NovelToon NovelToon
Si PHYSICAL TOUCH

Si PHYSICAL TOUCH

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Beda Usia / Teen School/College / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Harem
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: gadisin

Edam Bhalendra mempunyai misi— menaklukkan pacar kecil yang di paksa menjadi pacarnya.

"Saya juga ingin menyentuh, Merzi." Katanya kala nona kecil yang menjadi kekasihnya terus menciumi lehernya.

"Ebha tahu jika Merzi tidak suka di sentuh." - Marjeta Ziti Oldrich si punya love language, yaitu : PHYSICAL TOUCH.

Dan itulah misi Ebha, sapaan semua orang padanya.

Misi menggenggam, mengelus, mencium, dan apapun itu yang berhubungan dengan keinginan menyentuh Merzi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon gadisin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rumah Merzi

Hari-hari yang Merzi lalui tanpa melihat Ebha sebenarnya seperti memakan roti tawar. Kenyang tapi tidak puas. Walau demikian setidaknya perhatiannya teralihkan oleh tugas-tugas guru dari sekolahnya. Seperti sekarang, sesuai janjinya beberapa waktu lalu, dia, Lulu, Anna, dan Helin- teman Anna.

Mereka berempat duduk melingkar diatas karpet berbulu halus. Di Tengah-tengah mereka terdapat banyak cemilan yang memang sengaja Merzi minta siapkan sebelumnya pada bibi Liney.

“Ah, Merzi, makanan-makanan ini terus memanggilku. Sungguh aku jadi tidak fokus karenanya.” Seru Helin dengan mulut penuh tak berhenti mengunyah.

“Tolong malu sedikit lah, Hel. Dari tadi kau mengunyah saja.” Tegur Anna menarik toples snack dari tangan Helin.

Helin menatap nanar cemilannya yang di rebut. Bibirnya mengerucut tak terima tapi tak berani membantah sang Nyonya.

Merzi menggeleng melihat keduanya. “Anna benar. Kamu bisa makan sambil mengerjakan ini.” Sambung Merzi menyerahkan sebuah kertas untuk di gunting.

Tugas kelompok ini mereka membuat bagian-bagian sel hewan tiga dimensi. Lulu dan Anna bagian membuat sketsa gambar, sedangkan dia dan Helin bagian memotong atau mewarnai yang mudah-mudah.

Maklum, Merzi hanya siswa dengan kepintaran standar alias biasa saja. Tidak pintar-pintar sekali. Pertengahan. Hobinya membaca. Tangannya tidak selentur dan selihai Lulu dan Anna yang dengan mudah menggerakkan pensil atau kuas diatas kertas.

“Apa rencana akhir pekan kalian, Merzi, Anna, dan Helin?” Tanya Lulu setelah beberapa saat mereka di lingkupi fokus pada tugas masing-masing.

Merzi, Anna, dan Helin sontak mengangkat kepala mereka guna menoleh pada Lulu.

“Sudah lama sekali aku tidak treatment. Dan aku berencana treatment akhir pekan ini.” Helin penjawab pertama.

Anna segera menoleh mendengar penuturan Helin. “Iya kah? Bukankah kita akan pergi memanah weekend ini?” Tanya Anna dengan kerutan di keningnya. Alisnya sampai menyatu menatap heran pada Helin.

“Hehe. Sepertinya aku tidak jadi ikut, An.”

“Tapi-“

“Sungguh aku merasa kulitku sudah sangat kusam. Lihatlah.” Helin mendekatkan wajahnya pada Anna yang refleks memundurkan kepalanya. “Jelek, kan?” Lanjutnya dengan mata yang berkedip-kedip.

Anna menghembus poninya lalu berujar dingin, “terserah kau saja.”

“Baiklah.” Sahut Helin senang. Tak peduli muka temannya yang cemberut. “Kalau kau, Lu?”

“Aku?” Lulu menunjuk dirinya sendiri. “Umm. Tidak ada rencana apapun sebenarnya. Makanya aku bertanya pada kalian.”

Helin mengangguk paham. Dia beralih pada Merzi yang sedang meneguk jusnya. “Kau, Mer? Apa kau sama seperti Lulu?” Malah Helin yang melanjutkan pertanyaan Lulu sebelumnya.

“Tidak. Aku berencana bermain Bersama Sonya. Jika ingin kamu boleh bergabung, Lulu.”

