NovelToon NovelToon
Asmara, Dibalik Kokpit

Asmara, Dibalik Kokpit

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat
Popularitas:13.7k
Nilai: 5
Nama Author: Fauzi rema

Ini adalah kisah tentang Asmara, seorang pramugari berusia 25 tahun yang meniti karirnya di atas awan, tiga tahun Asmara menjalin hubungan dengan Devanka, staf bandara yang karirnya menjejak bumi. Cinta mereka yang awalnya bagai melodi indah di terminal kedatangan kini hancur oleh perbedaan keyakinan dan restu orang tua Devanka yang tak kunjung datang. dan ketika Devanka lebih memilih dengan keputusan orangtuanya, Asmara harus merelakannya, dua tahun ia berjuang melupakan seorang Devanka, melepaskannya demi kedamaian hatinya, sampai pada akhirnya seseorang muncul sebagai pilot yang baru saja bergabung. Ryan Pratama seorang pilot muda tampan tapi berwajah dingin tak bersahabat.
banyak momen tak sengaja yang membuat Ryan menatap Asmara lebih lama..dan untuk pertama kali dalam hidupnya setelah sembuh dari rasa trauma, Ryan menaruh hati pada Asmara..tapi tak semudah itu untuk Ryan mendapatkan Asmara, akankan pada akhirnya mereka akan jatuh cinta ?

selamat membaca...semoga kalian suka yaa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fauzi rema, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

Langit di luar jendela tampak mendung.

Ryan berdiri di depan meja kerjanya, menatap ponsel di tangannya dengan ekspresi tegas namun ragu.

Setelah beberapa detik hening, ia akhirnya menekan nama "Daddy" di layar.

Nada sambung terdengar beberapa kali, lalu suara berat namun hangat terdengar dari seberang lautan.

^^^“Ryan? Finally… kamu ingat dengan Daddy-mu yang sudah tua ini” Kata Carlos Pratama, Ayah Ryan.^^^

Ryan menarik napas panjang, menatap keluar jendela ke arah pemandangan kota.

“Dad, I’m not calling just to say hello. I need to tell you something.”

Suara di seberang menjadi serius.

^^^“I’m listening, Son.”^^^

Ryan berdiri lebih tegak, suaranya kini mantap dan tenang.

“Tentang permintaan Daddy tahun lalu, to take over SkyAir.”

^^^“Yes. kamu bilang hanya ingin terus menerbangkan pesawat, bukan duduk di balik meja kantor.”^^^

“I remember. Tapi keadaan sudah berubah Dad, mungkin saatnya aku berhenti bersembunyi di balik kokpit.”

Ia menatap ke arah cermin di dinding, melihat pantulan dirinya, seorang pria yang tampak lebih dewasa, dan siap.

“I’m ready to take the position. Mulai sekarang aku akan menangani Skyair”

Hening sejenak.

Lalu dari seberang, terdengar tawa kecil penuh rasa bangga.

^^^“Finally, kamu terdengar seperti seorang pewaris Pratama sejati. Are you sure about this?”^^^

Ryan tersenyum tipis, sorot matanya mantap.

“I’m sure. Aku tidak bisa hanya diam melihat orang seperti Devanka berkeliaran di hanggar kita dan menyakiti orang lain. SkyAir harus dibersihkan, Dad. Aku akan pastikan itu terjadi. .”

^^^“So, it’s not just business for you this time.”^^^

Ryan menatap lantai, lalu mengangguk pelan.

“No. Ini juga urusan pribadi, tapi aku akan tetap profesional Dad.”

^^^“Apa ini tentang gadis yang di sebut Mami mu waktu itu, pramugari itu ?”^^^

Ryan terdiam beberapa detik, sebelum menjawab dengan suara rendah namun pasti.

“Yes. Her name’s Asmara. Dan dia sudah cukup banyak menderita karena seseorang yang bekerja di bawah perusahan kita.”

^^^“Then you have my full support. Daddy akan memberi tahu dewan direksi di Milan untuk memulai transisi. Kamu akan menempati kursi CEO begitu dokumennya sampai.”^^^

Ryan mengangguk pelan, meski sang ayah tak bisa melihatnya.

