SUAMI TUAKU TERNYATA MILYARDER

Jeduarrrr...

Bagai di sambar petir di siang bolong, tubuh bu Hesti dan Aarav tidak bisa di gerakkan mendengar pernyataan Della.

" A... Apa maksudmu Della?" Bu Hesti mengerutkan keningnya. Kecelakaan yang menewaskan suaminya dua belas tahun lalu di nyatakan murni kecelakaan akibat kelalaian sang sopir yang tidak mengurangi kecepatan di jalan turunan. Tidak di temukan hal hal janggal di sana. Lalu kenapa Della bisa berkata seperti itu? Pikir bu Hesti.

" Ya, kecelakaan yang di alami oleh tuan Alaric telah di sabotase oleh seseorang. Mereka telah memotong kawat rem sehingga mobil mengalami rem blong di jalan turunan." Jelas Della.

" Bohong!!! Kawat rem waktu itu utuh tidak terputus sedikit pun." Sangkal Aarav.

" Itu karena pelakunya meminta seseorang untuk mengembalikan rem begitu mobil terbalik di jurang. Tentu saja sebelum orang orang menyadari ada mobil yang masuk ke dalam jurang." Sahut Della.

" Della diamlah!!!!" Titah tuan Seno.

" Aku tidak bisa diam kakek, sudah saatnya mereka tahu yang sebenarnya." Sahut Della. Ia menatap bu Hesti dan Aarav bergantian. " Apa kalian tidak pernah berpikir kenapa mobil itu bisa melaju kencang di jalan turunan sampai hilang kendali dan masuk jurang?"

Keduanya diam, memang tidak terpikirkan oleh mereka sebelumnya.

" Itu karena mobil yang tuan Alaric tumpangi mencoba menghindari beberapa mobil yang mengejar mereka. Sampai sampai sopir tuan Alaric memacu pedal gas dengan maksimal." Ujar Della. " Karena rem blong, pada akhirnya mobil hilang kendali dan masuk ke dasar jurang." Imbuh Della.

" Della kamu jangan mengarang cerita! Lebih baik kita pulang sekarang." Ujar tuan Seno.

" Kenapa anda terburu buru ingin membawanya pulang tuan Seno? Bukan kah anda yang membawanya kemari? Atau jangan jangan ada sesuatu yang anda sembunyikan di sini." Ucap bu Hesti.

" Kamu jangan berpikiran buruk Hesti, aku tidak tahu darimana anak ini bisa mengarang cerita seperti itu. Padahal dia belum mengenal keluarga kita saat itu bukan." Sahut tuan Seno.

" Aku memang belum mengenal keluarga kalian saat itu. Tapi aku tahu apa yang terjadi saat kecelakaan itu kakek. Apa kakek lupa kalau kakek Ahmed lah yang menolong tuan Alaric saat itu?"

Tuan Seno terdiam, memang ketika tuan Ahmed kakeknya Della menolong tuan Alaric, Della ada bersamanya.

" Sebenarnya pelaku itu tidak menargetkan tuan Alaric, tapi dia menargetkan anda, nyonya Hesti."

Deg...

Bu Hesti langsung menatap Della.

" Coba anda ingat kembali, bukan kah seharusnya mobil itu anda yang memakainya?"

Bu Hesti ingat jelas, memang mobil itu seharusnya ia yang pakai. Ia ada janji temu dengan para sahabatnya. Namun karena mobil tuan Alaric sedang di servis waktu itu, akhirnya tuan Alaric memakai mobil bu Hesti. Dan bu Hesti di jemput oleh temannya.

" Darimana kamu tahu?" Tanya bu Hesti.

" Anda tidak perlu tahu darimana aku mengetahui semuanya. Yang jelas, pelaku itu sengaja ingin melenyapkan anda nyonya karena pelaku sangat membenci anda." Ujar Della.

" Jangan percaya kata katanya Hesti. Dia sedang memainkan sandiwara di sini." Ucap tuan Seno.

" Kalau kalian tidak percaya, aku punya buktinya." Della mengeluarkan ponsel dari tasnya. Ia memutar sebuah rekaman suara yang sudah di samarkan. Dan ada beberapa. bagian yang sengaja di sensor.

" Dengarkan baik baik!" Ucap Della.

Klik...