“Benarkah?” Lulu tertarik bahkan meletakkan kuasnya. “Apa yang kalian lakukan memangnya?”

“Entahlah. Sonya bilang dia ingin melakukan mukbang sambil live streaming bersamaku. Aku mengiyakan saja.” Jawab Merzi mengedikkan bahu.

“Heh. Setahuku kau tidak begitu menyukai makan banyak begitu.” Sahut Anna tanpa melihat lawan bicaranya.

“Lagi-lagi kamu benar, Anna. Tapi aku ingin membuat temanku senang saja.”

“Dengan menyusahkan dirimu sendiri? Sungguh, teman yang sangat sejati.”

“Terima kasih. Tapi aku tidak merasa di susahkan sama sekali.”

“Tidak dirimu sendiri tapi orang lain.”

“Hah-“

“-Sudah lah.” Lerai Lulu. “Jaga sopan santunmu, Anna. Kau tamu disini.”

“Tamu?” Barulah Anna berani melihat lawan bicaranya. Bibirnya menampilkan seringai kecil. “Oh, baiklah, TAMU ini akan pergi sekarang.” Sarkasnya sambil berdiri. “Ayo, Hel, kita pulang.”

“Hah?! T-tapi, An-“ Helin tergagap berusaha menahan pantatnya agar tidak beranjak dari tempat. Tangannya di tarik Anna.

“Ck! Cepat lah, Helin!” Sentak Anna tanpa segan. Beberapa pekerja berkeluaran karena mendengar suaranya yang keras.

“Dia tidak ingin. Kenapa harus di paksa seperti itu sih, An?”

Anna mengabaikan Merzi yang berusaha menahan Helin.

Lulu ikut melerai kembali. “Baperan sekali kau ini. Pulang lah sendiri jika kau ingin pulang.”

“Dia datang bersamaku!”

“Kalau begitu nanti Helin pulang denganku. Selesaikan? Pintu keluar sebelah sana, Nona.”

Merzi menghela napas. Ucapan Lulu hanya memperkeruh suasana. Dia tidak suka keributan. Apalagi dia sempat berjingkat kaget mendengar suara Anna yang naik seoktaf dua oktaf.

“Tinggal lah beberapa saat lagi, Anna. Tugas kita sedikit lagi juga akan selesai, bukan?”

Anna yang sudah kepalang kesal menatap Merzi dengan sorot marah. “Untuk apa hah?! Kau mengusir ku, Merzi!”

“Aku yang mengusirmu. Dasar tidak waras.” Sahut Lulu lagi.

“Lulu, hentikan.” Gumam Merzi menarik lengan Lulu agar tidak menantang Anna. “Kalau begitu maafkan-“

“Mer-“

“Sutt! Diam lah!” Merzi melotot pada Lulu. Dengan memberungut sedikit gadis itu meraih donat kering dan memasukkannya langsung ke dalam mulutnya.

“Aku yang salah. Maafkan aku, An. Kita satu kelompok. Sungguh tidak enak jika kita musuhan.”

Anna memutar bola matanya jengah, melepaskan tangan Helin. Dengan mengangkat tinggi dagunya dia berkata, “aku pulang. Tidak ada lagi yang aku kerjakan disini,” dengan angkuh.

Lulu terkekeh sinis mendengar penurutannya. Helin sibuk mengelus pergelangan tangannya yang pegang erat oleh Anna tadi. Sedangkan Merzi hanya mampu mengangguk mengiyakan. Tidak ada gunanya juga menahan atau membujuk perempuan itu.

“Take care, Anna!” Seru Lulu melambai pada Anna yang menjauh. “Ayo kita lanjutkan lagi. Katakan saja kita bertiga yang mengerjakan tugas ini.”

Merzi dan Helin memilih mengabaikan ucapan Lulu. Mereka melanjukan tugas biologi yang tinggal beberapa persen lagi itu.

“Nona Merzi, semua baik-baik saja? Nella mengatakan anda berkelahi dengan kawan anda?” Pak Barid muncul sambil berpogoh-pogoh. Raut khawatirnya begitu kentara.

Merzi yang mendengar itu hanya tersenyum. Nella berlebihan pikirnya. “Tidak, Paman. Mana mungkin Merzi bertengkar dengan teman sendiri.”

“Benar juga. Berarti Nella berbohong.” Gumam Pak Barid. “Baiklah, Nona. Silahkan lanjutkan. Dan panggil say ajika anda memerlukan sesuatu.”

