setumpuk berkas di atas meja. Stevi baru saja menyerahkan jadwalnya untuk seminggu ke depan. Laki-laki itu mengerutkan dahinya, begitu banyak jadwal pekerjaannya selama minggu ini, padahal sejak kemarin Wira sudah meminta Stevi untuk menguranginya. Mengingat sebentar lagi dia akan bepergian dengan istrinya.

“Stev, tolong ke ruanganku!” perintah Wira, melakukan panggilan pada sekretarisnya.

Tak lama Stevi sudah masuk dengan tersenyum datar, menarik kursi dan duduk siap mendengarkan instruksi sekaligus pertanyaan Wira.

“Apakah jadwalku bisa dimundurkan sampai dua minggu ke depan? Untuk yang penting, tolong dimajukan saja. Dalam tiga hari ini aku akan menyelesaikannya.” Tanpa sedikit pun menatap pada Stevi, yang saat ini sedang membuka buku catatannya, ikut memeriksa jadwal yang sudah di buatnya. Ada beberapa meeting, pertemuan dengan beberapa vendor dan klien.

“Mas, akan pergi selama dua minggu?” tanya Stevi.

“Bukan urusanmu.”

“Menjadi urusanku, Mas. Ini juga menyangkut Nola.”

Wira tidak menanggapi, sebaliknya sibuk membaca jadwal yang disusun sang sekretaris.

“Poin lima sampai sebelas dijadwal ulang. Aku akan menyelesaikannya selama tiga hari ini. Sisanya ditunda sampai aku kembali.”

“Oh ya Stev, tolong jadwal ulang pertemuanku dengan Reynaldi Pratama setelah aku kembali dari Eropa. Ini kerjasama pertama kita dengan perusahaan Riadi Dirgantara. Aku mau menghadirinya sendiri.”

“Ya, Mas.”

Wira mengangkat pandangannya. “Seringkali aku memperingatkanmu, jangan memanggilku seperti ini. Sewaktu-waktu bisa saja kamu keceplosan di depan Naina. Aku tidak mau sampai itu terjadi. Kalau tidak mau memanggilku Pak, setidaknya panggil aku seperti biasanya, saat kita belum terikat hubungan gila ini. Panggil aku ... WIRA”

“Maaf ... kapan Mas akan ....”

“Bukan urusanmu!” tegas Wira.

“Nanti kalau Nola ....”

“Mama dan papa akan mengunjunginya setiap hari. Kalau Nola membutuhkan sesuatu bisa meminta pada mereka. Aku tidak punya banyak waktu membahas hal yang tidak penting. Kamu boleh keluar sekarang,” potong Wira, mengusir.

“Oh ya Stev, tolong minta data ke bagian personalia. Aku butuh data karyawan baru yang direkrut dalam dua bulan terakhir,” pinta Wira lagi.

Stevi hanya bisa menurut, tidak mau terlibat perdebatan lebih jauh. Di kala Wira diam dan tidak memberinya kesempatan bicara, disaat itu juga perjuangan dan usahanya akan jadi sia-sia kalau tetap memaksa berbicara dan bertanya.

***

Tiga hari mengejar semua pekerjaannya, akhirnya Wira membawa Naina terbang ke Eropa. Ada beberapa negara yang diagendakan keduanya. Berangkat dari Jakarta menuju Singapura. Setelah itu masih harus menghabiskan waktu kurang lebih lima belas jam di udara untuk bisa sampai ke Paris, Wira dan Naina benar-benar memanfaatkan waktu berdua.

Selama ini, baik Naina dan Wira disibukan dengan pekerjaan dan sekaranglah kesempatan keduanya untuk menghabiskan lebih banyak waktu bersama.

“Nai, terimakasih. Nai sudah meluangkan waktu untuk kita,” bisik Wira saat keduanya sudah di atas awan.

Senyum lembut itu terasa menghangatkan, saat kedua tangan saling menggengam.

“Ya, Mas.”

“Andai kita bisa seperti ini terus setiap hari, Nai.” Wira tersenyum menatap kedua tangan mereka yang saling menaut.

