NovelToon NovelToon
Cinderella N Four Knight

Cinderella N Four Knight

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Naruto / Nikahmuda / Romansa
Popularitas:343
Nilai: 5
Nama Author: Vita Anne

Hinata di titipkan pada keluarga Hashirama oleh ayahnya yang menghilang secara tiba-tiba.

Di sana, di rumah besar keluarga itu yang layaknya istana. Hadir empat orang pangeran pewaris tahta.

Uchiha Sasuke
Namikaze Naruto
Ootsutsuki Toneri
Kazekage Gaara

Akankan Hinata bisa bertahan hidup di sana?

Disclaimer : All Character belongs to Masashi Kishimoto. Namun kisah ini adalah original karya Author. Dilarang meniru, memplagiat atau mencomot sebagian atau keseluruhan isi dalam kisah ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vita Anne, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

1. A Letter

21 Mei 2019

Hujan turun sangat deras. Di sana, di sudut jalan yang menyisakan garis antara tebing tinggi. Dua orang pria bersimbah darah tak sadarkan diri di dalam sebuah mobil yang rusak berat.

Mobil yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan saat melakukan perjalanan menuju Hokaiddo.

Mobil yang ringsak itu telah hancur dengan dua orang pria kritis di dalamnya.

Derasnya hujan menyapu darah yang mengalir dari sela-sela pintu mobil yang hancur.

...°°°...

'Kecelakaan hebat terjadi pada dua orang menantu dari CEO KM Corp. Hasirama Senju. Mengakibatkan Korban tewas di tempat. Investigasi atas penyebab kecelakaan sedang berlangsung...'

'Klik!'

Hyuuga Hiashi menekan tombol power pada remot TV yang ada di tangannya.

Di depan~nya duduk Tuan Hasirama yang sedang berpikir dengan serius. Pria tua itu duduk di kursi kerjanya yang besar di kantor pusat. Dia adalah pendiri KM Corp. Perusahaan besar yang bisnisnya tersebar di berbagai lini perekonomian di Jepang.

"Tuan!" Ucap Hiashi dengan tegas.

Tuan Hasirama mengangkat wajahnya.

"Sudah seminggu sejak kejadian itu. Tapi beritanya masih tersebar di beberapa stasiun TV. Apa kita perlu mengirim beberapa permintaan lagi pada mereka?" Sambung Hiashi lagi.

"Tragedi tidak akan bisa di tutupi. Aku tidak punya kuasa untuk menghentikan semua. Berita terlanjur tersebar luas. Semua ingin tahu apa yang terjadi. Begitu juga aku. Aku penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi. Menantu-menantuku yang malang." Sahut pria tua itu sembari memejamkan matanya dan dia menghembus nafas berat.

Hiashi tidak bisa menjawab perkataan Tuan Hasirama. Dia tahu, bukan ranahnya untuk ikut terlibat dalam urusan perasaan pria tua itu.

"Aku akan melanjutkan pekerjaan ku Tuan!"Hiashi menunduk pelan, lalu beranjak pergi dari hadapan Tuan Hasirama.

Hanya kata-kata itu yang bisa keluar dari bibirnya. Hyuuga Hiashi, Pria paruh baya yang sudah mengabdikan hampir separuh hidupnya di sini. Di sisi keluarga besar Hasirama.

Pria tua itu tidak bicara lagi kecuali kembali berpikir. Dia merebahkan kepalanya yang sudah beruban ke sandaran kursi besar di belakang~nya.

Apa yang sudah terjadi belakangan ini mengganggu pikiran~nya. Kecelakaan yang terjadi tiba-tiba merengut kedua orang menantu kesayangan~nya. Meski dia tetap bersyukur anak-anak~nya tidak ikut dalam perjalan bisnis itu.

Tuan Hasirama menghembus nafas kasar. Di masa Tua~nya, dia bahkan tidak bisa beristirahat dengan tenang.

...°°°...

Seorang anak perempuan yang membawa beberapa buku di pelukannya berlari dengan lincah menuju sang ayah. Senyum merekahnya bahkan telah terukir dari kejauhan. Mata rembulan nya bersinar di bawah teriknya mentari. Surai indigo nya menguar dengan indah ketika ketukan langkah kakinya membawa udara melewati helai-helainya yang beterbangan.

Gadis itu melambaikan tangannya dengan antusias. Melihat sang ayah sedang menunggunya di luar gerbang kampusnya. Di sebelah mobil hitamnya yang terparkir di sisi jalan.

"Ayah!" Pekik gadis itu sembari melambaikan sebelah tangannya. Dia berlari cepat menghampiri sang ayah.

