NovelToon NovelToon
SUARA

SUARA

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Iblis / Mata Batin / Hantu
Popularitas:42.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ratna Jumillah

"Mama kemana, ti? Kok ndak pulang - pulang?"
-----------

"Nek nanti ada yang ajak kamu pergi, meskipun itu mamak mu, jangan ikut yo, Nduk!"
-----------

"Nggak usah urusin hidup gue! lu urus aja hidup lu sendiri yang rusak!"
-------------
"LEA! JANGAN DENGER DIA!!"
-------------
"GUE CUMA MAU HIDUP! GUE PENGEN HIDUP NORMAL!! HIKS!! HIKS!!"
-------------
"Kamu.. Siapa??"
----
Sejak kematian ibunya, Thalea atau yang lebih akrab di sapa dengan panggilan Lea tiba - tiba menjadi anak yang pendiam. Keluarga nya mengira Lea terus terpuruk berlarut larut sebab kematian ibunya, tapi ternyata ada hal lain yang Lea pendam sendiri tanpa dia beri tahu pada siapapun..

Rahasia yang tidak semua orang bisa tahu, dan tidak semua orang bisa lihat dan dengar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPS. 27. DI usir malam itu..

Lea kemudian bermain di pinggiran kali bersama teman - teman barunya, tentu saja dia bersenang - senang. Tapi.. Kali ini Lea mengerti bahwa hal - hal yang pernah utinya katakan itu memang benar, ada banyak hal yang seharus nya tidak Lea lihat, dan kini kembali di lihat oleh matanya lagi.

"Nduk.."

Sejak tadi Lea mendengar dirinya di panggil oleh suara - suara yang jelas bukan suara manusia, sepertinya mereka kenal Lea, mungkin dulu sempat bersinggungan dengan Lea sebelum mata batin Lea di tutup.

"Cah ayu, ndak mau main?"

Lea tetap tidak merespon, dia pura - pura tidak dengar. Tapi karena hal itu jadi Lea tidak bisa menikmati bermain dengan teman nya karena wajah - wajah mereka bermunculan di depan Lea.

"Koe liat kami, nduk. Saya tau.." Ucap salah satu dari mereka.

Lea terkejut sampai jatuh terduduk, Aris yang melihat gelagat aneh dari Lea pun menghampiri Lea.

"Koe kenapa, toh?" Tanya Aris.

"Ndak apa - apa, hehe.." Sahut Lea, padahal di belakang Aris pun ada sosok perempuan.

Mereka cantik sebenar nya, tapi cantik nya tidak normal. Pakaian nya seperti keraton jaman dulu dengan bahu terbuka, di lengan nya ada seperti gelang - gelang dan rambut mereka panjang. Kulit nya putih tapi pucat, ada kilauan - kilauan cahaya dari kulit mereka dan yang membuat Lea takut adalah matanya..

Matanya seperti mata reptil, saat berkedip bukan mengatup keatas dan kebawah tapi dari samping kiri dan kanan.

"Koe kaya pucet ngono." Ujar Aris.

"Ndak, ayo mulih (pulang) iki sudah mau sore." Ujar Lea.

Semakin gelap langit, semakin jelas Lea merasakan keberadaan mereka. Tidak lagi satu dus tapi banyak, di sana seperti pemukiman sekarang, pemukiman ghoib. Tentu hanya Lea yang bisa melihat nya, yang kain masih asik bermain di sana.

"Lek Firman, ayo pulang." Panggil Lea.

Perasaan nya tidak enak sekarang, apalagi langit mulai mendung.

"Koe kenapa toh?" Tanya Aris.

"Ndak apa - apa, aku mau pulang." Ujar Lea, dia sudah hampir menangis.

Melihat Lea yang hampir menangis, Aris pun memanggil Firman dan yang lain.

"Man, Ki, Met, ayo pulang!" Teriak Aris.

"Sebentar lah Ar, masih awan (siang) iki lho." Ujar salah satu teman mereka yang bernama Diki.

"Lek Firman, aku mau pulang.." Teriak Lea, dia mulai menangis.

"Cengeng banget si koe! Lain kali ndak usah ikut main!" Ujar Firman.

"Lek, pulang.. Hiks.. Hiks.." Lea menangis.

