NovelToon NovelToon
Main Villain System

Main Villain System

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Dikelilingi wanita cantik / Transmigrasi ke Dalam Novel / Mengubah sejarah
Popularitas:9k
Nilai: 5
Nama Author: ex

Jing an, seorang penulis yang gagal, secara ajaib terlahir kembali sebagai Luo Chen, Tuan Muda lugu di dalam novel xianxia klise yang ia benci. Berbekal 'Main Villain System' yang bejat dan pengetahuan akan alur cerita, misinya sederhana... hancurkan protagonis asli. Ia akan merebut semua haremnya yang semok, mencuri setiap takdir keberuntungannya, dan mengubah kisah heroik sang pahlawan menjadi sebuah lelucon tragis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ex, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

Dia menatapku, kebenciannya yang murni kini berperang dengan kebingungan total. Dia jelas mengharapkan lebih banyak siksaan, lebih banyak penghinaan. Dia tidak mengharapkan... sebuah tawaran yang bagus.

"...Ke-kenapa?"

Suaranya keluar, serak dan gemetar. Ini adalah kata pertama yang dia ucapkan kepadaku yang bukan jeritan atau bisikan putus asa.

"Kenapa... kau mau... membuatku jadi lebih kuat?" Dia menatapku, pupil matanya melebar, berusaha mati-matian untuk menemukan sebuah jebakan dalam kata-kataku. "Kau... kau hanya akan... menghancurkanku nantinya kan...?"

Aku tertawa kecil. Tawa yang dingin dan meremehkan.

"Menghancurkanmu?" Aku menggelengkan kepala. "Xiao Linyu, kau masih belum mengerti. Menghancurkanmu itu adalah tindakan yang membosankan. Itu buang-buang waktu. Apa yang terjadi semalam dan pagi ini adalah sebuah pelajaran."

Aku mencondongkan tubuh ke depan lagi, menopang daguku dengan tangan, menatapnya seolah-olah dia adalah sebuah proyek yang menarik.

"Aku adalah seorang pebisnis. Seorang pragmatis. Dan kau," aku menunjuknya dengan santai, "adalah asetku yang paling berharga. Aset senilai... yah, setidaknya Klan Xiao seutuhnya. Aku tidak punya niat membiarkan aset berharga membusuk di lantai kamarku sambil menangis seperti ini."

Aku bersandar kembali.

"Aku punya rencana besar. Rencana yang jauh melampaui genangan lumpur kecil bernama Floating Cloud City ini. Dan untuk itu, aku butuh... alat. Aku butuh sebuah pion."

Aku menatap lurus ke matanya yang kini penuh perhatian.

"Dan aku lebih suka pionku adalah orang yang kuat, dan cerdas. Bukan mainan rusak yang hanya bisa gemetar ketakutan."

"Jadi," kataku, mengakhiri penjelasanku. "Kau masih punya pilihan. Dua jalur yang sudah kujelaskan."

"Jadilah 'Pilihan A': mainan rusak yang tidak berguna. Kau akan terus melawanku, aku akan terus menghukummu, dan kau akan menghabiskan sisa hidupmu yang singkat dan menyedihkan di penjara bawah tanah, dilupakan oleh semua orang. Sampai aku bosan dan membunuhmu."

Aku berhenti sejenak, membiarkan gambaran itu meresap.

"Atau, jadilah 'Pilihan B'," lanjutku, nada suaraku melunak secara strategis. "Jadilah alatku yang paling berharga. Kau akan menerimaku sebagai Tuanmu, dengan pilihanmu sendiri. Dan sebagai gantinya, aku akan memberimu sebuah martabat. Aku akan memberimu sumber daya yang bahkan tidak bisa kau impikan. Aku akan membuatmu begitu kuat sehingga Klan Xiao-mu terlihat seperti sekelompok petani."

Dia menatapku, napasnya tertahan.

"Pikirkanlah," kataku. "Neraka abadi... atau masa depan yang kuat di sisiku. Tentu, kau akan tetap menjadi budakku. Tapi bukankah lebih baik menjadi budak yang dihormati dan ditakuti... daripada mainan rusak yang tidak berguna?"