"Hei, Jangan berlari!"Sahut sang ayah khawatir. Anak gadis kesayangannya ini memang sedikit tomboy.

Ayah dan anak perempuan itu saling memberi sapa dengan melakukan High Five menggunakan kepalan tangan~nya.

"Lama menunggu ku?" Tanya Hinata dengan matanya yang berbinar.

Hyuuga Hinata, dia adalah gadis yang selalu ceria. Wajahnya selalu merekah bahagia bagai bunga. Tidak ada yang membuatnya lelah. Meski beberapa hal dalam hidupnya kadang memaksa dia untuk tetap tabah.

"Ayah sudah sepuluh menit menunggu mu! Kau mengacaukan pekerjaan ku tuan putri!" Gerutu Hiashi seraya melihat jam tangan di tangan kirinya.

Hinata menggandeng lengan sang ayah.

"Maaf!"Sahutnya tidak enak hati. Lalu kemudian dia merubah raut wajahnya."... Aku biasa menunggu Ayah yang terlambat tiga puluh menit. Ini baru sepuluh menit, seharusnya tidak masalah kan?"Ucap gadis itu seraya tersenyum lebar.

"Baiklah! Baiklah, maafkan Ayah, Oke!" Sahut Hiashi yang akhirnya mengalah.

"Aku lapar! Bisa kita makan sekarang?"Ucap Hinata sembari mengusap perutnya yang keroncongan. Dan dia memajukan bibir~nya membuat~nya terlihat menggemaskan.

"Baiklah! Kau mau makan apa sebagai ganti karena aku sering membuat putriku yang cantik ini menunggu? Ayah akan membelikan semuanya untuk mu." Sahut Hiashi lagi.

Anak gadis~nya ini terlalu imut. Bahkan saat dia tidak melakukan apapun wajahnya tetap terlihat menggemaskan. Apapun yang gadis ini minta akan dia turuti. Dan Hiasi tidak akan bisa menolak permintaan sang putri sama sekali.

"Ayah akan mentraktir kan?"

"Tentu saja! Memang siapa lagi yang akan memberimu makan jika bukan ayah mu ini." Sahut pria itu sarkas.

"Tentu hanya Ayah ku yang hebat ini!" Sahut Hinata bergelayut manja pada lengan sang ayah." Tapi Ibu biasa menyuapi ku dulu!" sambung gadis lagi itu dengan manja.

"Kau ingin Ayah menyuapi mu juga huh? Kau menambah daftar pekerjaan ku yang sudah penuh tuan Putri." gerutu sang ayah lagi.

"Bukankah Itu juga tugas seorang 'Ayah'!?" sindir HInata.

"Kau pintar bicara seperti ibu mu!" sahut sang ayah mencubit hidung putrinya.

"Aku anak ayah yang terlahir dari Ibu, pantas aku terlihat seperti ibu ku kan?" Sahut gadis itu lagi."Ahh... Untuk peringatan hari kematian Ibu___"

Hinata terus bicara dengan sang ayah. Sosok Ibu memang sudah meninggalkan~nya sejak gadis itu duduk di bangku sekolah dasar. Hingga dia begitu dekat dengan sang ayah sekarang.

Bagi Hinata, kehadiran sang ayah sudah cukup menjadi pelengkap hidupnya yang sederhana. Dan dia, tidak memerlukan apapun lagi untuk membuat semuanya terasa lebih indah.

...°°°...

9 Juni 2022

Tiga tahun berlalu tanpa ada titik terang Atas tragedi kecelakaan malam itu. Malam di mana hujan merengut nyawa kedua menantu kesayangan~nya.

Hashirama Senju termenung di atas meja kerja~nya sebelum dia mulai membuka suaranya untuk bicara.

"Aku hanya percaya padamu. Aku berharap kebenaran akan segera terungkap. Selama tiga tahun kasus ini bergulir tetap tidak ada titik terang. Aku tahu apa yang terjadi tiga tahun lalu bukanlah kecelakaan biasa. Ada orang-orang yang merencanakan hal buruk pada keluarga ku. Sekarang, Lakukan tugas mu. Dan jangan kecewakan aku."

Ucap pria tua itu pada Hiashi yang tidak bisa berkata-kata. Pria itu jelas tidak bisa menolak permintaan bos~nya. Tapi dia juga tidak bisa mengabaikan tanggung jawab~nya sebagai seorang ayah. Putrinya, adalah hal terberat yang menjadi pertimbangannya. Dia berada di posisi yang sulit.

