NovelToon NovelToon
Istri Buruk Rupa Sang Konglomerat

Istri Buruk Rupa Sang Konglomerat

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Percintaan Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Crazy Rich/Konglomerat / Aliansi Pernikahan / Cintapertama
Popularitas:748
Nilai: 5
Nama Author: secretwriter25

Seraphina dan Selina adalah gadis kembar dengan penampilan fisik yang sangat berbeda. Selina sangat cantik sehingga siapapun yang melihatnya akan jatuh cinta dengan kecantikan gadis itu. Namun berbanding terbalik dengan Seraphina Callenora—putri bungsu keluarga Callenora yang disembunyikan dari dunia karena terlahir buruk rupa. Sejak kecil ia hidup di balik bayang-bayang saudari kembarnya, si cantik yang di gadang-gadang akan menjadi pewaris Callenora Group.

Keluarga Callenora dan Altair menjalin kerja sama besar, sebuah perjanjian yang mengharuskan Orion—putra tunggal keluarga Altair menikahi salah satu putri Callenora. Semua orang mengira Selina yang akan menjadi istri Orion. Tapi di hari pertunangan, Orion mengejutkan semua orang—ia memilih Seraphina.

Keputusan itu membuat seluruh elite bisnis gempar. Mereka menganggap Orion gila karena memilih wanita buruk rupa. Apa yang menjadi penyebab Orion memilih Seraphina?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secretwriter25, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22. Benarkah?

Alina menunduk dengan fokus seperti seniman yang sedang mengerjakan lukisan mahal. Di pangkuannya, tangan Sera tergeletak pasrah, sementara di ujung kukunya sudah dipenuhi pola bunga kecil yang dilukis dengan kuas super tipis.

“Yang terakhir ini paling susah,” gumam Alina sambil mengernyit. “Jangan gerak sama sekali, Nona. Jika tercoret sedikit, harus diulang dari awal.”

Sera menahan napasnya. “Aku bahkan tidak berani berkedip, Alina.”

Alina terkekeh kecil lalu mendekatkan wajah, kuasnya menari pelan membuat kelopak bunga putih yang cantik. Cahaya dari meja rias memantul di permukaan kuku yang mengkilap. Hanya satu tarikan garis lagi untuk membuat kuku Sera cantik dengan sempurna.

“BRAKK!”

Suara pintu yang didorong keras membuat Sera terperanjat. Sentakannya membuat tangan Alina ikut tersentak. Kuasnya langsung menggores panjang dari tengah bunga sampai ke ujung kuku.

Garis cat putih melintang kacau seperti goresan petir. Sera mematung, lalu perlahan menatap kukunya dengan mata berkaca-kaca.

Alina menutup mata, menarik napas panjang, berusaha bersabar. Ia tahu siapa yang biasanya masuk ke dalam kamarnya dengan gaya seperti maling itu.

“Seraa!”

Suara teriakan menggelegar membuat Sera bergegas menoleh. Ia menatap saudari kembarnya yang berdiri di depan pintu, menatapnya dengan tatapan seolah—tunggu! Seraphina mengernyitkan dahinya saat melihat wajah saudarinya itu.

“Tatapan apa itu? Selly tidak pernah melihatku dengan tatapan seperti itu seumur hidupnya!” batin Sera.

Belum sempat Sera mencerna apa yang sedang terjadi—dia semakin dibuat kaget karena tiba-tiba Selina berlari ke arahnya lalu memeluknya erat.

“Se-selly… apa yang terjadi?” tanya Sera takut.

Apa sesuatu yang buruk terjadi? Apa sesuatu terjadi pada orangtuanya? Pikiran buruk mulai merasuki kepala Sera.

“Kamu baik-baik saja, Sera?” lirih Selina terisak di pelukan Sera.

Sera mengerjapkan matanya bingung. Sebab Selina sangat aneh. Bagaimana mungkin gadis itu menangis sambil memeluknya.

"A-aku baik-baik saja…" jawab Sera gugup.

"Sera…" Selina meraih tangan Seraphina lalu menggenggamnya erat. "Maafkan aku, ya… jujur saja… aku juga tidak tahu kalau Papa akan membuangmu ke hutan," jelasnya.

"Jika kamu memaafkanku—aku janji akan menjagamu dari Papa!" Selina menatap Sera dengan tatapan memohon.

Seraphina mengerjapkan matanya bingung. Apakah Selina sudah gila karena meminta maaf padanya? Tidak pernah terbayangkan di benak Sera kalau Selina akan memohon maaf padanya.

"Tidak apa-apa, Selly. Aku tahu kamu tidak melakukan itu…" jawab Sera.

"Oh syukurlah!" Selina memeluk erat tubuh Seraphina. "Aku janji akan melindungimu, Sera!" ucapnya.

"Aku sudah tidak apa-apa, Selly. Papa tidak akan berani menyentuhku lagi karena Orion. Tenanglah…" bisik Sera.

"Ah, Sera…" Selina menghapus air matanya. "Setelah kamu menikah—aku akan bertunangan dengan seseorang," jelas Selina.

"Kamu serius?" Sera membulatkan matanya tak percaya.

Bagaimana mungkin Selina mampu hidup dengan satu pria saja. Dia mudah bosan dan tidak puas dengan satu pria. Dia juga mengatakan hanya akan hidup dengan satu pria jika pria itu adalah Orion.

