NovelToon NovelToon
Cinta Sang CEO Dingin

Cinta Sang CEO Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia / Balas Dendam / CEO / Bullying di Tempat Kerja / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Sang_Imajinasi

Di kota megah Aurelia City, cinta dan kebencian berjalan beriringan di balik kaca gedung tinggi dan cahaya malam yang tak pernah padam.

Lina Anastasya, gadis sederhana yang keras kepala dan penuh tekad, hanya ingin bertahan hidup di dunia kerja yang kejam. Namun, takdir mempertemukannya dengan pria paling ditakuti di dunia bisnis Ethan Arsenio, CEO muda yang dingin, perfeksionis, dan berhati beku.

Pertemuan mereka dimulai dengan kesalahpahaman konyol, berlanjut dengan kontrak kerja yang nyaris seperti hukuman. Tapi di balik tatapan tajam Ethan, tersembunyi luka masa lalu yang dalam… luka yang secara tak terduga berhubungan dengan masa lalu keluarga Lina sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 9

Lina duduk kaku di singgasana kulit itu, masih bisa merasakan kehangatan dan aroma samar kayu cendana yang ditinggalkan pemiliknya. Jantungnya berdebar di dalam dadanya.

Di seberang ruangan, Ethan Arsenio sedang berbicara di earpiece-nya. Nada suaranya berbeda dari saat dia mendikte lebih dingin, lebih analitis, memotong argumen lawan bicaranya dengan presisi bedah. Lina tidak bisa mendengar detailnya, tapi dia bisa merasakan aura kekuasaan yang tak terbantahkan.

Dan di sinilah dia, Lina Anastasya, si penumpah kopi, duduk di pusat kekuasaan itu. Rasanya salah. Rasanya seperti... pencemaran.

Sepuluh menit kemudian, conference call itu berakhir.

Ethan melepas earpiece-nya dan melemparkannya ke meja kopi di sebelahnya. Keheningan yang tegang segera memenuhi ruangan itu sekali lagi.

Lina langsung melompat dari kursi itu, seolah-olah kursi itu baru saja menyetrumnya.

"Emailnya... sudah saya simpan di draf, Tuan," katanya terburu-buru, mundur beberapa langkah dari meja mahoni itu.

Ethan menatapnya. Dia tidak mengatakan "terima kasih" atau "kembali bekerja". Dia hanya menatap, matanya yang tajam seolah memindai Lina, mencari keretakan atau kelemahan.

Lina tidak tahan. Dia berbalik dan bergegas kembali ke sudut penjaranya meja kecilnya dengan interkom yang berasap. Dia duduk di kursi kayu yang keras, dan perbedaan kenyamanan yang drastis itu terasa seperti tamparan.

Dia kembali menjadi tahanan.

Satu jam berlalu. Pukul satu siang.

Perut Lina mulai berbunyi pelan. Dia melirik ke arah pintu, berharap sandwich hariannya muncul secara ajaib. Tapi tidak ada yang datang.

Tentu saja tidak. Ethan mungkin sudah lupa. Atau, setelah insiden interkom dan kursi, dia memutuskan untuk menghentikan gencatan senjata kecil mereka.

Keheningan itu lebih buruk dari semua perintah kasarnya. Lina duduk di sana, menyadari bahwa interkomnya rusak total. Dia tidak punya komputer. Dia tidak punya tugas. Dia terputus.

Tepat pukul 13.15, Lina mendengar suara kursi kulit besar itu bergeser.

Dia mendongak ngeri.

Ethan Arsenio berdiri. Dia tidak berjalan ke pintu untuk makan siang. Dia berjalan... lurus ke arah meja Lina.

Setiap langkahnya yang penuh percaya diri membuat jantung Lina berdebar semakin kencang. Ini adalah pertama kalinya Ethan mendekati wilayahnya.

Ethan berhenti tepat di depan meja kayu kecil itu. Dia menjulang tinggi di atas Lina yang sedang duduk. Dia melirik interkom yang hangus itu dengan ekspresi jijik. Lalu dia menatap Lina.

"Ini," kata Ethan, suaranya pelan dan mematikan, "tidak efisien."

"S-saya bisa panggil teknisi, Tuan!" kata Lina cepat. "Saya akan..."