Hashirama menyadari apa yang ada di pikiran Hiashi. Pria itu tidak bisa menjawab perintahnya. Hiashi hanya terdiam seraya termenung sesaat di hadapan Bos~nya.

Hashirama sadar, pria ini bukan orang yang akan lari dari tugas atau tanggung jawab. Dan dia tahu bagaimana hidup pria itu.

"Aku akan menjaga putri mu. Aku akan membawanya ke rumah ku. Lagi pula, Aku berencana untuk menjodohkan~nya dengan salah satu cucu ku. Tentunya, Jika kau mengizinkan." ucap Tuan Hashirama sembari membaca beberapa Map di depannya.

Hiashi mengangkat wajahnya dengan dahi berkerut penuh tanya.

Apa yang dia dengar barusan salah bukan?

"Tuan?!" Ada tanda tanya di wajah pria itu mendengar ucapan Tuan Hashirama tadi.

Pria tua itu juga belum kehilangan kewarasannya kan?

Hashirama terkekeh melihat tanda tanya di wajah Hiashi.

"Kenapa? Putri mu tumbuh dengan baik. Aku mengikuti perkembangannya sejak lama. Dan aku mengenalnya dengan baik sejak terakhir kami bertemu. Aku memang telah merencanakan semuanya sejak lama. Aku tahu mungkin tidak mudah untuk~nya bisa di terima di rumah ku, Tapi jangan khawatir. Selama aku masih hidup aku akan melindungi~nya di sana."

Jelas pria tua itu panjang lebar. Namun wajah Hiashi berkata lain. Dia tidak terlihat senang atau menunjukan expresi lain kecuali hanya kekhawatiran yang tergambar di wajahnya.

"Tapi Tuan! Cucu-cucu anda..." Hiashi menghentikan kata-katanya. Dia menimbang kata yang Pantas untuk menggambarkan cucu-cucu Tuan Hashirama. Ada nada keberatan di balik suara pria itu yang kini bicara terbata.

Di banding dia harus bersyukur dengan rencana Tuan Hashirama. Dia lebih memilih untuk mengkhawatirkan nasib putri~nya nanti. Dia tahu persis bagaimana perangai keempat cucu Tuan Hashirama ini. Dia tidak ingin putrinya menderita di sana.

"Jangan khawatir! Aku akan melindungi~nya! Apa kau mau pria tua ini yang melakukan tugas mu untuk pergi sejauh itu? Apa kau tega? Aku akan menjamin keselamatan putri mu di rumah ku. Jangan khawatir."

Meski ada keraguan yang besar di kepalanya. Hiashi tidak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya akan mencoba untuk percaya.

...°°°...

Hinata menangis seorang diri seraya terus meruntuki nasib~nya. Meski banyak pertanyaan berputar di kepalanya. Dia tidak bisa melakukan apa-apa saat ini.

Setelah membaca surat panjang dari sang ayah. Pria itu pergi begitu saja tanpa kata-kata perpisahan atau penjelasan tentang apa yang terjadi.

Dia hanya meninggalkan sebuah surat di sana. Di atas meja belajar Hinata.

Sayang,

maafkan Ayah karena tidak bisa bicara pada mu secara langsung.

Karena jika aku melakukan itu, kau pasti akan berlari mengejar ku dan ikut kemana pun aku pergi.

Aku ingin kau tetap di Tokyo dan hidup dengan baik. Maafkan aku tidak bisa memberitahu mu kemana aku pergi. Lagi-lagi karena aku tahu kau tidak akan tinggal diam. Kau akan terus mencari ku dan melupakan hidupmu sendiri.

Jangan khawatir kan aku. Aku akan segera kembali setelah semuanya selesai. Aku akan menelepon mu nanti setelah kau tenang. Karena aku tahu mungkin kau akan memaki dan memarahi ayah mu ini.

Besok, Sekretaris Tuan Hashirama akan menjemput mu. Kau akan tinggal di rumahnya selama aku pergi. Dia akan menjaga mu dengan baik. Jangan khawatirkan aku.

Aku mencintaimu.

~Ayah mu.

Hinata mengusuk kertas itu dalam genggamannya.

Bagaimana bisa? Bagaimana bisa Ayah pergi begitu saja? Apa yang sebenarnya terjadi?

Tobe Continue

1
Aisyah Suyuti
menarik
Aisyah Suyuti
menarik
Novita ariani: terima kasih sudah mampir. semoga bersedia mengikuti kisah ini sampai akhir💙
total 1 replies
Kamiblooper
Aku beneran suka dengan karakter tokoh dalam cerita ini, thor!
Novita ariani: makasih banget udah suka😍😍😍
di tunggu chapter selanjutnya ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!