Dia menatap lantai. Dia menimbang-nimbang. Neraka abadi... atau perbudakan yang bermartabat? Bagi seorang kultivator, kehilangan kekuatan lebih buruk daripada kematian. Kehilangan martabat sudah terjadi. Tapi kesempatan untuk mendapatkannya kembali, bahkan sebagai sebuah alat...

Perlahan, sangat perlahan, dia mengangguk. Satu anggukan kecil yang kaku.

"...Aku... aku mengerti," bisiknya, suaranya nyaris tak terdengar.

"Bagus." Aku tersenyum tipis. 'Kena kau.'

"Keputusan yang cerdas." Aku berdiri. "Kalau begitu, perlakuanmu sebagai 'aset berharga' dimulai sekarang."

Dia tersentak, mengira itu adalah perintah baru yang menghinakan.

Aku berjalan ke troli sarapan yang belum dibersihkan. Aku mengambil mangkuk sup Spirit Ginseng yang kini sudah dingin sup yang dia sajikan untukku.

Aku meletakkannya di meja di depannya.

Dia menatap sup itu dengan bingung.

"Kau tidak makan sejak kemarin," kataku datar. "Sekarang makanlah."

Dia menatapku, terkejut.

"Alat yang berharga tidak boleh kelaparan. Habiskan itu."

Dia menatap sup Spirit Ginseng yang sudah dingin itu. Mangkuk porselen yang mahal itu tampak sangat tidak pada tempatnya di depannya yang hancur. Ini adalah jebakan. Sebuah ujian baru. Mungkin supnya diracuni? Mungkin jika dia meminumnya, aku akan menertawakannya karena begitu menyedihkan? Kebencian dan paranoia berperang dengan rasa lapar yang hebat di dalam dirinya. Tubuhnya, yang kelelahan dan sakit, sangat membutuhkan energi.

"Aku... aku tidak..." dia mulai, suaranya bergetar.

"Aku tidak memberimu pilihan," kataku, nadaku kembali dingin. Aku tidak akan membuang waktu untuk ini. "Aku bilang, makan."

Kali ini, aku tidak perlu menggunakan segel. Ancamanku yang tersirat sudah cukup. Dia tahu apa yang akan terjadi jika dia menolak perintah langsung.

Dengan tangan yang gemetar hebat, dia meraih sendok perak. Butuh tiga kali percobaan baginya untuk memasukkan sendok itu ke dalam mangkuk. Dia menyendok sedikit cairan yang sudah mengental itu. Dia memejamkan matanya erat-erat, seolah sedang meminum racun yang mematikan, dan memasukkannya ke dalam mulutnya.

Seketika, matanya terbelalak.

Spirit Ginseng itu, meskipun dingin, adalah obat berkualitas tinggi. Energi spiritual yang hangat dan murni langsung meledak di perutnya yang kosong, menyebar ke seluruh anggota tubuhnya yang sakit. Rasa sakit di otot-ototnya yang memar sedikit mereda. Kehangatan yang telah hilang darinya selama 24 jam terakhir tiba-tiba kembali.

Itu bukan sebuah racun.

Tindakan "kebaikan" yang sederhana dan membingungkan ini, setelah siksaan brutal yang baru saja dia alami, adalah hal yang akhirnya mematahkannya dengan cara yang sama sekali berbeda.

Sebuah isakan yang dalam dan menyakitkan keluar dari tenggorokannya. Itu bukan lagi tangisan kemarahan atau kebencian. Itu adalah tangisan putus asa dari seorang tahanan yang baru saja diberi sepotong roti oleh algojonya.

Dia tidak lagi ragu-ragu. Seperti binatang yang kelaparan, dia meraih mangkuk itu dengan kedua tangannya yang gemetar dan meminum sup itu langsung, dengan rakus. Dia tidak peduli lagi dengan martabat. Dia hanya menginginkan kehangatan itu.

Dia menghabiskan mangkuk itu dalam hitungan detik, lalu menatapku, napasnya tersengal-sengal, wajahnya basah oleh air mata baru yang membingungkan.

'Itu dia,' pikirku dalam hati, mengamati pemandangan itu. 'Langkah pertama. Dia sekarang tahu bahwa kepatuhan... membawakan hadiah.'

"Sudah selesai?" tanyaku datar.

Dia buru-buru meletakkan mangkuk itu dan mengangguk, menyeka mulutnya dengan punggung tangannya, takut aku akan marah karena dia makan terlalu cepat.