Karena di pandangan lea saat ini, ada banyak penduduk ghoib yang sedang menatap kearah nya, bagaimana dia tidak takut. Di tambah lagi, Lea melihat ada banyak sosok berpakaian putih dan berambut panjang (kuntilanak) yang lompat dari satu pohon ke pohon yang lain, dari seberang kali.

"Lek, hiks.. Hiks.."

"Hih!! Tolol banget lho koe! Ndak usah ikut lain kali!" Bentak Firman, dia masih di dalam air bersama Diki dan Slamet.

Lalu Lea melihat seekor buaya berwarna putih yang muncul dari dalam air di dekat Diki yang berada paling jauh dari mereka.

"Diki awas! Itu baya (buaya)!" Teriak Lea.

Panik, Diki Slamet dan Firman langsung berenang ke tepi. Mereka buru - buru naik ke darat dan berlarian naik ke tepian kali. Meraka berlarian menghampiri Lea dan Aris yang berdiri di pinggir.

"Koe jangan nakutin lah Le!!" Ujar Diki, dia marah.

"Ndak, beneran itu lho baya (buaya) nya. Warna nya putih." Ujar Lea, dia menunjuk buaya itu.

"Koe serius, Le?" Tanya Slamet.

"Serius, aku tadi liat di belakang nya Diki." Ujar Lea.

"Tapi memang katane di sini ada siluman buaya putih, apa Lea bisa liat siluman buaya?" Ujar Aris.

"Jare sopo?" Tanya Diki.

"Jare wong - wong (orang - orang), katane wa Taslim pernah liat juga." Ujar Aris.

Mereka semua terdiam, tapi tidak ada yang melihat. Lea yang sudah sangat ketakutan akhir nya berlari duluan, dan karena Lea lari akhir nya yang lain ikut lari. Lea yang lari duluan malah tertinggal di belakang, bagaimanapun dia paling kecil dan perempuan sendiri.

"Aaaaaa.. Lek tungguin akuu.." Lea berteriak sambil menangis dan berlari.

"Hih!! Cengeng!" Firman kesal, tapi tetap menunggu Lea.

Mereka akhir nya keluar dari area kali, dan setelah sampai di jalan raya, mereka melihat ada banyak anak lain bermain kelereng.. Firman, Aris, Diki dan Slamet langsung bergabung bermain kelereng, tidak peduli pakaian mereka basah dan kotor.

"Lek, pulang, nanti di cariin kakung." Ujar Lea.

"Koe pulang sendiri, sana." Usir Firman sambil matanya fokus bermain kelereng.

"Aku ndak tau jalan pulang, lek." Ujar Lea.

"Yo wes toh tunggu aku, aku lagi main iki lho! Bisa ndak sih koe iki jangan nyusahin." Ujar Firman, dia kesal.

"Nanti kakung marah." Ujar Lea.

"Marah paling sama koe, bapaku sayang sama aku." Ujar Firman enteng.

Jantung Lea sudah berdebar tidakk karuan, entah kenapa rasanya tidak nyaman. Dia duduk mengumpulkan kelerang yang di menangkan oleh Firman, tapi matanya terus menatap langit yang makin kian mendung.

"Jderrr!!!" Kilatan petir menyambar.

"Horeeee,, hujan." Teriak mereka.

Melihat rintikan hunan sudah turun, Lea akhir nya lupa juga dengan ketakutan nya dan dia mulai hujan - hujanan bersama teman - teman barunya sampai dia lupa pulang.

Saat mendengar adzan maghrib berkumandang, barulah Lea tersadar bahwa itu benar - benar sudah melewati jam main nya.

"Lek, ayo pulang." Ujar Lea.

"Iya - iya, rewel!" Ujar Firman.

Mereka akhir nya pulang, Lea membantu Firman membawa kelereng hasil kemenangan nya. Lea membawanya dengan kaos nya sebagai penadah kelereng - kelereng Firman.

Saat sampai di rumah, terlihat kakung nya Lea sudah duduk di ruang tamu. Lea diam berjalan ke dalam sambil ketakutan, ada banyak tugas yang tidak dia kerjakan sore itu.

"Senang main nya, Lea?"

