NovelToon NovelToon
Elara Tawanan Istimewa Zevh Obscura

Elara Tawanan Istimewa Zevh Obscura

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Romansa Fantasi / Fantasi Wanita / Enemy to Lovers / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Sibewok

Di balik ketegasan seorang Panglima perang bermata Elysight, mata yang mampu membaca aura dan menyingkap kebenaran, tersimpan ambisi yang tak dapat dibendung.

Dialah Panglima kejam yang ditakuti Empat Wilayah. Zevh Obscura. Pemilik Wilayah Timur Kerajaan Noctis.

Namun takdir mempertemukannya dengan seorang gadis berambut emas, calon istri musuhnya, gadis penunggu Sungai Oxair, pemilik pusaran air kehidupan 4 wilayah yang mampu menyembuhkan sekaligus menghancurkan.
Bagi rakyat, ia adalah cahaya yang menenangkan.
Bagi sang panglima, ia adalah tawanan paling berbahaya dan paling istimewa.

Di antara kekuasaan, pengkhianatan, dan aliran takdir, siapakah yang akan tunduk lebih dulu. Sang panglima yang haus kendali, atau gadis air yang hatinya mengalir bebas seperti sungai?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sibewok, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27 - Obat Untuk Tawanan

Brakk! Tubuh Elara jatuh dari atas meja kayu tempatnya tadi terbaring.

"Ahh, dimana aku?" gumamnya, ia menatap seorang penjaga duduk bersandar pada jeruji besi. ia menatap kunci yang tergeletak di sisi tubuh penjaga, tangannya berusaha menjangkau.

Tapi detik berikutnya, gelap, Elara kembali pingsan, tenaganya belum sepenuhnya pulih.

Malam di perbatasan terasa dingin bagi Elara, tubuhnya tak menggigil, hanya terbaring lemah, tanpa bisa membuka mata lagi, dan di kediaman Keluarga Elowen, Ibunya Elara terbangun dalam tidurnya.

"Putriku, putriku dalam bahaya." nafasnya tersengal, keringat menetes di pelipisnya. "Dia..." ucapannya terhenti, "Tenanglah, tenang!!" suara Tuan Edric menyadarkannya.

Srakk! baju tidur di bahunya ia tarik kasar, hingga robek, "lihatlah, putri kita dalam bahaya, putri kita menggunakan kekuatannya untuk menghapus ingatan seseorang." wajah cantik Elara terlukis dalam ingatan sang ibu. ia menangkup wajahnya, air matanya jatuh, tuan Edric segera memeluknya erat, mengusap lembut punggungnya.

"Simbol di bahu mu masih bercahaya, setidaknya putri kita tidak sedang terluka. Dia akan baik-baik saja." ucap Tuan Edric.

"Tapi aku tidak bisa tenang suami ku, siapa yang putri kita hapus ingatannya?" pertanyaan itu menggantung di keheningan malam. Tuan Edric menggelengkan kepalanya pelan.

"Bawa putri kita kembali, aku ingin putri kita ada di sini, aku ingin memeluknya, bawa dia kemari." mohon sang Istri pada suaminya.

"Kabar Putri kita yang katanya jadi tawanan Panglima Zevh sudah menyebar, bahkan pangeran Arons di wilayah utara sudah tahu," ucap istrinya, ia mengingat kejadian sebelum mereka tidur, kediaman Elowen mendapatkan pesan dari prajurit wilayah Utara, kiriman dari Pangeran Arons, yang katanya Elara selama ini hilang karena di tawan oleh Zevh, kabar itu membuat Istrinya Tuan Edric tak tenang.

"Tenanglah istriku, Panglima Zevh kini sudah tahu semuanya." ucap Tuan Edric, ia mengangkat dagu istrinya pelan.

"Jika Elara adalah tawanannya, maka Elara akan setidaknya mendapatkan perlindungan dari Panglima Zevh," ucapan Tuan Edric segera di protes oleh sang Istri.