Sera melirik Alina, memberi kode lewat tatapan matanya. Alina mengangkat bahunya, pertanda dia juga tidak tahu kenapa Selina bisa berubah seperti ini.

"Rafael Eldric… aku akan segera menikah dengannya!" seru Selina.

"Rafael?" Seraphina menutup mulutnya tak percaya. Dia tahu—Rafael adalah pria yang sering berganti-ganti perempuan.

"Kamu yakin akan bersamanya?" tanya Sera lirih.

"Kenapa?" Selina mengernyitkan dahinya. "Kamu tidak suka aku dengan Rafael?" tanyanya.

"Bukan begitu, Selly. Kamu tahu kan, rumor tentang Rafael. Semua orang juga tahu bagaimana dia," jelas Sera.

"Aku tahu, Sera. Tapi aku akan membuat Rafael tidak bisa melihat perempuan lain selain aku!" seru Selina. "Kamu tahu kan kecantikanku tidak akan bisa ditolak oleh pria manapun," ujarnya sombong.

"Aku tahu, Selly. Aku turut senang jika kau ingin menikah!" Sera memeluk erat tubuh Selina.

"Sera… maaf karena aku tidak mengunjungimu di rumah sakit. Aku takut Orion marah padaku. Dia pasti tidak akan percaya jika aku sangat menyesal…" Selina menundukkan kepalanya, memainkan jari di pangkuannya.

"Tidak apa-apa, Selly…" jawab Seraphina.

"Orion pasti tidak akan percaya kalau aku menyesali semua perbuatanku padamu, kan?" tanya Selina.

"Aku akan menjelaskan padanya, Selly. Kamu tenang saja, ya," ucap Selina.

"Terima kasih, Sera." Selina kembali memeluk Seraphina. "Kamu harus istirahat sekarang, Sera. Malam sudah larut. Aku akan kembali ke kamarku."

Seraphina mengangguk. Usai berpamitan, Selina pun bergegas pergi meninggalkan Seraphina. Gadis itu melangkah di ikuti oleh Lathi.

"Nona?" Alina duduk di sebelah Seraphina. "Kau yakin dia benar-benar menyesal?" tanyanya.

"Sepertinya dia benar-benar menyesalinya. Aku akan mencoba mempercayainya," jawab Sera.

"Tapi aku hanya melihat kepalsuan dari semua ucapan Nona Selina tadi, Nona!" seru Alina. "Aku tidak ingin kau tertipu oleh setan betina itu."

Seraphina terbahak mendengar ucapan Alina. "Kau memberinya julukan baru?"

Alina mengangguk cepat. "Setan betina sangat cocok untuknya!"

"Sudahlah, Alina. Kita lihat saja bagaimana ke depannya. Untuk sementara ini aku akan mempercayainya. Tapi aku tidak memintamu untuk percaya pada Selina," Seraphina beranjak dari duduknya lalu menaiki kasur. "Kau harus tetap waspada dan melindungiku dari siapapun."

"Baik, Nona! Aku paham maksudmu," jawab Alina.

"Kalau begitu… kembalilah ke kamarmu. Malam sudah larut, kau harus beristirahat. Aku juga ingin segera tidur." Seraphina menguap.

"Tapi bagaimana dengan kukumu, Nona?" tanya Alina.

"Oh ini…" Seraphina menatap kukunya yang tercoret. "Kau bisa rapikan esok hari!" jawab Sera.

"Baiklah, Nona…" Alina menundukkan kepalanya dengan sopan. "Selamat malam, Nona. Tidurlah yang nyenyak, ya."

"Selamat malam, Alina."

Alina tersenyum lalu melangkah keluar kamar. Begitu pintu kamar tertutup Seraphina menghela napas lega. Hanya keheningan yang tersisa di dalam kamar ini.

Seraphina meraih ponselnya di atas nakas. Seperti biasa, tidak ada yang menarik di sana. Sera tidak memiliki teman yang akan menghubunginya, menceritakan hari-hari beratnya.

Di dalam ponsel itu hanya ada kontak keluarganya dan juga Alina. Terakhir… ia memiliki kontak Orion yang pria itu berikan.

Sebuah pesan masuk membuat Sera mengukir senyuman tipis di bibirnya.

"Kamu sudah tidur?"

Sera bergegas membalas pesan dari Orion itu.

"Aku baru saja akan tidur."

Beberapa detik kemudian pesan balasan langsung masuk ke ponselnya.

"Aku merindukanmu…"

Wajah Sera memerah saat membaca pesan itu.

"Aku juga merindukanmu."

"Tidurlah, Sayang. Malam sudah larut. Aku akan hadir di mimpimu…"

"Apa yang akan kamu lakukan saat hadir di mimpiku?"

"Tentu saja mencium bibirmu."

"Lalu?"

"Memasukimu."

"Kamu cabul!"

"Aku belum bisa melakukannya di dunia nyata. Jadi aku akan melakukannya di dalam mimpi saja."

"Baiklah, terserah kamu saja. Aku akan tidur dulu…"

"Selamat tidur, Sayang."

"Selamat tidur…"

Sera mematikan ponselnya, menarik selimutnya lalu mulai tertidur lelap.

🍁🍁🍁

Bersambung

1
Puji Lestari Putri
Makin ngerti hidup. 🤔
KnuckleBreaker
Beneran, deh, cerita ini bikin aku susah move on. Ayo bertahan dan segera keluarkan lanjutannya, thor!
Victorfann1dehange
Alur ceritanya keren banget!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!