Lea terlonjak kaget saat tiba - tiba kakung nya membuka suara, suara besar nya yang dingin. Lea diam, dia berdiri di tempat tidak berani bergerak. Tidak terlihat dimana buyut nya, mungkin ada di belakang..

"Seneng main nya!?" Tanya kakung nya lagi, kali ini dengan nada lebih tinggi.

"I- iya kung." Sahut Lea, pelan karena takut.

"Nek koe mau nya main terus, sana main lagi." Ujar kakung Lea, Lea tidak mengerti maksud nya.

"Udah mau malem, kung." Sahut Lea.

"Lho, kamu tau iki sudah mau malem?? Tak kira kamu ndak ngerti malem sama siang iku beda." Ujar kakung Lea, Lea makin kebingungan.

"Sudah tau malem kenapa koe baru pulang!!" Bentak kakung nya, Lea terlonjak kaget dan ketakutan.

"PLETANG!!" Kakung Lea melempar tutup gelas yang terbuat dari besi ke tanah.

"Rumah iki punya aturan, Lea!! Nek koe mau nya main saja koe balik sana ke rumah utimu!!" Bentak kakung nya marah.

Mata Lea memerah, air matanya menggenang dan nafas nya mulai nail turun dengan bibir di katupkan, menahan tangis nya.

"Besok! Balik koe ke rumah utimu. Nek ndak mau ikuti aturan rumah iki, silahkan koe balik ke rumah utimu!!" Ujar kakung nya, dia bangun lalu masuk kedalam.

"PRAAAYAKKK." Karena tangan Lea gemetar, dia melepaskan kaos nya yang sedang menampung kelereng milik Firman.

Kelereng itu lalu berhamburan memenuhi ruang tamu, Firman yang mendengar Lea di marahi dari dalam dia keluar dan melihat Lea menangis.

"Koe di marahi bapak, yo?" Tanya Firman dan Lea mengangguk.

"FIRMAN! MASUK SINI KOE!" Teriak kakung Lea.

"Iya pak." Sahut Firman.

Lea memunguti kelereng itu dengan air mata yang juga menetes, lalu tak lama masuk lah seorang perempuan yang siang tadi dia lihat dan memaki ibunya..

"Bocah ndak tau diri, wong sudah numpang ndak mau di atur. Bocah urakan koyo mboke yo angel." Ujar nya.

Dan Lea baru ingat, itu adalah kakak dari mak tua nya, anak pertama buyut nya.. Satu keluarga besar berkumpul di sana, dari buyut, anak pertama buyut, mak tua nya Lea dan anak - anak nya mak tua yaitu ayah Lea, lek Sugeng dan Firman. Rumah kecil itu penuh, apalagi hanya ada tiga kamar.

"SESOK NEK SAMPE AKU BANGUN DAN MASIH LIAT RAIMU (mukamu) TAK LEMPAR SEKALIAN!" Teriak kakung nya.

Barulah buyut Lea keluar dari ruang tengah, dia menghampiri Lea dan mengusap - usap punggung Lea.

"Wes nduk, ndak usah di dengerin. Kakung mu guyon (becanda)" Ujar buyut Lea.

"AKU NDAK MAIN - MAIN, NEK BESOK MASIH ADA ANAK ITU, TAK LEMPAR KELUAR DIA DARI RUMAH INI." Teriak kakung nya dari dalam.

"WES TOH! BOCAH CILIK YO KERJA NYA MAIN! KOE KOK NGONO SAMA CUCUMU SENDIRI!" Teriak buyut Lea.

"NEK MAK MAU BELA DIA, SILAHKAN MAK JUGA ANGKAT KAKI DARI RUMAH INI, RUMAH INI SUDAH TAK BAYAR!" Teriak kakung Lea lagi, dan buyut Lea pun diam..

Lea benar - benar tidak bersuara, dia hanya menangis dalam diam. Air matanya sudah deras mengalir tapi dia tidak bisa melakukan apapun selain menunduk sedih.

"Wes nduk, mandi terus maem yo.." Ujar buyut nya.

"DIA NDAK BOLEH MAKAN!! DIA HARUS DI KASIH PELAJARAN, AWAS NEK SAMPE MAK KASIH DIA MAKAN." Teriak kakung Lea.

"Astagfirullah.. Ya Allah gusti.." Gumam buyut Lea.

