NovelToon NovelToon
The Phoenix Jade

The Phoenix Jade

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Mengubah Takdir / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:41.8k
Nilai: 5
Nama Author: Zhuzhu

Setelah dikhianati dan mati di tangan suaminya sendiri, Ruan Shu Yue dibangkitkan kembali sebagai putri keempat Keluarga Shu yang diasingkan di pedesaan karena dianggap pembawa sial.

Mengetahui bahwa dirinya terlahir kembali, Ruan Shu Yue bertekad menulis ulang takdir dan membalas pengkhianatan yang dia terima dari Ling Baichen. Selangkah demi selangkah, Ruan Shu Yue mengambil kembali semua miliknya yang telah dirampas menggunakan identitas barunya.

Anehnya, Pangeran Xuan - Pangeran Pemangku yang menjadi wali Kaisar justru muncul seperti variabel baru dalam hidupnya.

Dalam perjalanan itu, dia menyadari bahwa ada seseorang yang selalu merindukannya dan diam-diam membalaskan dendam untuknya.
***
"A Yue, aku sudah menunggumu bertahun-tahun. Kali ini, aku tidak akan mengalah dan melewatkanmu lagi."

Ruan Shu Yue menatap pemuda sehalus giok yang berdiri penuh ketulusan padanya.

"Aku bukan Shu Yue."

Pemuda itu tersenyum.

"Ya. Kau bukan Shu Yue. Kau adalah Ruan Shu Yue."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhuzhu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Epsiode 27: Membakar Hidup

Setengah jam kemudian, Lin Muyang dan Shu Yue tiba di Distrik Selatan. Area itu sepi, seolah semua orang sudah jatuh dalam tidur lelapnya. Tidak hanya itu, tidak ada prajurit patroli yang berkeliling. Jalan itu kosong, seolah seseorang baru saja sengaja mengosongkannya untuk mereka.

“Xiao Yue, apakah kau yakin ini aman? Aku rasa sepertinya seseorang sedang membantu kita,” ucap Lin Muyang ragu.

“Kalau orang itu memang membantu, aku akan berterima kasih padanya. Jangan banyak berpikir.”

Shu Yue pergi ke halaman belakang Kediaman Ling. Ada pintu gerbang yang tertutup, yang di tiangnya hanya digantungkan dua buah lentera kertas seukuran labu. Pintunya tidak pernah dikunci, karena setiap kali Ling Baichen pulang larut dari tugas, dia selalu melewati pintu belakang. Shu Yue kerap menunggunya, meski akhirnya harus patah hati karena pria itu akan memilih Shen Jia sebagai penyambutnya.

Lin Muyang terheran-heran. Shu Yue adalah gadis desa. Sedekat apapun hubungannya dengan Ruan Shu Yue, seharusnya tidak sampai memberitahukan letak rumahnya sendiri. Tapi, Lin Muyang tidak punya waktu untuk memikirkan keanehan itu karena Shu Yue sudah lebih dulu masuk ke dalam kediaman itu.

“Hei, tunggu! Kau jangan gegabah!”

Tapi, Shu Yue terus berjalan menuju Paviliun Mudan. Kediaman Ling tidak diawasi ketat, terutama area barat tempat Paviliun Mudan berada. Tempat itu sudah menjadi tempat terbengkalai yang sepenuhnya dilupakan orang. Bahkan rumput pun sudah tumbuh setinggi lutut orang dewasa.

Pohon osmanthus di halaman yang ditebang oleh Ling Baichen karena keinginan Shen Jia tidak lagi bertunas. Taman sederhana yang biasanya menjadi tempat Shu Yue menghabiskan waktu senggangnya kini berubah menjadi padang rumput dan gulma. Hanya ada jalan kecil yang bisa dilewati. Rerumputan tinggi itu menyembunyikan sebuah bangunan di baliknya, bangunan yang menjadi saksi bisu bagaimana hidup Shu Yue menjadi sia-sia di kediaman ini.

Pintunya sudah rusak dan jendelanya robek. Belum genap dua bulan dia pergi, tapi kediaman ini seolah telah ditinggalkan selama bertahun-tahun. Batu pijakan di bawah sudah menjadi hijau ditumbuhi lumut. Tempat ini menjadi gelap, tanpa cahaya sama sekali. Tak ada bedanya dengan rumah hantu. Bahkan kuil bobrok di pinggiran kota pun masih lebih baik dari tempat ini.

“Astaga! Apakah ini adalah tempat yang ditinggali Ruan Shu Yue semasa hidup?”

“Ya. Ini adalah Paviliun Mudan, tempat tinggalnya di Kediaman Ling.”