"Suamiku, kau pernah bilang Panglima adalah pria kejam, jika Elara jatuh di tangan yang salah..."

"Jika Panglima melukai putri kita, maka aku akan membunuhnya, dengan tangan ku sendiri." ucapnya penuh janji, Tuan Edric memotong kalimat istirnya cepat, tangannya mengepal kuat. Istrinya menganggukkan kepalanya paham, ia setuju, dengan ucapan Suaminya.

"Aku berjanji, akan merebut putri kita kembali dari tangan siapapun yang memberinya rantai." ucapnya, lalu ia menarik selimut untuk menutupi tubuh istrinya, memeluknya, tapi Kedua orang tua Elara tak bisa tidur pulas lagi malam itu, karena rasa khawatir menggerogoti hati mereka perlahan.

Namun doa terpancar dalam hati mereka untuk keselamatan putri cantik mereka yang kini terjebak dalam pusaran kehidupan dua kerajaan, satu milik Zevh, satu lagi milik Arons.

Dan di daerah perbatasan Barat, Elara tertidur di lantai dingin dalam ruang tahanan, masih tak sadarkan diri, cahaya berpendar lembut dari bahunya yang menghubungkan antara dirinya dengan ibunya.

Sedangkan Zevh Obscura ia telah berada di dalam kamarnya, berdiri tegak di hadapan Liora Endless, Istrinya.

Sentuhan ujung jemari Liora naik ke bahu Zevh. "Aku akan membantu mu merasa nyaman suamiku." bisiknya, Liora mengikis jarak dengan Zevh, hingga kini tak ada celah. Rapat. Liora menyandarkan kepalanya di dada Zevh.

Zevh diam, tak bergerak, hanya menimbang, antara aura Liora dengan aura yang di miliki Elara, jauh berbeda, Zevh memejamkan matanya sejenak, merasakan saat Elara terkapar di atas tubuhnya saat jatuh di bukit. Bibir Zevh tersenyum tipis, nyaris tak terlihat.

"Tidurlah, besok pagi kita harus ke Istana Noctis." ucap Zevh, tegas. Liora mundur satu langkah saat bahunya Zevh dorong pelan, tidak kasar, tapi bagi Liora itu adalah penolakan lagi dari Zevh.

"Baiklah suamiku," jawab Liora, jarinya mengepal di sisi tubuhnya. Tubuhnya segera berbaring di samping Zevh.

Namun sebelum Liora menutup matanya, Ia menarik turun baju di bagian bahunya, hingga memperlihatkan bahu putihnya. Menggoda? Ya. Ia ingin di tatap, di sentuh, malam ini oleh Zevh. Liora akan menguji sejauh mana suaminya itu bisa menahan godaan darinya.

Liora pun terpejam dan menunggu, apakah Zevh akan menyentuhnya malam ini, atau mengabaikannya?

Hingga waktu berlalu malam telah pergi, dan pagi menyapa, Zevh membuka matanya perlahan, ia menatap punggung Liora di hadapannya.

Zevh menatap bahu putih mulus Liora sejenak, menyentuhnya pelan, ujung jarinya menyapu pelan permukaan kulit putih Liora yang masih tidur.

"Yang istimewa lebih menarik." ucap Zevh, bibirnya tersenyum, ia menarik jarinya dari kulit Liora. Lalu menyentuh perutnya sendiri.

"Elara, apa kau bisa jelaskan, semua perbuatan mu padaku?" gumam Zevh, Zevh pun terbangun dan saat kakinya menapak di balkon kamarnya.

Deg! dadanya di hantam sesuatu, hingga Zevh menghela nafasnya segera. Ia memejamkan matanya sejenak, pusaran air berwarna hitam menghantam ingatannya.

"Apa itu?" Zevh mencari kelanjutan memori itu, tapi ia tak bisa menemukannya, "ingatan apa tadi? kenapa bayangan sungai Oxair datang lagi?" Zevh membuka matanya perlahan, menatap ujung bukit dimana sungai Oxair mengalir.