"Tidak perlu," potong Ethan. Dia menatap Lina lekat-lekat. "Kau tidak akan duduk di sini lagi."

Hati Lina mencelos. Ini dia. Pemecatan. Akhirnya.

"Tuan...?"

"Mengatur ulang jadwal dengan kertas. Menelepon Elena bolak-balik. Merusak peralatan kantor. Berteriak di seberang ruangan," Ethan mendaftar semua kesalahannya seolah-olah itu adalah dakwaan di pengadilan. "Semuanya buang-buang waktuku."

Dia berbalik dan berjalan beberapa langkah menuju dinding kaca, tapi di sisi ruangan yang berlawanan dari mejanya sendiri. Ada ruang kosong yang luas di sana.

"Tim IT akan datang besok pagi," kata Ethan, membelakangi Lina, menatap ke luar jendela.

"Untuk... apa, Tuan?" tanya Lina, suaranya nyaris berbisik.

Ethan berbalik menghadapnya.

"Mereka akan memasang meja kerja baru untukmu. Di sini." Dia menunjuk lantai marmer di dekat jendela. "Lengkap dengan komputer, monitor ganda, dan telepon yang berfungsi."

Lina ternganga. "Meja... baru?"

Ethan berjalan kembali ke mejanya sendiri, nadanya kembali dingin dan tidak sabar.

"Aku tidak bisa membuang waktu mendikte email yang bisa kau ketik sendiri. Dan aku tidak punya waktu untuk menunggu teknisi memperbaiki interkom setiap kali kau menyentuhnya."

Dia duduk kembali di singgasananya.

Lina masih berdiri di dekat mejanya yang hangus, benar-benar bingung.

"Jadi... mulai besok... saya akan bekerja di sana? Sebagai... sebagai asisten?"

Ethan mendongak dari dokumennya, matanya berkilat tidak sabar.

"Nona Anastasya, aku tidak peduli kau menyebut dirimu apa," desisnya. "Aku hanya butuh seseorang untuk mengurus hal-hal sepele agar aku bisa fokus pada hal-hal penting."

"Tapi... saya pikir Anda memindahkan saya ke sini untuk—"

"Untuk menderita?" potong Ethan, seolah bisa membaca pikirannya. "Itu minggu lalu."

Dia kembali menatap dokumennya, mengakhiri percakapan. "Sekarang, karena teleponmu rusak, pergilah ke lobi. Belikan aku sandwich yang biasa. Dan belikan juga untuk dirimu sendiri. Aku tidak mau mendengar... gangguan... lagi sore ini."

Lina berdiri terpaku selama beberapa detik.

Ini bukan promosi. Ini adalah "promosi hukuman". Dia dipindahkan dari sel isolasi ke sel yang lebih besar dengan peralatan kerja, hanya karena dia terlalu merepotkan jika dibiarkan tidak berguna.

Lina mengangguk, meski Ethan tidak melihatnya. "Baik, Tuan Arsenio."

Saat dia berjalan keluar dari kantor itu, untuk pertama kalinya, Lina merasa seperti karyawan sungguhan. Dan itu, entah kenapa, jauh lebih menakutkan daripada menjadi tahanan.

1
Putra
ljutttttttttttt
Putra
mntppp
Alex Hutagalung
tak bakalan dibolehin Ethan mengundurkan diri, karna Ethan sendiri udah mulai suka Ama Lina 🤭
Alex Hutagalung
semangat thor
Sang_Imajinasi: terimakasih 💪
total 1 replies
Dedi
lnjut thor
Dedi
bagussss
Sang_Imajinasi: terimakasih 🙏
total 1 replies
Sheryn
😍😍
Sheryn
seru ni
Sheryn
bagussss
Sang_Imajinasi: terimakasih 🙏
total 1 replies
Fitriani
lanjutkan
Indah Ratna
yah baru tahu rasa Lina recent🤣
Indah Ratna
😍😍😍
Indah Ratna
🤣🤣😍
Indah Ratna
good thor
Sang_Imajinasi: terimakasih 🙏
total 1 replies
Ardi
gantung lanjutan thor
Ardi
good
Sang_Imajinasi: terimakasih 🙏
total 1 replies
Ardi
😍😍😍
Putra
lanjut thor
Putra
mantappp
Sang_Imajinasi: terimakasih 💪
total 1 replies
Putra
gasdd pol
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!