Debaran jantung itu masih bertalu-talu seperti lima tahun yang lalu. Rasa itu masih seindah pertama mereka bersua. Meskipun sekarang, semua keindahan ini berbalut pengkhianatan, Wira tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya sanggup menyampaikan betapa besarnya cinta itu untuk Naina di setiap kesempatan. Sampai suatu hari semua terbuka, setidaknya masih ada yang tersisa dari hubungan ini. Cintanya, cinta Naina itu ada, fakta dan tidak terbantah. Walaupun berdiri di atas kecurangan dan dusta.

“Nai, kamu tidak mengantuk?” tanya Wira lagi.

“Kita baru akan tiba di Paris Charles-de Gaulle itu besok pagi, Sayang.” Wira mengeluarkan laptop dari tas jinjingnya. Saat ini menghabiskan waktu dengan membaca pekerjaan-pekerjaan kantornya lebih baik sambil menunggu kantuk menyerang.

“Mas ....”

“Hmmm ....” Wira berguman pelan sembari menyalakan laptop di hadapannya.

“Kenapa belakangan Stevi terlihat aneh, ya? Tidak seperti biasanya. Apa kalian bertengkar lagi. Kalau dulu, kalian bisa mengobrol sampai melupakanku. Tidak jarang Mas mengabaikanku karena terlalu asyik bercerita dengannya, tetapi sekarang berbeda.” Naina menatap suaminya.

Helaan nafas panjang terdengar, Wira berusaha mencari jawaban yang paling tidak membuat istrinya penasaran.

“Aku sudah menikah dan Stevi juga. Kalau tetap seperti dulu, pasti akan banyak hati yang kecewa,” dusta Wira. Laki-laki itu sudah mulai terbiasa sejak dua tahun ini. Ada banyak kebohongan yang diucapkannya setiap membahas masalah Stevi.

“Kalau Nai mengerti bagaimana kedekatanku dan Stevi, karena sejak awal menikah Mas sudah mengenalkannya padamu. Belum tentu dengan suaminya.”

Naina mengangguk pertanda mengerti.

“Ya Tuhan, sampai kapan aku harus berbohong. Rasanya tidak tega, tetapi aku belum siap berpisah dengan Naina.”

***

TBC

1
Afan Lilah
knapa mantan Mertua jd segalak ini ya?
Nayy
hedeeeeh...wes ruwet koyo dawet
Nayy
thooorrrr.....naruh bawang nya kebanyakan 😭😭😭
Bahkan seakan ikut merasakan sakit yang sesakit itu bagi Dennis
Nayy
kereeeennn.....🥳🥳🥳 itu baru laki laki gentleman brooo....dennis
full bintang ,subricrible, vote d tutup kopi
kalea rizuky
dih mau manasin ya bang gk mempan
kalea rizuky
bapak e wira ttep tolol
kalea rizuky
pdhl lu dalang kehancuran nay jg lo nis sok pahlawan
kalea rizuky
nayna g tau ya Denis itu biang keladi kehancuran mu meski suamimu emank bloon jg emak mertua munafik durjana
kalea rizuky
Denis kakk baik lo sebenernya karena emak aja yg jalang
kalea rizuky
laki. goblokkk
kalea rizuky
Naina lemah males cerai ywdah suami tukang selingkuh kok di pertahan kan najis ddh
Lilik Juhariah
the best karyamu memporak porandakan htiku thor , sport jantung
Lilik Juhariah
walaupun novel ni dah end daribdulu , gemes juga , hak naina dong mau cinta sama siapa kan kalian dah cerai , kamu yg nikah sama stevy
Lilik Juhariah
kenapa susah sekali ngomong , mendem terus , modelan gini gmn BS idup tenang Nay, keluarin unek unekmu
SisAzalea
dalam cerita ini,yg paling bodoh adalah Naina,bodoh dulu,sekarang dan mungkin selama nya
SisAzalea
apa lagi niiii
SisAzalea
pandai pulak Wira kali ni
sebelum2 ni terlalu baik sampai tak peka langsung.
SisAzalea
yes yes,lakukan Naina..berjuang lah utk mu & Wira
SisAzalea
jadi Naina sakit,jadi Wira pun sakit..aku takmau jd mereka...huhuhu
Rini Susianti
satukan wira dan naina, dalam pecahnya rumah tangga mereka wira tidak bersalah, tapi wira nya bodoh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!