“Thanks, Dad.”

^^^“One more thing, son. Don’t forget....memimpin bukan hanya soal kekuasaan, tapi juga melindungi hal-hal yang penting. Jika dia penting bagimu… jangan biarkan dia menghadapi semuanya sendirian.”^^^

Ryan memejamkan mata, suaranya nyaris berbisik.

“I won’t.”

Sambungan terputus.

Suara ruang kerja kembali sunyi. Ryan menatap layar ponsel yang kini gelap, sebelum akhirnya ia menarik napas panjang.

Di dalam dadanya, ada sesuatu yang berubah, bukan hanya tekad untuk memimpin SkyAir, tapi juga perasaan yang tumbuh semakin dalam untuk wanita yang kini ingin ia lindungi.

Ryan meletakkan ponselnya di meja, lalu mengambil jaket pilotnya yang tergantung di kursi.

Sambil menatap keluar jendela, ia berbisik pelan:

“Sudah waktunya aku mengambil kendali...atas segalanya.”

Sore harinya 🌻

Mami Rosa sedang membaca majalah di ruang keluarga ketika suara langkah kaki Ryan terdengar dari arah tangga.

Asmara yang duduk di sebelahnya, tersenyum kecil begitu melihat Ryan turun dengan wajah serius namun tenang.

“Kamu baru keluar dari kamar? Mami lihat seharian ini kamu mengurung diri, Mami pikir kamu sakit.”

Ryan tersenyum tipis, lalu mendekat dan duduk di hadapan keduanya.

“Aku baik-baik saja, Mi. Hanya… banyak yang harus kupikirkan.”

Asmara memperhatikan wajah Ryan dengan sedikit cemas, tapi ia hanya diam saja.

“Wajahmu terlihat berbeda. Apa ada sesuatu yang terjadi ?” Tanya Mami Rosa lagi.

Ryan menarik napas dalam, lalu menatap ibunya dengan tatapan mantap.

“Mami… aku sudah menelepon Daddy.”

Mami Rosa langsung menutup majalah di tangannya, menatap anaknya dengan terkejut.

“Kamu bicara dengan Daddy? Untuk apa?”

“Aku menyetujui permintaan Daddy yang dulu sempat kutolak.”

“Permintaan yang mana?” Mami Rosa memicingkan matanya.

“Untuk mengambil alih SkyAir. Aku akan berhenti menjadi pilot, Mi. Aku akan memimpin perusahaan itu.”

Asmara spontan menatap Ryan dengan mata membesar.

Sementara Mami Rosa perlahan tersenyum bangga meski juga terlihat sedikit terkejut.

“Ryan… Mami senang, kamu akhirnya memutuskan itu.”

“Ya, Mi. Aku tidak bisa terus diam. Terlalu banyak yang terjadi di balik perusahaan itu. Aku ingin memperbaikinya.”

Asmara menatapnya penuh rasa tak percaya.

Tangannya refleks menggenggam cangkir teh yang ada di pangkuannya.

“Jadi… kamu bukan hanya seorang kapten penerbangan?” tanya Asmara dengan hati-hati.

Ryan menatapnya lembut, tapi ada keseriusan dalam sorot matanya.

“Aku tidak pernah ingin hal itu mengubah caramu memandangku, Asmara. Tapi ya… SkyAir memang perusahaan keluarga kami.”

Asmara terdiam. Ia tak tahu harus berkata apa. Terlalu banyak kejutan datang begitu cepat sejak kecelakaan itu.

“Kamu yakin sudah siap, Ry ? Dunia perusahaan berbeda dengan langit tempat kamu biasa terbang.” sahut Mami Rosa.

Ryan mengangguk.

“Aku harus siap, Mi. Aku tidak ingin orang lain menderita karena kelalaian di bawah nama perusahaan kita. Termasuk Asmara.”

Asmara menunduk, bibirnya sedikit bergetar mendengar namanya disebut dengan nada sedalam itu.

Mami Rosa tersenyum lembut penuh arti. “Kalau begitu… Mami merasa lebih bahagia lagi. Mungkin memang waktunya kamu berhenti terbang… dan mulai memimpin dari darat.”

