Tiba-tiba pernikahan Raka dan Arumi berakhir setelah 1001 malam berlalu.
“Aku sudah menjalani tugas sebagai suamimu selama 1000 hari bahkan lebih dua hari. Sekarang waktunya mengakhiri pernikahan palsu ini.”
Arumi yang sedang merapikan selimut tertegun, berbalik badan lalu menatap lekat kepada Raka yang tengah berjalan ke arahnya.
“Tidak adakah sedikit pun percikan cinta selama kita bersama ?” tanya Arumi dengan wajah sendu.
Raka tidak menjawab hanya menyerahkan amplop cokelat kepada Arumi yang bergetar menerimanya.
“Jangan mempersulit !” tegas Raka dengan tatapan tajam yang menyakitkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bareta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Curiga atau Cemburu ?
“Selamat pagi menjelang siang Raka.”
Raka mendongak, wajahnya langsung berubah kesal melihat Eva sudah berdiri di sampingnya lalu tanpa malu-malu menarik kursi kosong yang ada di hadapan Raka.
“Darimana kamu tahu aku di sini ?” ketus Raka.
“Tante Sofia,” sahut Eva sambil memanggil pelayan.
“Aku lagi mau sendiri. Silakan cari meja lain kalau mau makan atau minum.”
Seakan tidak mendengar ucapan Raka, Eva malah memesan segelas es machiato pada pelayan.
“Hanya sebentar, aku janji tidak akan lama-lama menghabiskan minumanku.”
Raka melengos sebal lalu meraih cangkir kopinya yang masih mengepulkan asap.
“Tadi aku ke rumahmu, tante Sofia bilang kamu pergi terapi ke rumah sakit. Untung saja aku masih sempat melihatmu di lobi sedang naik ke dalam taksi lalu mengikutimu sampai ke tempat ini”
Raka diam malah mengambil handphonenya yang sejak tadi diletakkan di atas meja lalu asyik berselancar sendiri membuat Eva malah tersenyum tipis.
“Aku serius masalah ingin membantu Arumi,” ujar Eva dengan sangat hati-hati.
Raka bergeming, perhatiannya tidak terusik sedikit pun, tatapannya tetap fokus ke benda pipih di tangannya.
“Terima kasih,” ucap Eva pada pelayan yang mengantar pesanannya.
Setelah meneguk beberapa kali sedotan, Eva menggeser bangku mendekati Rama lalu mengeluarkan handphone dari dalam tasnya.
“Tolong lihat sebentar, aku yakin kamu pasti mengenal boneka ini.”
Eva tidak bisa menahan diri untuk tersenyum saat melihat Raka sedikit bereaksi. Mata pria itu melirik foto yang terpampang di layar handphone Eva.
“Thalia bilang boneka ini adalah hadiah darimu saat dia lulus SMA.”
Raka kembali membuang muka tanpa memberikan jawaban atau respons atas ucapan Eva.
“Setelah tahu Thalia kembali berhubungan denganmu sepulangnya dari Perancis, om Yongki membuang barang-barang yang ada di kamar Thalia termasuk boneka beruang ini.”
Eva menjeda, menarik nafas sejenak sambil menunggu respons Raka.
“Menurut pelayan yang mengasuh Thalia selama ini, barang-barang pemberianmu tidak dibuang tapi dikembalikan padamu lewat kurir.”
“Aku tidak pernah menerima apapun,” ujar Raka tanpa menoleh.
Eva kembali tersenyum karena senang akhirnya mendengar tanggapan Raka.
“Barang-barang itu dikirim ke rumah orangtuamu, ke sini.”
“Apa ucapanku tadi kurang jelas.”
Raka beranjak, ia benar-benar tidak tertarik dengan rasa ingin tahu Eva yang katanya bertujuan membantu Arumi.
“Raka tunggu. Beri aku waktu sedikit lagi,” pinta Eva dengan wajah memohon dan menahan lengan Raka.
Meski tidak mengiyakan, Raka menunggu Eva melanjutkan penjelasannya.
“Anggara menggunakan boneka itu untuk menyimpan diska lepas berisi rekaman asli percakapan Anggara dan om Edi soal kesepakatan menutupi kecelakaan yang disebabkan Thalia.”
“Menurutmu diska lepas itu bisa membantu Arumi ?” tanya Raka sambil tersenyum sinis.
“Ya, rekaman itu bisa dijadikan barang bukti untuk membantu Arumi memenangkan kasusnya.”
Raka menghentakkan tangannya hingga pegangan Eva terlepas.
“Aku tidak tahu apa yang ada di pikiranmu tapi aku tidak peduli karena semua ucapanmu tidak ada yang bisa dipercaya.”
“Aku berani bersumpah demi apapun kalau niatku tulus ingin membantu Arumi,” tegas Eva.
“Dan membantu dirimu juga untuk lepas dari Anggara,” sinis Raka.
Eva menghela nafas, rasanya ia sudah kehabisan kata-kata untuk meyakinkan Raka.
“Terima kasih atas informasi yang sudah diberikan. Kalau pun boneka itu di tanganku dan diska lepas itu masih di dalamnya, sudah pasti aku tidak akan memberikannya padamu begitu saja.”
“Tidak masalah kalau kamu ingin memberikannya langsung pada Arumi,” sahut Eva.
“Satu hal yang tidak masuk diakal, kenapa pelayan itu tidak memberitahu tuannya kalau barang yang dicari tidak dibuang ke tempat sampah tapi dikirim balik kepadaku.”
