Amezza adalah seorang pelukis muda yang terkenal. Karakternya yang pendiam, membuatnya ia menjadi sosok gadis yang sangat sulit ditaklukan oleh pria manapun. Sampai datanglah seorang pria tampan, yang Dnegan caranya membuat Amezza jatuh cinta padanya. Amezza tak tahu, kalau pria itu penuh misteri, yang menyimpan dendam dan luka dari masa lalu yang tak selesai. Akankah Amezza terluka ataukah justru dia yang akan melukai pria itu? Inilah misteri cinta Amezza. Yang penuh intrik, air mata tapi juga sarat akan makna arti cinta dan pengampunan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Henny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lamaran
Mereka berdua merasakan hasrat yang sama, pada sesuatu yang entah itu apa. Mereka berdua merasa tubuh itu pernah saling memiliki tapi entah dimana dan bagaimana.
Di ruangan kecil itu, yang hanya berisi sofa dan meja saja, Amezza dan Evradt menyatu dalam balutan gairah yang tak tertahankan.
Dan saat semuanya selesai, Amezza merasakan bahwa ia pernah melakukan ini dengan Evradt. Tapi di mana? Rasanya tak mungkin mereka pernah sedekat ini.
Evradt menghapus keringat di wajah Amezza dengan jarinya. "Aku tak mau melepaskan kamu lagi, Ame. Rasanya tubuhku begitu mengenal semua bagian tubuhmu."
Ponsel Amezza berbunyi. Gadis itu mendorong tubuh Evradt lalu mengambil ponselnya yang ada di saku celananya. Panggilan dari Erland. Ia memilih tak mengangkat telepon itu namun segera mengenakan lagi pakaiannya.
"Ame.....!" Evradt menahan tubuh Amezza.
"Kita salah sudah melakukan ini." Amezza mendorong tubuh Evradt yang belum berpakaian itu, ia lalu membuka pintu ruangan tunggu itu dan segera berlari ke luar. Ia mencari kamar mandi, lalu mencuci semua bekas percintaan mereka. Tangis gadis itu pecah saat ia menyadari bahwa ternyata ia sudah tak perawan lagi. Tapi siapa yang dulu pernah berhubungan dengannya? Siapa lelaki yang telah merengut kesuciannya? Amezza tak bisa mengingatnya.
Saat ia keluar dari kamar mandi, Erland sudah menunggunya di sana.
"Ada apa?" tanya Erland melihat penampilan Amezza yang kacau.
Amezza langsung memeluk Erland. Ia kembali menangis.
"Hei, ada apa?" tanya Erland sambil mengusap punggung Amezza.
Amezza hanya terus menangis. Erland langsung melepaskan pelukannya. "Ayo kita ke kamar!" ajak Erland sambil melingkarkan tangannya di bahu Amezza.
Keduanya melangkah menuju ke kamar membuat Caleb menghentikan langkahnya. Ia tahu ada yang tidak beres. Caleb pun menuju ke tingkat dua dan bertemu dengan Evradt.
"Kamu melihat Amezza?" tanya Evradt. Ia terlihat khawatir.
"Bersama Erland."
"Di mana?" tanya Evradt.
"Di kamar Erland."
Evradt terkejut mendengarnya. Caleb menepuk pundak sahabatnya itu. "Biarkan Amezza yang menentukan kepada siapa dia akan melabuhkan hatinya."
"Maksudmu?"
"Aku tahu kamu menyukainya. Adikku juga menyukainya. Amezza pasti senang bersama Erland tapi juga ia bingung dengan kehadiranmu yang memberi warna dalam hidupnya. Biarkan Amezza memilih dengan tenang tanpa ada tekanan. Aku menghargai kamu sebagai sahabatku. Tapi aku juga ingin adikku berbahagia."
Evradt hanya bisa mengangguk. Ia kemudian memilih meninggalkan Caleb dan bergabung dengan anak-anak lain yang sudah bersiap untuk menyelam.
Sementara itu di kamar Erland, Amezza sudah lebih tenang. Ia tak lagi menangis.
Erland memberikan kepada sebotol air mineral dingin. Amezza menghabiskannya. Ia memang merasa haus setelah bercinta dengan Evradt.
"Apa yang membuatmu menangis?" tanya Erland sambil memegang kedua tangan Amezza.
"Erland, adakah masa laluku yang sudah aku lupakan namun sangat berkesan dalam hidupku?"
Erland mengerutkan dahinya. "Bukankah selama ini kamu sama sekali tak peduli dengan masa lalumu?"
"Benar. Namun sekarang, beberapa memori yang hilang itu justru menyiksa aku. Ada sesuatu yang mendesak ingin keluar dari ingatanku. Aku selalu merasakan kepalaku sakit karena aku memaksa untuk selalu mengingatnya."
"Menurut mu apa itu?"