“Keterlaluan! Ling Baichen benar-benar tidak punya hati! Bahkan dia tidak mau menyuruh orang membersihkan rumput di halaman!” dengus Lin Muyang.

Bayangkan saja, Ruan Shu Yue hidup terkurung di kediaman ini bertahun-tahun. Kebebasannya dirampas, kebahagiaannya direbut, kekayaannya dikuras, kebaikannya dimanfaatkan, ketulusannya disia-siakan, bahkan hidupnya pun dibuat sengsara dan hatinya dihancurkan. Dia tidak bisa melarikan diri karena Ling Baichen mengikatnya di sini, menempatkannya di tempat terpencil yang jauh lebih buruk dari wisma para pelayan, membuatnya perlahan dilupakan seperti keberadaannya tidak pernah ada di dunia. Dia dipermalukan dan direndahkan, harga dirinya diinjak-injak.

Betapa sakitnya itu! Emosi Lin Muyang tersulut. Jika dia seseorang yang berkuasa, dia pasti sudah menghajar Ling Baichen habis-habisan. Pria brengsek sepertinya sama sekali tidak pantas menerima ketulusan dan kebaikan hati Ruan Shu Yue.

“Sudahlah, jangan permasalahkan itu. Ikuti aku!”

Hanya ada seberkas cahaya kecil di dalam Paviliun Mudan yang bersumber dari pemantik api yang dinyalakan Shu Yue. Ruangan itu sangat berantakan dan semuanya tertutup debu. Pada saat Shu Yue mendekat ke tempat tidur, dia melihat ada sesuatu yang aneh di sana. Lukisan usang yang penah menjadi tanda cinta antara dia dan Ling Baichen tergeletak di lantai penuh debu. Namun saat cahaya mendekat, kertas lukisan usang itu kotor seperti telah dikotori oleh tetesan sesuatu.

Shu Yue juga melihat ada kendi anggur yang tergeletak tak jauh dari sana bersama sepotong kain penutup bagian tubuh wanita. Menyadari kenyataan di balik itu, hati Shu Yue mendidih. Dia meludahi lukisan itu, menatapnya dengan jijik. Pasangan bajingan itu bermain di mana saja, bahkan tidak segan mengotori kamar Ruan Shu Yue dengan noda cinta mereka.

“Xiao Yue, ada apa?” tanya Lin Muyang yang heran melihat Shu Yue meludahi sebuah lukisan usang.

“Tidak ada apa-apa.”

Kakinya melangkah ke belakang tempat tidur. Di sana, di bawah tempat tidur yang sempit, ada sebuah kotak kayu yang ditutupi debu. Tangan kecilnya berhasil mengambilnya. Rasa syukur dalam hatinya berpendar. Kotak kayunya masih ada dan masih utuh, terkunci rapat.

“Sudah dapat. Ayo pergi.”

“Hanya itu saja?”

“Kau ingin mengambil apa lagi di sini?”

Lin Muyang mengedarkan pandangan dan tertawa canggung. Di ruangan ini memang tidak ada benda yang terhitung berharga. Tidak ada yang bisa diambil dan dijual. Mungkin hanya kotak kayu itulah satu-satunya benda yang dianggap berharga milik Ruan Shu Yue.

“Kau benar. Ayo keluar, aku merinding jika terlalu lama di sini.”

“Kau takut Ruan Shu Yue bangkit?”

“Bukan. Aku takut rohnya salah mengenaliku sebagai Ling Baichen dan menghantuiku.”

“Omong kosong.”

Keduanya keluar dari Paviliun Mudan setelah mendapatkan benda yang diinginkan. Namun sebelum benar-benar keluar, Shu Yue berhenti sebentar di depan halaman itu. Ia memandangi bangunan sederhana yang mengurung hidupnya selama bertahun-tahun dengan mata penuh penyesalan.

Menyesal karena memilih Ling Baichen, menyesal karena telah menyia-nyiakan hidupnya demi seorang pria, menyesal karena berpikir kalau hati seorang pria akan tetap sama. Jika waktu bisa diputar ulang, dia akan memilih tidak mengenal Ling Baichen seumur hidupnya.

“Kau mau apa?”

“Membakar tempat ini.”

Lin Muyang membelalak. “Kau serius?”

“Aku tidak pernah bercanda.”

Shu Yue mengumpulkan dedaunan kering di depan paviliun. Sumbu api dinyalakan dan api mulai membakar dedaunan itu. Lin Muyang terlihat pasrah. Hatinya memanjatkan puluhan doa, berharap tidak ada seorang pun yang melihat perbuatan jahat ini.