Ryan tersenyum tipis.

“Aku akan tetap terbang, Mi. Tapi kali ini bukan dengan pesawat, melainkan dengan tanggung jawab.”

Asmara menatap Ryan dengan tatapan yang campur aduk antara kagum dan takut.

Sementara Mami Rosa menatap mereka berdua dengan senyum penuh arti, ia tahu keputusan Ryan kali ini bukan hanya karena ambisi… tapi karena cinta.

...🍁...

Asmara duduk di tepi tempat tidur, menatap kosong ke arah jendela besar yang menampakkan cahaya kota di kejauhan.

Udara malam yang menembus tirai tipis terasa dingin, tapi entah kenapa, dada Asmara justru terasa lebih sesak daripada sejuk.

Di meja kecil di samping tempat tidurnya, masih tergeletak secangkir teh yang sudah dingin.

Sejak tadi ia tidak meneguknya sama sekali. Pikirannya penuh.

“Jadi selama ini… keluarga Ryan adalah pemilik SkyAir…” gumam Asmara pelan.

Ia menunduk, memegang ujung selimut dengan kedua tangannya yang bergetar pelan.

“Bodohnya aku… aku bahkan tidak tahu apa-apa tentang dia. Aku cuma pramugari biasa… apa pantas aku berada di dekatnya?”

Suaranya nyaris tidak terdengar, seolah bicara hanya kepada hatinya sendiri.

Bayangan-bayangan tadi sore kembali menari di pikirannya, tatapan tegas Ryan saat berkata akan mengambil alih perusahaan, suara bangga dari Mami Rosa, dan bagaimana semuanya terasa seperti dunia yang terlalu tinggi untuk ia jamah.

Ia menghela napas panjang, matanya berkaca-kaca.

“Aku… cuma seseorang yang dia tolong. Seseorang yang pura-pura jadi kekasihnya. Tidak lebih.” kata Asmara dengan mata berkaca-kaca.

Ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan, berusaha menahan sesak di dada yang mulai terasa berat.

Entah kenapa, hatinya justru terasa semakin jauh dari Ryan setelah tahu kebenaran itu.

“Kenapa aku malah merasa kecil begini…?”

Suara ketukan lembut di pintu membuatnya tersentak.

Asmara buru-buru menghapus air matanya, lalu menjawab dengan nada setenang mungkin.

“Iya, masuk.”

Pintu terbuka perlahan, dan Mami Rosa muncul sambil membawa segelas susu hangat.

“Mami pikir kamu belum tidur. Jadi Mami bawakan ini.” kata Mami Rosa penuh perhatian.

Asmara berdiri, tersenyum sopan meski matanya masih sedikit sembab.

“Terima kasih, Mami....” jawab Asmara lirih.

Mami Rosa menatap wajah Asmara dengan seksama, lalu ia menyadari sesuatu. “Sayang, kamu habis nangis ? Kenapa ? Ada apa ? Ada yang sakit lagi ?” Mami Rosa langsung memberondong pertanyaan dengan nada khawatir.

Asmara menunduk, senyum tipisnya tak mampu menyembunyikan keraguannya.

“Aku nggak pa-pa Mi… Aku cuma—”

Mami Rosa menyela. “Apa Ryan baru saja menyakitimu ?”

Asmara menatapnya, terharu dengan perhatian Mami Rosa namun Asmara masih diliputi rasa tidak pantas.

Mami Rosa melanjutkan dengan nada lembut tapi tegas. “Asmara sayang, kalau ada apa-apa dengan kalian, tolong beritahu Mami ya...jangan di pendam sendiri, Mami tau, Ryan itu memang keras kepala, nanti Mami akan nasehati Ryan kalau dia buat ulah.”

Asmara menggelengkan kepalanya.

"Mami, tidak ada masalah apapun dengan Ryan, aku cuma kaget aja setelah tau skyair adalah milik keluarga ini. Dan aku...merasa nggak pantas ada disini."

Mami Rosa terkejut mendengar penuturan Asmara, namun seketika ia langsung memahami apa yang di rasakan oleh gadis itu.

