NovelToon NovelToon
Aku Dibenci Ayah

Aku Dibenci Ayah

Status: sedang berlangsung
Genre:Keluarga / Konflik etika
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Taurus girls

Ini kisah nyata tapi kutambahin dikit ya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taurus girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21

Kiki keluar dari rumahnya karena ingin menjemur cuciannya yang sudah dia cuci di mesin cuci. Namun Kiki di kejutkan dengan keberadaan adiknya yang sepagi ini sudah ada di atas motor dengan kedua mata terpejam. Kiki meletakan keranjang berisi cuciannya di tanah. Kiki menghampiri adiknya itu yang tidak terganggu sedikitpun.

"Dek.."

Kiki menyentuh lengan Sendi, menggoyangnya pelan. Dan Sendi mulai bergerak lalu dengan wajah ngantuknya Sendi membuka mata menatap ke arah Kiki yang berdiri di sampingnya. Sendi mengucek kedua mata, mengucek hidungnya yang mendadak teras mampet.

"Hacihhh hacihhh... Mbak,"

Sendi baru menyapa mbak nya itu setelah bersin dua kali. Entahlah kepalanya kini terasa berat dan pusing serta hidungnya yang juga terasa sangat mampet dan juga gatal.

Kiki menggeleng. "Kamu ngapain tidur di sini? Ketiduran apa gimana?" tanyanya karena baru kali ini melihat Sendi yang tidur di atas motor, sebelumnya tidak pernah melihatnya seperti itu.

"Iya. Ketiduran," bohongnya.

Sendi beranjak dari motor sambil memegang sisi kepalanya yang terasa berat dan pusing. "Aku masuk dulu ya mbak,"

"Ya sudah sana. Lagian ada-ada saja. Kok bisa ya kamu sampe ketiduran begitu. Jujur saja mbak baru melihat orang begitu. Aneh,"

Sendi nyengir mendengar gerutuan mbak nya itu. Memangnya apa yang bisa Sendi lakukan sekarang? Mengatakan kejadian yang sebenarnya bahwa semalam dirinya tidak bisa masuk ke dalam rumah karena pintu rumah sudah di kunci semuanya? Sudah berapa kali membangunkan mbak nya itu tapi mbak nya tidak mendengar?

Huh, rasanya Sendi tidak tega memberitahu kejadian itu. Sendi takut jika mbak Kiki akan kepikiran dan merasa bersalah karena semalam tidak mendengar ketukan pintu darinya. Lagi pula hal itu sudah terjadi dan sudah telewati jadi tidak perlu di bahas lagi.

Sendi berjalan sedikit sempoyongan karena kepalanya yang benar-benar terasa pusing. Sendi meraih handle pintu rumah Ayah dan pintu itu sudah tidak di kunci lagi. Sendi masuk dan langsung menuju kamar sederhananya.

"Pusing banget pala gue," lirihnya sambil merebahkan badan di atas tempat tidur yang kasurnya sudah keras.

Sendi menarik selimut untuk menutupi badannya hingga perut. "Pasti gara-gara kemarin kedinginan nih ini. Ck, lemah banget badan gue," keluhnya dan Sendi memejamkan mata berniat untuk tidur saja dan kembali bolos sekolah.

Namun baru saja mata Sendi terpejam suara pintu kamarnya yang terdengar di tendang paksa membuat Sendi terkejut dan buru-buru membuka mata. Sendi pun terduduk. Di sana diambang pintu sana Sendi melihat ayah menatap kearahnya dengan wajah kesal dan sepertinya marah.

"Ini jam berapa?" Roni menatap Sendi. "Ayah sudah pulang dari kebun dan kamu masih belum bangun?!"

"Aku nggak enak badan Yah. Aku juga baru mau tidur, kepalaku pusing banget." Sendi tidak bohong karena kepalanya sekarang memang benar-benar terasa berat dan pusing.

"Makanya jangan kelayapan terus dan pulang larut malam. Itu akibatnya..!" Roni melengos dan pergi dari kamar Sendi dengan kekesalan.

Sendi menghela, dia tidak tahu kenapa, mengapa Ayah selalu marah-marah padanya. Ayahnya itu selalu saja berbicara tidak lembut seperti kebanyakan seorang ayah pada sang anak.

"Ah, gue nggak tahu lah, kepala gue pusing banget. Terserah ayah mau ngomel atau apa, gue nggak peduli. Lagian aku sakit begini juga karena ayah juga. Kenapa pula pintu di kunci semuanya," Sendi menggerutu, dia juga kesal karena selalu di salahkan dan selalu salah di mata ayahnya itu.

Roni memanaskan air di atas kompor untuk membuat kopi. Setelah jadi Roni membawa segelas kopinya ke meja makan reyotnya. Di sana Roni membuka tudung saji dan melihat nasi serta tempe bacem buatannya tadi pagi.

Sambil menunggu kopinya tidak terlalu panas lagi. Roni memilih untuk makan lebih dulu karena perutnya sudah lapar. Sebelum berangkat ke kebun tadi Roni memang belum sempat sarapan karena belum lapar.