“Baik, Paman.” Merzi mengangguk. “Ngomong-ngomong jangan memarahi kak Nella ya, Paman?”

Pak Barid seketika melunturkan wajah ingin mengintrogasi Nella mendengar penuturan nona mudanya. “Baiklah, Nona Merzi.”

“Terima kasih, Paman”

Pak Barid mengangguk lalu melangkah mundur dan pergi.

Percapakan Merzi dan Pak Barid tak luput dari perhatian Lulu dan Helin. Bukan menjadi rahasia umum bahwa pekerja kediaman Oldrich terkenal ramah penyayang pada majikannya. Pun keluarga ini dikenal sebagai keluarga hangat tanpa skandal berat.

Bahkan ketika putri bungsu rumah ini meminta hal mustahil pada tuan rumah, semua orang perlahan memaklumi. Di jaman modern ini tak ada salahnya menjalin asmara dengan siapapun. Ketika mereka memasuki usia legal, seharusnya itu bukan sebuah cibiran.

Yang salah adalah mereka yang merebut milik orang lain, mengkhianati pasangan alias selingkuh, menjalin hubungan toxic, dan banyak lagi kegilaan yang mereka katakana adalah karena cinta.

“Siapapun seharusnya betah tinggal di rumahmu ini, Mer.” Celutuk Lulu.

“Kenapa?”

“Tak perlu bertanya kenapa lagi. Dari luar saja orang bisa menilai bagaimana nyamannya rumah ini.” Sahut Helin sambil mengelilingi matanya ke penjuru rumah Merzi.

Barulah Merzi paham apa maksud temannya. “Memangnya rumah kalian tidak nyaman?” Tanyanya bercanda.

“Ck, tapi rumahmu ini adalah definisi ‘rumahku surgaku’ yang sesungguhnya.” Kata Lulu lagi.

“Baiklah-baiklah. Jika ingin kalian boleh menginap loh. Lulu. Helin.”

“Menginap?” Lulu berdecih kecil. “Dan membiarkan bodyguardku ikut tidur dikamar yang sama?” Katanya mengolok diri sendiri.

Merzi dan Helin tergelak. Biarpun wajahnya terlihat galak dan tak tersentuh, Lulu sebenarnya adalah gadis strict parents. Sedetik pun bodyguardnya tidak pernah menghilang dari hadapannya.

Rasa iri sering kali merasuki hatinya. Tapi Lulu tak mampu berbuat banyak. Hanya mampu menurut apapun perintah kedua orang tuanya.

Ketiganya kembali melanjutkan tugas.

“Huft… selesai juga.” Seru Helin kemudian mengusap dahinya.

Lulu mengintip bagian yang Helin kerjakan. Dilihat sekilas saja semua orang akan langsung tahu ada yang kurang dalam gambar tiga dimensi itu.

“Ck, Helin, bagian sini belum kau warnai.” Tunjuk Lulu pada salah satu bagian sel hewan yang mereka buat.

“Eh, benarkah?” Helin segera melihatnya. “Loh, itu diwarnai juga? Bukankah disini warnanya putih?” Ujarnya sambil memperlihatkan buku pelajaran biologi mereka.

“Itu biru, Helin. Biru muda. Memang tampak putih.” Jawab Merzi.

“Oh, begitu. Baiklah.” Helin kembali bekerja.

Lulu sudah selesai jadi berselonjor meluruskan kakinya sambil meneguk jus apel yang dia minta pada Merzi beberapa saat lalu setelah Anna tak terlihat lagi.

“Oiya, Lu, kau jadikan menumpangiku?”

“Ah, aku baru ingat kalau akua da keperluan mendesak. Sepertinya tidak jadi, Hel.”

Helin melotot sampai melempar pewarnanya. “Apa? Yang benar saja, Lulu?! Kau sudah berjanji tadi!”

“Mau bagaimana lagi.” Sahut Lulu santai sambil menyeruput jusnya.

“Luluuu. Bagaimana caraku pulang kalau begitu? Aku tidak membawa uang sama sekali, Luluuu. Kau harus tanggung jawab! Malu sekali rasanya jika aku meminta Anna putar balik hanya untuk menjemputku.”

1
_senpai_kim
Gemes banget, deh!
Diana
Aduh, kelar baca cerita ini berasa kaya kelar perang. Keren banget! 👏🏼
ASH
Saya merasa seperti telah menjalani petualangan sendiri.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!