Lea bangun, dia lalu masuk kedalam dan di ruang tengah itu ada kakung nya yang sedang duduk di meja makan. Sorot matanya begitu dingin tak terbantahkan, Lea hanya lewat menahan gemetar tubuh nya.

Lea melihat kantong kresek merah yang berisi pakaian nya sudah tidak berada di dalam kamar lagi, tapi di dekat pintu keluar belakang. Lea mengambil pakaian yang kering lalu dia keluar menuju ke kamar mandi yang bertempat di belakang rumah.

Di sana.. Tangis Lea pecah. Di kamar mandi saat dia sedang mandi akhir nya dia menangis sesenggukan sendirian.

"Mama.. Hiks.. Hiks.."

"JELEDERR!!!"

Kilat menyambar dan cahayanya begitu terang, daei cahaya kilat itu Lea tidak sengaja melihat seseorang berdiri di dekat kamar mandi itu, kamar mandi itu terdapat bambu - bambu berdaun kecil, disana Lea melihat sosok yang sangat familiar yang sangat di rindukan nya.. Rianti.

"Mama.."

BERSAMBUNG!

1
🟡ˢ⍣⃟ₛF🦐⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©ꪻ꛰͜⃟ዛ༉ ☕︎⃝❥
Ya Allah kasian kmu Lea😭😭😭
🟡ˢ⍣⃟ₛF🦐⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©ꪻ꛰͜⃟ዛ༉ ☕︎⃝❥
hati nya dahh mati rasa lantaran kelamaan kmu telantarkan tau nggak/Curse//Curse//Curse//Curse/
🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana §𝆺𝅥⃝© 🦂
Sudah lah bpk modelan ruslan emang mesti dibuang keleut 🤧🤧 dah lea ikut bude aja
Siti Yatmi
org gila tuh si ruslan sinting....nikah lagi bukan berarti abai sm anak ..woi. .sadar..gitu2 juga anak lo...ih..sumpah....amit2 kalo punya laki model gitu
Ubed Cgm
goblok si Ruslan GK sadar2
Hary Nengsih
ayah kaya gitu mendingan mati sklian
Sri Anti
LG dong thor up nya
🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ
akhirnya sama budenya nanti dia ketemu dara
☕︎⃝❥kucingbetina⧗⃟ᷢʷ
ya allah sedihnya
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Harus dengan cara apa lagi bikin si Ruslan sadar? apa iya mesti ku tampol bolak-balik pake teplon/Hammer/
Astaghfirullah😭... Sudah nduk, mending kamu ikut Bude aja. Dari pada kamu tetap disana, yg ada kamu makin menderita..
Ani_Sudrajat
Ya Allah kasihan banget Lea 🥺
Nuari eka
oallaaaa lea... leaaa..... /Sob//Sob//Sob/
🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ
kasian ibu dan uti nya yg di hilangkan
🍒⃞⃟🦅Amara☆⃝𝗧ꋬꋊ
separuh ingatanmu dihilangkan lea ,tak apa jika itu demi kebaikanmu dan kewarasanmu tidak hidup dalam dunia ilusi ciptaanmu...
#guru gede,jika lea pindah apakah itu jaminan iblis itu tak bisa menemukannya?? kan iblis pasti bisa mencari walau di mana berada,sebab bau lea sudah familiar sekali buat itu iblis...
sekali lagi jika pindah apakah itu jaminan lea tidak bakal ditemukan??
SENJA
lah yah ruslan kan ndablek pak guru!!! bikin thok doyan dia! mau di bilang bapak goblok tapi aku ga enak sama lea 🥱
SENJA
halah kowe bikinnya thok doyan lan! giliran udah jadi malah diomelin thok! sebangsat itu kamu lan 😤🥱
🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana §𝆺𝅥⃝© 🦂
Nah kan harus dibawa pergi jauh dari kampung itu
Husein
eh jd bener ini si kebaya merah yg dulu jg ngincer dara?
🟡ˢ⍣⃟ₛF🦐⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©ꪻ꛰͜⃟ዛ༉ ☕︎⃝❥
halahh.. awas aja klo nnt menyia2kan Lea lagi/Doge//Doge//Doge/
Jeje kwok 12🌹
apakah nanti lea pindah ke kota dan nanti besarnya di sana..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!