“Selain karena takut, aku sudah bicara lebih dulu padanya sebelum mereka bertanya padanya. Tidak ada seorang pun dari keluarga Sukmana yang tahu kalau diam-diam aku mendengar percakapan mereka di kantor polisi.”
Raka hanya tersenyum sinis lalu meniggalkan Eva sambil memesan taksi.
Saat menunggu di depan pintu cafe, Eva menyusulnya dan kembali berdiri di samping Raka.
“Tebakanmu benar Raka kalau aku ingin melepaskan diri dari Anggara selamanya. Aku merasa putus asa karena kehabisan cara untuk membatalkan pertunangan kami dan begitu Anggara ditangkap, rasanya Tuhan memberikan jawaban atas doa-doaku. Aku mohon Raka, tolong bantu aku dan tentu saja Arumi juga untuk menjebloskan Anggara ke dalam penjara untuk jangka waktu yang lama kalau perlu selamanya.”
Bukan hanya wajahnya yang memelas, mata Eva mulai berkaca-kaca tapi lagi-lagi Raka malah tersenyum sinis.
“Aku tidak pernah ingat kita punya hubungan baik yang membuatku harus menolongmu.”
Eva hanya bisa menghela nafas sambil menatap Raka yang masuk ke dalam taksi pesanannya.
*****
Roni menautkan kedua alisnya saat melihat Arumi sedang melamun di depan laptop yang terbuka di meja kerjanya.
“Ada berita apa lagi ?” tanya Roni yang tanpa disadari Arumi sudah berdiri di belakangnyaZ
Belum sempat Arumi menjawab, Roni sudah tergelak saat melihat foto-foto yang terpampang di layar laptop Arumi.
“Kenapa tertawa ?” omel Arumi sambil menatap Roni dengan wajah cemberut.
“Kamu memata-matai mantan suamimu ?” ledek Roni.
“Bukan Raka tapi Eva. Untuk apa dia sampai jauh-jauh ke Yogya ? Terus darimana dia tahu rumah keluarga Raka ?”
“Tentu saja dari tante Sofia.”
“Darimana dia kenal sama mama ?”
“Wow !” Mata Roni membelalak lalu dia berdecak. “Tante Sofia sudah jadi mantan mertua tapi kamu tetap memanggilnya mama ?”
Arumi menghela nafas sambil memutar bola matanya. Tidak lama gadis itu mendorong kursi mundur untuk memudahkannya keluar.
“Sorry… Sorry. Aku tidak bermaksud membuatmu kesal.” Roni menghampiri Arumi dan merangkul bahunya:
“Setelah pembahasan kita soal kemungkinan Raka terlibat, aku langsung mengirim orang untuk mengawasi mereka berdua dan foto-foto itu dikirim kepadamu tanpa bermaksud apa-apa.”
“Seharusnya kamu memberitahuku soal rencanamu itu,” gerutu Arumi.
“Sorry sekali lagi,” ujar Roni sambil terkekeh. “Dan sekarang aku akan melaporkan penemuanku padamu.”
Arumi hanya menghela nafas. Keduanya duduk bersebelahan di sofa.
“Keluarga Eva dan Raka saling mengenal karena bertetangga bahkan mereka pernah satu sekolah bahkan satu angkatan saat SD dan SMP.”
“Semua info itu kamu dapatkan dari tante Sofia ?”
“Ya !” Roni mengangguk-anggukkan kepala.
“Kenapa kamu tidak mengajakku ngobrol sama mama ?” omel Arumi.
“Karena aku tidak tahu kalau tante Sofia akan menghubungiku langsung.”
“Jadi mereka teman lama ?” gumam Arumi dengan ekspresi yang membuat Roni mengulum senyum.
“Ya, bahkan Eva pernah diam-diam mengirim surat cinta untuk Raka.”
Arumi sempat terkejut tapi berusaha menutupinya dari Roni sampai bangun dari tempat duduknya dan kembali ke meja.
“Ar, kamu masih merasakan cemburu ?” tanya Roni dengan nada serius dan hati-hati.
“Siapa yang cemburu ?” tukas Arumi masih dalam posisi memunggungi Roni hingga ia tidak rahu kalau kakak sepupuny sedang senyum-senyum sambil menggeleng-gelengkan kepala.
“Sepertinya kecurigaan perlu digali lebih jauh. Aku tidak menduga kalau konspirasi yang dibuat Anggara melibatkan banyak orang.”
”Aku pasti tidak akan berhenti mencari kebenarannya untuk Rendi dan orangtuamu.”
Arumi hanya menggangguk-anggukkan kepala sambil memutar layar laptopnya dan menatap dalam-dalam foto Raka dan Eva yang sedang duduk di cafe.
bru shri loh,tp udh khilangn kn????
mkanya,jgn gngsi lh arumi...mskpn msih ragu,ksih ksmptan raka buat mmbuktikan kl dia srius....
sok2an mnta bls budi,pdhl mh cma modus aja krna mau dktin raka....
tnggu aja tunanganmu kluar pnjra,kn ccok pnjht sm siluman rubah....😝😝😝
skrng bru spatu yg mlayang,lain kli mngkin kursi atw meja....🤣🤣🤣
slmt brjuang......
pling jg bpknya eva pnya htang sm yg onoh,mkanya anknya ga bs lpas....scra kn kl btal msti gnti rugi kaleee......udh biasa jual anknya dmi hrta.....kira2 roni bwa eva kmn y???jgn smp dia bntuin,tp msih ttp ngusik arumi.....
emg jodo nya Roni itu Eva??ga ah thor