Zevh meremas pagar batu balkon, ia berharap memori yang baru ia lihat tadi bisa menunjukkan sesuatu untuknya, atau membuka rahasia lain saat ini.

Lalu pandangannya bergeser pada pasukan rombongan yang sudah di siapkan Vein pagi ini, Vein ajudannya itu terlihat sibuk mempersiapkan keberangkatan Zevh dan Liora untuk kembali ke Kerajaan Noctis pagi ini, untuk memenuhi panggilan Raja Devh.

Zevh kemudian berbalik pergi, setelah berpakaian rapih, ia menuju ruangan tahanan. Langkahnya mantap, setelah menerima kabar bahwa Elara di nyatakan masih belum terbangun.

Saat langkah kakinya berhenti di dalam ruangan tahanan. "Panglima, ampuni saya, saya lalai menjaga gadis bandit itu. saya ..." Tangan Zevh terangkat, menutup mulut satu penjaga, para penjaga tahanan berderet rapih di depannya, membungkuk hormat.

"Keluar dari ruangan tahanan, bawakan obat untuk gadis itu." titah Zevh, para penjaga segera keluar, dan satu penjaga melaksanakan titah Zevh.

Hanya menunggu beberapa menit, Obat itu telah di letakkan di atas kursi kayu di dalam ruangan tahanan Elara, penjaga meninggalkan Zevh dan Elara di dalam ruangan gelap dan pengap juga lembab itu.

"Bangunlah!" ujung sepatu Zevh menyentuh kasar bahu Elara, tapi Elara tak terbangun.

"Elara, aku tidak main-main, aku bisa menebas lehermu saat ini." ucap Zevh, ia menyentuh pedangnya, lalu menunggu beberapa detik.

Tapi.... tubuh Zevh tiba-tiba

membungkuk, ia menekuk satu lututnya di sisi tubuh Elara yang telungkup di atas lantai batu dingin.

Zevh menghela nafasnya, tangannya mengepal, ia kesal melihat Elara malah tak sadarkan diri, padahal ia datang padanya ingin memberikan hukuman karena berani menyembunyikan kembali sesuatu padanya.

Lalu Zevh menyentuh luka di perutnya sendiri, yang tiba-tiba hilang, dan ia yakin semua berkaitan dengan gadis bandit di hadapannya ini.

"Jika kau tidak bangun, maka aku akan memberikan obat ini dengan caraku sendiri." ucap Zevh, dan tak mendapatkan jawaban apapun dari Elara.

Zevh menatap obat herbal di mangkuk kecil di atas meja, lalu tatapannya bergeser menatap Elara.

Slrupp! obat herbal Zevh minum, ia menampung obat tersebut di mulutnya, Zevh meraih tengkuk Elara, mengangkatnya. lalu bibir Zevh mendekat pada bibir Ranum Elara.

Dan...

Bersambung...

1
Tina
Bagus ceritanya
Sibewok: makasih k 🙏
total 1 replies
Siti Amalia
novel yang bagusssssssssss bangettttt. plissss thor jangan di gantung ya plissssss
Sibewok: Terima kasiih 🙏 siap k 👌 ikuti terus kisah Elara dan Zevh sampai akhir ya 😎
total 1 replies
Siti Amalia
novelnya bagussssssss bangettttttttt, terimakasih authorrr. jangan berenti ditengah jalan yaaaa,,,, pliisssssssss.
Sibewok: Siaap! 😎 ikuti terus ka next babnya ya 😉
total 1 replies
Aveline
haloo kak
aku mampir yaa🙏
Sibewok: halo 👋
Terima kasih kak sudah mau mampir 🐱
total 1 replies
Fairuz
semangat kak jangan lupa mampir yaa
Sibewok: semangat untuk mu juga, 👌
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!