Angin bertiup, api semakin membesar, merembet ke tiang yang sudah rapuh. Nyala api berpendar seperti lidah raksasa di pupil mata Shu Yue, memantul di matanya dalam keheningan. Karena sudah tidak terikat lagi, maka biarlah semuanya musnah. Biarlah semua hal tentang Ruan Shu Yue itu terbakar habis di sini, bersama nyala si jago merah yang semakin melahap bagian demi bagian Paviliun Mudan.

Mereka keluar beberapa saat sebelum orang-orang di Kediaman Ling menyadari telah terjadi kebakaran besar di Paviliun Mudan. Ling Baichen yang tengah mengurung diri di ruang baca berlari tanpa alas kaki ke Paviliun Mudan, yang kini sedang dilalap api.

Matanya berkilat dan keningnya mengernyit. Hatinya terasa sakit. Napasnya jadi sesak. Tangannya terulur seolah ingin meraih sesuatu namun sia-sia. Dia hanya bisa berdiri diam di tengah kesibukan para pelayan yang berusaha memadamkan api. Paviliun Mudan yang biasanya sepi dan sunyi, gelap tanpa kehidupan, kini menjadi sangat ramai.

“Lukisannya! Lukisannya masih ada di dalam!” seru Ling Baichen.

Dia berlari seolah hendak menerobos masuk, namun dia ditahan oleh para pelayannya. Mereka berteriak memohon agar sang tuan tidak masuk ke dalam bangunan berapi. Ling Baichen berontak, berusaha melepaskan diri dan ingin segera mencari lukisan itu.

“A Chen!” Shen Jia berteriak panik. Dia ikut menahan Ling Baichen.

“Jiajia, lukisannya masih ada di dalam!”

“A Chen! Tidak ada gunanya! Lukisan itu pastinya sudah hancur terbakar api! Jangan membahayakan diri sendiri hanya untuk sesuatu yang hasilnya tidak bisa dicapai!”

Shen Jia memeluk Ling Baichen, meyakinkan pria itu bahwa tidak ada gunanya meski berusaha menerobos api. Ling Baichen memejamkan mata dalam-dalam, meratapi rasa sakit yang kian menusuk dalam hatinya. Pada akhirnya, dia hanya bisa terdiam menyaksikan Paviliun Mudan perlahan menjadi abu.

1
Dwi Agustina
Bagus Ayue👍💪💪💪
Machsunatul Istianah
semakin penasaran sama kejutannya😄🤔
Kustri
mulane rasah srekelan🤣
dadi bumerang to, ora kapok"
Ai
tambah menarik lg kalau putri zhoning dan kaisar muda juga ikut /Facepalm//Facepalm//Facepalm/pasti tambah rame
zylla: Mulut Putri Zhaoning sama Kaisar Muda bener" kayak rem blong. Pangeran Pemangku aja langsung mode 'pasrah'. 🤣
total 1 replies
Imas Fatimah
ditunggu sesi berikutnya thor..👍
Biyan Narendra
Mencari kesempatan untuk menyudutkan Mengli dan Sin Jia
Biyan Narendra
Akankah Shu Yue beraksi...
Imas Fatimah
lanjut thor,kayaknya pertemuannya pasti seruuu
Kustri
☕qu sajikan untukmu thor, nemenin UP☺
Andi Ilma Apriani
crazy up thoorr
Kustri
baju ganti'a terbuat dr karung goni, kuat tdk mdh sobek wkwkwkkk🤣
Sun Flower: tahan api dan air
total 1 replies
Machsunatul Istianah
saking semangatnya nyari mantu🤣
Sun Flower: mau gendong cucu janda selir tuh
total 1 replies
Kustri
ora nyimak silsilah klga... ora mudeng🤭
Sun Flower: banyak soalnya 🤣
total 3 replies
Biyan Narendra
Sabar ya Yuanjing...
Kalo Ziyan lagi eror
😅😅😅😅
Sun Flower: kalau eror bisa bikin dunia kacau
total 1 replies
Fransiska Husun
/Grin//Joyful//Joyful/
sahabat pena
sama sama blm menyadari perasaan mereka sdh mulai tumbuh ya benih nya? 🤣🤣🤣🤣ditunggu keuwuan mereka. wkwkwk
sahabat pena
modus pangeran 🤣🤣🤣🤣ada udang di balik bakwan nih 🤣🤣🤣enak,, gurih,,, 🥰🥰🥰
Imas Fatimah
saya jg dukung dg kakak cantik yang mulia😍
Kustri
baca nama yuanjing jgn di pisah yaa🤭🤭🤭
Iin Wahyuni
lanjut thor💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!