“Asmara, kamu jangan merasa begitu, selama ini Ryan butuh seseorang yang bisa membuatnya tenang. Dan entah kenapa, setiap kali Mami lihat dia bersamamu… senyumnya berbeda.”

Asmara terdiam. Ia tidak tahu harus menjawab apa.

Hanya hatinya yang terasa bergetar, antara bahagia dan takut.

“Tapi aku tidak selevel dengan Ryan, Mi…” kata Asmara pelan.

Mami Rosa mengelus bahunya. “Cinta tidak mengenal level, Asmara. Kalau Tuhan sudah mengatur, maka kamu dan dia akan menemukan jalannya. Percayalah.”

Asmara menatap Mami Rosa dengan mata berkaca-kaca, lalu ia hanya mampu mengangguk pelan.

"Sudah kamu jangan begini sayang, nggak ada yang bisa menilai kamu pantas atau tidak, itu semua dari diri kalian masing-masing, cinta nggak mengenal kasta Asmara, dan Mami juga nggak peduli, yang penting kamu gadis yang baik, menyenangkan dan tentunya setia bersama anak Mami." kata Mami Rosa menenangkan.

"Sekarang kamu istirahat ya, biar besok lebih sehat lagi." lanjutnya.

Saat Mami Rosa keluar dari kamar, Asmara kembali duduk di tepi ranjang.

Namun kali ini, ada air mata yang mengalir pelan di pipinya, bukan karena sedih, tapi karena bingung.

Antara ingin tetap tinggal… atau justru pergi sebelum hatinya semakin terikat.

...🌺...

...🌺...

...🌺...

...Bersambung.......

1
Siti Naimah
namanya orang kalau bahagia itu pasti banyak sandungannya.makanya asmara mesti kuat mental dan teguh pendirian 💪💪
Yenova Kudus
ahh .so sweet bgeetttt
Siti Naimah
Clarissa betul2 perempuan stress 🤣
Ika Yeni
kak ceritaa nya bagusss, + bonus visual jugaa , semangat up nyaa kak😍
Yenova Kudus
karyamu bagus kak ..lanjut ya.....
Priyatin
👍
mamah fitri
jalan ceritanya mudah dimengerti dan feel good aja membaca karya ini
mamah fitri
maafkan baca ini pake nabung bab.. tp krn baru tau judulnya dan ternyata isinya sebagus itu .. semangat terus author 😍😍😍
Marini Suhendar
Ekhem.....
Siti Naimah
semoga lancar hubungan Ryan dan asmara
Siti Naimah
mantab banget visual nya.sesuai dengan isi cerita nya 😄
Siti Naimah
asmara..kamu jangan terlalu keras kepala deh.ingat keselamatanmu itu Ter ancam banyak yg ngincar dan gak suka denganmu.walopun sebenarnya kamu gak salah apa2...ingat juga orang tuamu juga gak peduli sama kamu gitu lho ..
Siti Naimah
oh ternyata asmara dulunya teman masa kecil Ryan ta?wah kenangannya masih ada Ryan simpan.jika kayak gini keadaan nya masihkah asmara tidak mau menerima Ryan?🤣
Siti Naimah
devanka betul2 telah kehilangan akal sehat.dia lupa namanya area bandara jelas lengkap alat keamanan nya.misal cctv...
Siti Naimah
walah...kok jadi pada gak suka ya sama hubungan Ryan dan asmara?
kan sama2 masih singgel?moga2 aja yg pada ngiri akan dapat balesan
Siti Naimah
mula2 hanya pura2...semoga berkembang jadi betulan 😄
Siti Naimah
gak kebayang..betapa tersiksanya hati Ryan menghadapi situasi seperti itu..
Siti Naimah
kenapa sih Ryan kok mau menjadikan asmara pacar pura2...mbok betulan gitu lho🤭
Siti Naimah
pikirkan baik2 Asmara.. kesempatan gak datang duakali
Siti Naimah
jadi ruwet gitu ya...perkara yang dihadapi asmara? padahal dia gak salah apa2...ini semua ulah devanka
mantan kekasihnya yg masih Ter obsesi sama Asmara
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!