Ditahun ketiga pernikahan, Laras baru tahu ternyata pria yang hidup bersamanya selama ini tidak pernah mencintainya. Semua kelembutan Hasbi untuk menutupi semua kebohongan pria itu. Laras yang teramat mencintai Hasbi sangat terpukul dengan apa yang diketahuinya..
Lantas apa yang memicu Laras balas dendam? Luka seperti apa yang Hasbi torehkan hingga membuat wanita sebaik Laras membalik perasaan cintanya menjadi benci?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Yunus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak ingin memaksa.
Laras mengibaskan tangan.
"Aku gak ada urusan dengan pesta-pesta yang akan kalian hadiri, lagi pula besok aku juga akan pergi dari rumah ini,"
Langkah Ranveer terhenti saat mendengar jawaban Laras, Ranveer menoleh sekali lagi pada Laras, sebelum keluar dari area kolam. Berjalan dengan raut muka datar menuju ke dalam rumah utama.
Ternyata ada Romania, wanita itu mengekor langkah Ranveer. Mereka menghilang cepat.
"Kamu menyinggungnya?"
"Aku bahkan tak mengatakan sepatah katapun."
"Dia pemilik rumah ini."
Romania tidak menunjukkan kemarahan atau kebencian pada Laras, tapi lebih seperti sifat hati-hati.
"Kalau sadar ini rumahnya, kenapa masih memaksakan tinggal?"
Romania melongo mendengar jawaban keponakan bontotnya. Wanita itu memetik jari sendiri dan menunjuk Ranveer yang berdiri menjulang dihadapannya.
"Kau.. sangat mirip dengan ayahmu, menyebalkan. Padahal Kayden menikahi kaka ipar untuk memperbaiki keturunan. Bagaimana bisa punya anak seperti dirimu, seram dan ketus."
Ranveer tak mengindahkan ocean tantenya. Sifatnya memang terkenal kaku kayak kanebo kering. Dia hanya sesekali menimpali ucapan Romania. Itu pun terpaksa.
Keluarga mereka sangat berbeda dengan keluarga lain di luar sana, Ranveer, laki-laki tampan itu memang tak banyak bicara, tapi dia tak seacuh yang terlihat.
"Sepertinya kau harus segera pergi."
Mata Ranveer terangkat saat melihat Romania. Romania mengeluh hanya di mulut saja. Nyatanya dia kerap meminta Ranveer datang saat kembali ke indonesia.
"Aku tinggal sampai besok, lusa aku ada perjalanan ke Perancis."
Mata Romania mengerjap cepat, ini kali pertama Ranveer ingin tinggal lebih lama apalagi bermalam, sementara selama ini paling lama Ranveer hanya tinggal selama tiga sampai empat jam saja, itu pun, ada syaratnya, dia akan datang ketika Mario tidak ada di rumah.
Romania keheranan dengan sikap Ranveer. Mungkin karena dia akan pergi lama.
Sedangkan Laras dan Mario masih berbincang di samping kolam air panas.
"Ayah tidak perlu memikirkan hidupku. Berbahagialah seperti sekarang. Itu sudah lebih dari cukup."
Mario membisu karena ucapan Laras, terlalu sulit mengatakan keinginannya agar Laras tetap tinggal.
Tanpa sadar Mario melamun. Suara riak air dalam kolam menghentikan lamunan.
Seekor kucing anggora jatuh tercebur. Melihat itu Laras bergegas masuk ke kolam setelah melepas alas kakinya.
Laras memang sangat cantik dan hanya Hasbi satu-satunya yang tahu seluruh keindahan perempuan itu. Kolam air panas itu membuat Laras semakin cantik. Dua pipinya memerah dengan kabut yang melingkupi seluruh tubuh, seolah ingin menyembunyikan keindahan Laras dari mata dunia.
Tapi sepasang mata tak dapat dihalangi menatap intens. Diluar sana memang banyak wanita cantik tetapi Ranveer seolah baru pertama kalinya melihat keindahan seorang wanita dan tak mampu mengalihkan pandangan mata. Ranveer menelan ludah saat Laras keluar dari kolam dengan keadaan basah kuyup seekor kucing di gendongnya.
Seorang pelayan tampak menghampiri cepat dan menyerahkan handuk kimono yang langsung di terima oleh Laras.
"Tolong keringkan bulunya," Laras juga menyerahkan kucing tersebut pada pelayan. Setelah lebih dulu menerima handuk kimononya.
Pemandangan itu tak hanya menarik perhatian Ranveer saja, Mario pun terkesima dengan keperdulian putrinya, jika dengan binatang saja Latas begitu perhatian, apalagi pada sesama.
Mario jadi berpikir tidak perlu meminta Laras menemaninya ke pesta dalam waktu dekat, semua butuh waktu, lagipula Laras baru saja pulang, masih banyak waktu untuk mendapatkan kepercayaan putrinya.
Wanita yang meninggalkan ponsel di lantai dua beberapa menit naik dan baru akan turun kembali, saat melihat pemandangan tak biasa dari keponakannya. Ranveer yang tak pernah menampilkan ekspresi lain selain datar, tiba-tiba membuang muka, pipinya merona setelah beberapa menit menatap pada jendela besar di ruangan itu.
"Kau sakit?"