NovelToon NovelToon
Istrimu, Tapi Tak Pernah Jadi Pilihanmu

Istrimu, Tapi Tak Pernah Jadi Pilihanmu

Status: sedang berlangsung
Genre:Aliansi Pernikahan / Pernikahan Kilat
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Yullia Widi

Aku pernah percaya bahwa cinta itu cukup.

Bahwa selama kita mencintai seseorang dengan sepenuh hati, ia akan tinggal. Bahwa kesetiaan akan dibalas dengan kesetiaan. Bahwa pengorbanan akan membuka jalan menuju kebahagiaan. Aku percaya, sampai kenyataan memaksaku membuka mata: tidak semua cinta menemukan jalannya, dan tidak semua istri benar-benar menjadi pilihan.

Namaku Nayla. Seorang istri di atas kertas. Di kehidupan nyata? Aku lebih sering merasa seperti tamu dalam rumahku sendiri. Aku memasak, mencuci, merapikan rumah, menyiapkan segala kebutuhan suamiku. Tapi tak sekalipun aku merasa dipandang sebagai seseorang yang ia banggakan. Tak pernah aku lihat binar di matanya ketika menatapku. Tidak seperti saat ia menatap layar ponselnya, tersenyum kecil, membalas pesan yang tak pernah kutahu isinya.

Aku dan Raka menikah karena keadaan. Aku menyukainya sejak lama, dan saat kami dipertemukan dalam sebuah kesempatan yang kelihatannya takdir, aku langsung mengiyakan tanpa banyak berpikir.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yullia Widi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17 : Perempuan yang Menyembuhkan Dirinya Sendiri

Sudah sebulan sejak aku dan Arvan resmi bercerai. Surat itu kini tersimpan di dalam laci meja, bukan sebagai kenangan, tapi pengingat bahwa aku pernah begitu mencintai seseorang yang tak pernah benar-benar melihatku.

Dulu aku pikir, perceraian akan jadi akhir dunia. Aku takut tak akan bisa berdiri tanpa dia. Tapi nyatanya, hari-hari berlalu, dan aku masih di sini. Berdiri, bahkan perlahan-lahan melangkah lebih tegap dari sebelumnya.

Hari-hariku tak lagi penuh tangis. Tak ada lagi malam yang kulewati dengan mata sembab karena berharap Arvan berubah. Tidak ada lagi pertanyaan mengapa aku tidak cukup baik, tidak cukup cantik, tidak cukup... layak dicintai. Sekarang, aku berhenti mengukur diriku dari matanya.

Aku mulai mencintai hal-hal kecil yang dulu kutinggalkan. Menyeduh kopi untuk diri sendiri. Menata ulang ruang kerja. Menghabiskan pagi dengan membaca puisi favoritku. Aku menulis lebih banyak, menulis tentang luka yang kini mulai mengering. Tentang harapan yang perlahan kembali tumbuh. Tentang perempuan yang memilih bertahan, namun akhirnya belajar melepaskan.

Arvan...

Ia bukan tokoh utama dalam cerita ini. Tapi dia hadir, dengan caranya yang tak memaksa. Ia tidak mencoba menggantikan posisi siapa pun. Ia hanya... hadir. Seperti udara yang diam-diam mengisi ruang kosong yang dulu penuh debu luka.

Kadang ia mengirim pesan singkat, “Sudah makan?” atau “Ada buku yang bagus, kayaknya kamu suka.” Sesederhana itu, tapi entah kenapa membuatku merasa diperhatikan tanpa tekanan.

Kami pernah bertemu sore itu, di sebuah taman kecil tak jauh dari rumahku. Pohon flamboyan sedang mekar, kelopaknya berguguran seperti salju merah yang menyapa bumi. Kami duduk di bawahnya, berjarak satu bangku.

“Menurutmu, seseorang bisa jatuh cinta lagi setelah terluka berkali-kali?” tanyaku pelan.

Rian menatapku sebentar, sebelum mengalihkan pandangan ke langit senja. “Bisa. Tapi bukan cinta yang sama. Bukan cinta yang berharap diselamatkan. Lebih seperti... cinta yang tahu bagaimana menyelamatkan dirinya sendiri dulu.”

Aku terdiam. Kata-katanya terasa sederhana, tapi menghangatkan.

