NovelToon NovelToon
Permaisuri Bar Bar

Permaisuri Bar Bar

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Transmigrasi / Preman
Popularitas:8.7k
Nilai: 5
Nama Author: ANWi

Zhao Yue, preman jalanan abad 21 yang menguasai pasar malam, hidup dengan moto " Kalau mau aman, jangan macam-macam denganku." Jago berkelahi, lidah pedas, dan aura menakutkan adalah ciri khasnya.

Suatu malam, setelah menghabisi geng saingan, ia dikepung dan dipukul keras di kepala. Saat tersadar, ia berada di ranjang keemasan dan dipanggil “Yang Mulia Permaisuri.” Kini, Zhao Yue berada di tubuh Permaisuri Xian Rong dari Dinasti Wei—istri kaisar yang dikenal lemah dan sakit-sakitan. Namun sejak roh preman masuk, sang permaisuri berubah menjadi galak, blak-blakan, dan barbar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ANWi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penjaga Bayangan

Malam makin pekat. Angin berembus dari arah timur, membawa aroma bunga seruni bercampur hawa dingin yang menusuk tulang.

Mei duduk diam, memeluk botol kecil berisi racun di tangannya. Wajahnya masih muram, sementara di sebelahnya Zhu Lang menatap tajam ke arah pepohonan seakan sedang menghitung langkah musuh.

“Mei,” katanya lirih, “pertama-tama, kau jangan pernah minum sendiri semua rasa bersalah itu. Kalau Lian Fei sudah main sekejam ini, artinya dia sudah hitung setiap celah. Kita harus berpikir lebih licik darinya.”

Mei menggeleng pelan. “Aku bukan orang pintar, Lang. Aku hanya tahu kalau aku nurut, Permaisuri celaka. Kalau aku menolak, Li Shan mati. Rasanya aku seperti binatang yang dijepit perangkap.”

Zhu Lang menoleh, tatapan matanya menusuk tapi lembut. “Dan binatang yang terjepit, kalau ingin selamat, harus menggigit balik.”

Mei terdiam. Tangannya gemetar, tapi tatapannya mulai berubah. Ada secercah keberanian yang muncul. “Kalau begitu apa yang harus kita lakukan?”

Zhu Lang menyandarkan tubuh ke bangku batu, menatap langit sejenak sebelum menjawab. “Pertama, kita biarkan Lian Fei percaya kau akan jalankan perintahnya. Jangan sampai dia curiga. Besok pagi, kau pura-pura bawa minuman itu ke Permaisuri.”

Mei menelan ludah, wajahnya pucat. “Lalu? Kau mau aku pura-pura meracuni beliau?”

“Tidak,” jawab Zhu Lang cepat, matanya berkilat. “Sebelum itu sampai ke Permaisuri, aku akan ganti isinya. Biar botol racun ini kita simpan, kita isi ulang dengan air biasa yang dicampur ramuan obat. Jadi saat Permaisuri minum, tidak ada yang mencurigakan. Tapi…”

Zhu Lang mencondongkan tubuh, suaranya mengecil. “…saat Lian Fei menuntut bukti, kita bisa gunakan racun ini untuk menjebaknya. Biar dia sendiri yang menelan hasil rencananya.”

Mei terbelalak. “Lang… itu berbahaya sekali. Kalau ketahuan—”

“Kalau ketahuan,” potong Zhu Lang, “kita sudah mati bahkan sebelum sempat melawan. Jadi jangan pikirkan itu. Pikirkan bagaimana kita bisa bertahan.”

Mei menatapnya lama. Dalam hatinya, ketakutan bercampur dengan keyakinan. Ia tahu, bersama Zhu Lang, setidaknya ia tidak berjalan sendirian.

Tiba-tiba, dari arah pepohonan terdengar bunyi ranting patah. Mei refleks berdiri, wajahnya pucat. “Ada orang!”

Zhu Lang bergerak secepat bayangan, berdiri di depan Mei, melindunginya. Matanya menajam, telinganya menangkap derap langkah ringan yang menghilang cepat ke arah barat.

“Itu penjaga bayangan,” gumam Zhu Lang. “Lian Fei memang menaruh mata-mata di sekitarmu.”

Mei memeluk botol di dadanya erat-erat. “Kalau begitu dia sudah tahu aku ketemu denganmu malam ini. Bagaimana kalau besok dia curiga?”

Zhu Lang menoleh, ekspresinya tegas. “Kalau begitu, biarkan saja dia tahu. Lebih baik kita buat dia merasa di atas angin. Justru itu membuatnya lengah.”

Mei menggigit bibir, lalu mendesah. “Lang aku takut. Aku benar-benar takut. Kalau Li Shan—”

“Tenang,” potong Zhu Lang. Tangannya menyentuh bahu Mei, menatapnya dalam-dalam. “Besok malam, aku sendiri yang akan cari Li Shan. Aku mau lihat sejauh apa Lian Fei berani main-main. Kalau dia benar-benar sandera Li Shan, maka kita rebut kembali. Kalau tidak…” ia menghela napas, “artinya Li Shan hanya umpan.”

Mei terdiam, air mata jatuh lagi. Tapi kali ini bukan karena putus asa—melainkan karena ada harapan kecil di hatinya.

***

Malam itu mereka berdua berpisah dengan hati berat. Mei kembali ke paviliun Permaisuri dengan langkah gontai, sementara Zhu Lang menghilang ke kegelapan, matanya berkilat penuh tekad.

Dan di kejauhan, sosok berbaju hitam dengan lambang teratai di dadanya menghilang cepat ke arah barat—membawa laporan untuk Lian Fei.

Yang mereka tidak tahu, rencana yang baru saja mereka buat malam ini akan membuka jalan pada permainan yang lebih berbahaya, di mana bukan hanya Li Shan atau Permaisuri yang jadi taruhan, tapi juga rahasia besar penyamaran Zhu Lang sendiri.

***

Happy Reading ❤️

Mohon Dukungan untuk :

• Like

• Komen

• Subscribe

• Follow Penulis

Terimakasih❤️

1
Dewiendahsetiowati
mana ada yang nolak ramen yang enak
ANWi: hmm betulll, kecuali...kalo gengsi 😳
total 1 replies
Dewiendahsetiowati
hadir thor
ANWi: asiap kaka cantik
total 1 replies
livv livv
lanjut thor
ANWi: Siap kak, terimakasih suda mampir ya❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!