Memang masih sangat pagi karena baru jam enam pagi. Tapi Roni memang tadi ada hal yang harus di lakukan di kebunnya, makanya sepagi itu sudah pulang dari kebun.

Beberapa menit berlalu Roni sudah selesai makan dan sedang meminum kopinya. Kedua matanya melihat Sendi yang masuk ke ruangan yang sama dengannya yaitu ruang makan.

"Ayah masak apa?" tanya Sendi sambil membuka tudung saji, di sana ada nasi serta tempe bacem yang tinggal dua potong saja.

"Ayah sudah makan?" tanya Sendi lagi karena ayahnya itu hanya diam dan tidak menjawab pertanyaannya, ayahnya itu hanya terlihat menikmati setiap tenggakan kopinya.

"Sudah."

"Aku mau makan ya, Yah," izinnya lalu mengambil piring serta nasi dan dua potong tempe bacem itu. Tadinya ingin berniat tidur karena kepalanya terasa pusing tapi mendadak perutnya terasa lapar makanya Sendi sekarang berada di sini.

Roni mengamati Sendi yang sudah mulai makan, cara Sendi makan terlihat lahap dan membuat Roni yakin jika Sendi sangat lapar.

"Berhenti sekolah aja."

"Hah?"

Sendi mendongak. Sendi menatap ayahnya yang wajahnya terlihat serius. Sendi terkejut mendengar kalimat ucapan Ayahnya tadi. Apa Sendi salah dengar?

"Berhenti sekolah aja. Kamu bantu Ayah di kebun. Ayah sudah tua menggarap kebun sendirian itu bikin capek."

Roni menjelaskan apa maksud dari perkataannya tadi. Roni juga tahu kalau Sendi tadi terkejut. Tapi tidak bohong kalau Roni memang sudah merasa lelah menggarap kebun di empat lokasi. Walau sebenarnya kebunnya tidak luas tapi tetap saja bikin capek karena umur Roni sudah lima puluh tahun lebih.

"Aku udah kelas dua belas Yah, bentar lagi aku juga ujian semester satu. Kalau Ayah pingin aku bantu Ayah, mending besok kalo aku udah lulus aja biar aku juga bisa fokus bantu Ayah. Sekolah aku juga tidak terganggu."

"Terganggu?" Roni menatap Sendi.

"Iya."

"Oooh, berarti selama ini kamu menganggap Ayah mengganggu sekolah mu, Iya?!"

Sendi menggeleng cepat sebelum ayahnya berpikir yang lebih negatif. "Bukan gitu tapi ak---"

"Pergi kamu! Aku nggak sudi kamu di sini!"

"Ayah jangan begi--"

"Pergi kamu!"

Roni mendelik, wajahnya mengeras jelas sekali jika Roni sedang emosi. Sendi sudah kesal dengan situasi ini, kenapa ayahnya selaku marah-marah?

"Aku di suruh pergi kemana ayah? Rumah ku ada di sini sama ayah,"

"Kamu terasa terganggu dengan Ayah. Jadi terserah kamu mau pergi kemana, yang penting jangan di sini. Cepat pergi!" usir Roni.

Sendi menghela dadanya terasa sesak kedua matanya pun terasa panas. Tanpa mengatakan apa-apa. Sendi pergi dari sana meninggalkan makanannya yang belum habis dan perutnya juga masih lapar. Teganya Ayah memintanya pergi.

1
Aksara_Dee
kasian banget sama Sendi 🥺
Aksara_Dee
dicky udah gemes banget pengen ke pelaminan yak
ADEF
bagus novelnya kalian semua wajib baca. disini ada sedihnya ada kehangatan antar pertemanan namun juga ada konflik keluarga juga yang bisa mengingatkan kita akan betapa pentingnya dukungan dan suport serta kasih sayang dari keluarga terutama orang tua. semangat untuk kak authornya semoga karyanya sukses selalu aamiin..
ADEF
bagus novelnya kalian semua wajib baca. disini ada sedihnya ada kehangatan antar pertemanan namun juga ada konflik keluarga juga yang bisa mengingatkan kita akan betapa pentingnya dukungan dan suport serta kasih sayang dari keluarga terutama orang tua. semangat untuk kak authornya semoga karyanya sukses selalu aamiin..
Ilham
BG lanjut
Cakrawala: oke...............
total 1 replies
ADEF
kasian banget masa diusir
Aksara_Dee
anakmu sakit pak Roni
ADEF
lah kok gitu si ayah
ADEF
hahaha
ADEF
emang ganteng si sendinya ya
ADEF
dasar si Agel
ADEF
sdorang ibu tidak akan membiarkan anaknya kelaparan. dia rela tidak makan asal anaknya makan. biasanya. ssmangat sen selalu sabar ya
ADEF
wadidaw dicky oh ya elaaah
ADEF
sendi keren nggak pelit sama cewek
ADEF
mau
ADEF
knp debar
ADEF
tega bngt
ADEF
kasihan bngt sendi
ADEF
emosian si ayah nggaj suka gue sama dia
ADEF
bensin 12 500 mie ayam 12 ribu. abis dong
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!