“Aku takut,” ujarku akhirnya.

“Takut apa?”

“Takut kalau suatu saat aku mencintai orang yang salah lagi. Takut berharap pada orang yang menjadikan aku hanya pilihan kedua.”

Rian mengangguk pelan. “Tak apa takut. Tapi jangan sampai takut itu membuatmu berhenti membuka hati. Kita semua bisa salah, tapi kita juga punya kesempatan untuk benar. Jangan menghukum hatimu hanya karena seseorang dulu tak tahu cara menjaganya.”

Aku menghela napas. Lama. Berat. Tapi setelahnya, rasanya lebih lega.

Aku menulis malam itu. Di jurnal yang telah lama tak kusentuh.

“Untuk diriku sendiri, terima kasih karena bertahan sejauh ini. Terima kasih sudah tidak menyerah. Terima kasih sudah memilih dirimu sendiri setelah sekian lama memilih orang lain yang tak pernah memilihmu. Hari ini, aku mulai sembuh. Hari ini, aku tidak lagi ingin dimengerti oleh orang yang tak berusaha mengerti. Hari ini, aku ingin mencintai hidupku lagi, perlahan-lahan, dengan utuh.”

Hari-hari berikutnya, aku kembali ke pekerjaanku dengan lebih semangat. Aku menerima tawaran menulis rutin untuk sebuah media digital. Tulisan-tulisanku tentang perempuan dan luka mereka banyak dibaca. Banyak yang mengirim pesan padaku, “Kak, tulisannya seperti suara hati saya.”

Dan aku sadar, mungkin inilah tujuanku selama ini. Luka yang dulu kututupi, kini menjadi kekuatanku. Karena dari luka itu, aku bisa menguatkan orang lain.

Rian tidak selalu hadir setiap hari. Tapi saat ia muncul, ia selalu membawa tenang. Bukan dengan janji, bukan dengan rayuan, tapi dengan keberadaan yang tidak melelahkan.

Pernah suatu malam, ia mengirimkanku puisi pendek:

“Jika kamu harus memilih, pilihlah dirimu.

Jika kamu harus pergi, pergilah demi sembuh.

Jika kamu harus mencinta lagi, cintailah karena kamu mau,

bukan karena kamu takut sendiri.”

Aku membaca puisi itu berulang kali. Dan malam itu, aku menangis lagi. Bukan karena sedih. Tapi karena untuk pertama kalinya, aku merasa layak untuk dicintai bahkan oleh diriku sendiri.

Kini, ketika aku bercermin, aku melihat perempuan yang berbeda. Matanya mungkin masih menyimpan sedikit luka, tapi sorotnya tak lagi rapuh. Langkahnya masih ragu-ragu, tapi tak lagi terhenti.

Aku belajar, bahwa tidak semua hubungan harus dipertahankan. Ada cinta yang memang ditakdirkan hanya untuk jadi pelajaran, bukan tempat pulang. Dan ada luka yang tak perlu disembuhkan oleh orang lain, karena kadang, perempuan bisa menyembuhkan dirinya sendiri.

Dan aku… adalah salah satunya.

1
Mamah dini
raka atau arvan
Mamah dini
mudah2an pilihanmu yg sekarang ada benarnya nay, jgn diam kalau GK di anggap
Mamah dini
mampir thor, kasian kmu nay , semoga kedepan nya kmu bisa bahagia sm orang yg benar2 mencintaimu menghargaimu dn melindungimu, semangat terus nay .
yuliaw widi: Aamiin, Makasih Mamah dini 🤍 sudah mampir dan ikut merasakan luka Nay.
yuliaw widi: Aamiin, Makasih Mamah dini 🤍 sudah mampir dan ikut merasakan luka Nay.
total 2 replies
Dâu tây
Baca ceritamu bikin nagih thor, update aja terus dong!
yuliaw widi: Terima kasih! Tenang, update-nya bakal lanjut terus kok 🤍
total 1 replies
Jennifer Impas
Wow, aku gak bisa berhenti baca sampai akhir !
yuliaw widi: Makasih! Senang banget ceritanya bikin kamu terus baca 😍
total 1 replies
mr.browniie
Menggetarkan
yuliaw widi: Terima kasih banyak, senang sekali bisa menyentuh hati pembaca 🖤
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!