Yang dalam tanda kurung kalimat yang di sensor ya

" Beruntung aku sudah meminta seseorang untuk melenyapkan bukti bukti waktu itu. Kalau tidak, ( Aarav) pasti akan membenciku."

" Anda memang hebat tuan, setelah kecelakaan itu anda langsung meminta seseorang untuk mengembalikan kawat rem yang dia potong sehingga kecelakaan itu terlihat murni karena kelalaian sopir."

" Kalau tidak hebat, aku tidak bisa duduk di sini saat ini."

" Tapi kenapa anda tega melakukan ini pada ( putra anda) tuan? Apa ada masalah di antara hubungan kalian?"

" Sebenarnya yang ingin aku lenyapkan itu ( Hesti, menantuku) bukan ( putraku). Yang aku tahu mobil itu miliknya dan akan dia pakai bertemu teman temannya. Tapi tidak aku sangka justru ( Alaric) yang memakainya. Aku benar benar membenci ( Hesti) Karena dia ( putraku satu satunya) meninggalkan aku sendiri. Tapi aku tidak menyesal, meskipun ( putraku) tiada setidaknya ( Hesti) merasakan bagaimana rasanya kehilangan seseorang yang dia cintai.

Klik...

Della menghentikan rekamannya. Semua orang tercengang melihat tontonan ini. Tuan Seno nampak gemetaran. Ia takut semua rahasianya terbongkar. Ia takut Aarav akan membencinya. Ia tidak akan sanggup menerima kemarahan Aarav kali ini.

" Kau tahu siapa pelakunya?" Selidik Aarav.

" Tentu saja aku tahu, aku punya bukti. Bahkan aku mau jadi saksi kalau kamu mau menuntut keadilan untuk ayahmu. Tapi syaratnya, kau harus menikah denganku. Jika tidak, selamanya kau tidak akan bisa menuntut keadilan untuk ayahmu karena aku satu satunya orang yang memiliki bukti ini." Ucap Della. " Selain rekaman ini, aku juga punya bukti foto foto pelaku bersama dengan orang yang di ajak bicara di rekaman tadi. Dan aku sudah mengantongi identitas keduanya. Bagaimana? Apa kau mau menerima syaratku?" Imbuh Della menatap Aarav.

Aarav nampak bingung, di sisi lain ia tidak mau menikahi Della karena ia hanya mencintai Hira. Namun di sisi lain ia harus bisa mendapatkan bukti itu untuk menuntut keadilan sang ayah tercinta. Selama sepuluh tahun ini ia tidak menyadari betapa menderitanya ayahnya di atas sana. Ia merasa menjadi anak yang tidak berguna.

Hira menatap Aarav, ia ingin tahu keputusan apa yang akan Aarav ambil untuk masalah ini.

Bu Hesti mendekati Aarav, " Jangan gegabah Aarav! Jangan terpancing emosi! Kejadian ini sudah lama berlalu, lebih baik tidak perlu di ungkit lagi. Kamu sudah menikah dengan Hira nak. Pikirkan perasaan Hira jika kamu menerima syarat darinya. Mama sudah mengikhlaskan kepergian papa kamu. Papa kamu juga sudah tenang di sana. Andai papa kamu bisa memberitahumu, mama yakin dia berpikiran sama dengan mama." Tutur bu Hesti.

" Tapi papa di bunuh ma. Dan pelakunya masih berkeliaran di luaran sana." Sahut Aarav dengan nada tinggi karena menahan emosi. " Aku tidak terima ma. Aku harus menuntut keadilan untuk papa. Aku harus menghukum pelaku yang telah tega merencanakan pembunuhan terhadap mama dan papa. Aku tidak akan membiarkan pelaku pembunuhan itu bebas begitu saja. Aku akan menjebloskannya ke penjara. Dan akan aku buat dia di hukum seberat beratnya. Kalau perlu hukuman mati sekalian." Aarav mengepalkan erat tangannya menahan emosi yang menguasai hatinya.

" Lalu kamu mau menikahi Della begitu?" Tanya bu Hesti mewakili pertanyaan Hira saat ini.

" Della satu satunya orang yang memiliki bukti itu ma." Ucap Aarav. Ia menatap Hira yang saat ini juga sedang menatapnya.

" Demi mendapatkan bukti itu dan demi menghukum pelaku kejahatan, aku akan menikahi Della."

Jeduarrrrr....

TBC....