"Bagus." Aku berdiri.

Dia langsung tersentak, meringkuk di kursinya, mengira kebaikan ini sudah berakhir dan "pembayaran" yang sesungguhnya akan dimulai.

Aku mengabaikannya. Aku berjalan ke arah ranjang besar tempat kami tidur semalam. Ranjang itu memang sangat luas, cukup untuk empat orang dengan nyaman. Aku menepuk sisi terjauh dari ranjang itu, sisi yang dekat dengan dinding.

Dia menatap gerakanku, lalu menatapku, kebingungan total melumpuhkannya.

"Mulai sekarang," kataku. "Kau tidur di sana."

Mata Xiao Linyu melebar ngeri. Lantai. Dia mengharapkan tidur di lantai. Setidaknya lantai adalah tempat yang aman, tempat seorang budak. Ranjang...? Ranjang ini... adalah tempat penyiksaannya!

Dia buru-buru menggelengkan kepalanya, rasa takut yang baru dan lebih dalam mencengkeramnya.

"Tidak... Tuan... kumohon... lantai... aku akan tidur di lantai..."

"Kau menolak perintahku?" tanyaku, nadaku kembali berbahaya.

"Bu-bukan!" dia tergagap, panik. "Tapi... ranjang... ranjang itu..."

Aku tahu apa yang dia pikirkan. Dia pikir ini adalah undangan untuk siksaan setiap malam.

"Jangan salah paham," kataku dingin. "Ranjang ini cukup besar. Aku tidak suka asetku yang berharga tidur di lantai yang kotor seperti anjing. Kau akan tidur di sisi itu," aku menunjuk ke tepi dinding. "Kau tidak diizinkan menyeberangi batas tengahnya. Kau tidak diizinkan menyentuhku. Dan kau akan diam disebelah sana."

Aku telah memberinya "hadiah" (tidur di ranjang sutra) tetapi membungkusnya dalam ancaman (dipaksa berada di dekatku). Kebingungan mental yang akan dideritanya akan jauh lebih efektif daripada siksaan fisik apa pun.

"Kau adalah asetku sekarang, Linyu," kataku, menggunakan kata-kata yang sama dari 'Pilihan B'. "Aku ingin kau istirahat. Aku ingin kau memulihkan energimu. Besok... pelatihanmu dimulai."

Aku berjalan ke pintu kamar, siap untuk pergi dan mengurus urusan klan.

Aku berhenti di ambang pintu, tanganku di gagang pintu.

"Dan jangan salah paham," kataku, suaraku kembali dingin, menghancurkan sisa-sisa harapan palsu yang mungkin mulai tumbuh. "Ini bukan kebaikan. Ini adalah sebuah investasi."

Aku menatapnya sekali lagi, mataku yang dingin menguncinya.

"Kau masih budakku. Tapi budak yang berguna... akan tidur di atas ranjang sutra. Budak yang tidak berguna... akan tidur di neraka."

Aku menutup pintu di belakangku, meninggalkannya sendirian di kamar yang sunyi.

Aku meninggalkannya dengan gaun sutra di tubuhnya, sup hangat di perutnya, ranjang besar yang menunggunya, dan jurang kebingungan mental yang begitu dalam... sehingga dia tidak akan pernah bisa merangkak keluar darinya.

Tahap kedua telah dimulai dengan sempurna.

1
ellyna munfasya
update lagi thorr
Xiào Hān ୧⍤⃝🍌
Pake POV 3 harusnya lebih rame sih ini novel.
I'M BLACK: Povnya campur ini btw 🤣
total 1 replies
Aryanti endah
Luar biasa
I'M BLACK: terimakasih kak
total 1 replies
VolChaser
mampir 🙏, wkwkwk sialan, the real anti-protagonis sekali 🤣
Xiào Hān ୧⍤⃝🍌
Jumkat berapa bang?
I'M BLACK: 1000 bab 1, lainnya lebih ada yang 1400, 1500, 1900
total 1 replies
Alnezro
seru
I'M BLACK: makasih 🙏
total 1 replies
Alnezro
mantap uppp lagi thor
Alnezro
Uppp
pembaca gabut
asik gue suka ini 😈
Alnezro
upppp
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!