Amezza menatap Erland. "Menurut mu, apakah sebelumnya aku pernah mengenal Evradt."
"Mungkin. Aku juga tak tahu. Apakah kehadirannya mengganggumu?"
Amezza tertunduk. "Ya."
"Bagaimana kalau dia sebenarnya masa lalu yang memang ingin kau lupakan?"
Amezza kembali menatap Erland. "Kalau begitu apa yang harus aku lakukan?"
"Jangan dekat dengannya. Lagi pula Evradt memiliki gadis lain dalam hidupnya."
Amezza tertunduk lesu. "Aku tahu. Aku membaca artikel tentangnya di internet."
Erland tiba-tiba berlutut. Ia mengeluarkan sesuatu dari dalam kantong celananya. Ternyata itu sebuah kotak cincin. "Menikah dengan ku."
Amezza terkejut. "Erland?"
"Aku tahu selama ini aku berusaha menyangkal semua yang kurasakan untukmu. Aku hanya menganggap kamu sebagai sahabat. Namun sekarang aku tahu kalau aku mencintaimu."
Air mata Amezza mengalir. "Erland, di masa lalu ku yang aku lupakan, aku mungkin sudah tidur dengan banyak lelaki. Bagaimana mungkin aku menerima lamaran dari lelaki baik sepertimu?"
Erland dengan lembut menghapus air mata Amezza. "Aku tak peduli masa lalu mu. Yang aku inginkan masa depanmu ada bersama ku. Bukalah hatimu untukku, Ame."
"Aku takut tak bisa memberikan semua yang kau inginkan dariku."
"Jika ternyata aku tak bisa memenangkan hatimu, maka aku akan pergi."
Amezza memeluk Erland. Ia tahu lelaki itu orang baik. Amezza bahagia saat bersama Erland. Mungkin dengan bersama Erland. Amezza bisa menghilangkan pengaruh keberadaan Evradt dalam hatinya.
"Aku mau menerima lamaranmu, Erland."
Erland segera memasukan cincin itu di jari manis Amezza. Ia kemudian mencium bibir gadis itu dengan perasaan bahagia. Amezza membalas ciuman Erland walaupun ia merasa kalau ciuman ini tak sehangat ciuman Evradt.
************
Kapal tiba di pinggir pantai lalu para pelayan yang ikut bersama mereka segera menyiapkan makan siang.
Amezza dan Erland turun paling belakangan sambil bergandengan tangan.
"Perhatian semuanya.....!" Erland mengetuk gelas dengan sendok sehingga perhatian semua orang tertuju kepadanya.
"Aku mau sampaikan bahwa aku bersyukur film kita akan segera di tayang. Dan aku bersyukur karena kalian tim yang hebat. Semoga kita akan terus bersama sebagai satu tim. Sekarang ini aku ingin sampaikan suatu berita sukacita. Aku Erland Thomson sudah melamar gadis pujaan ku dan dia menerimanya."
Semua langsung bertepuk tangan dengan gembira. Para kru sudah menebak siapa yang Erland maksudkan.
Perlahan Erland mengangkat tangan kiri Amezza dan menunjukan cincin lamaran itu yang melingkar di jari manis Amezza.
"This girl is my fiancee!" teriak Erland membuat teman-teman krunya semakin bersorak gembira.
Evradt yang ada di sana menatap Amezza dengan tatapan tak percaya. Dia dan Amezza baru saja bercinta, dan Amezza sekarang menjadi tunangan Erland?
Caleb melirik ke arah sahabatnya itu. Ia tahu kalau Evradt terluka. Namun Caleb melihat wajah adiknya yang berbahagia. Ia tentu akan mengutamakan kebahagiaan adiknya.
Jadilah siang itu mereka berpesta di tepi pantai. Erland sama sekali tak melepaskan genggaman tangannya pada Amezza seolah takut tunangannya itu diambil oleh orang lain. Amezza selalu menghindari kontak mata dengan Evradt.
Mereka berpesta sampai malam tiba dan akhirnya kapal itu membawa mereka kembali ke hotel.
"Tidurlah yang nyenyak. Jangan lupa minum vitamin ya?" kata Erland saat mengantarkan Amezza ke kamarnya.
Amezza mengangguk. Erland memeluk gadis itu dengan erat lalu mencium punggung Amezza dengan sangat lembut. Perlahan Erland melepaskan pelukannya. "Maukah kamu memimpikan aku?" tanya Erland.
Amezza hanya mengangguk.
Erland mengecup bibir Amezza dengan sangat lembut. "Good night baby." ujarnya sebelum pergi. Amezza menutup pintu kamarnya. Hatinya nelangsa. Dia tak tahu apakah keputusan ini tepat atau tidak. Amezza hanya ingin menjauhi Evradt saja.
Sedangkan Evradt yang ada di kamarnya menjadi sangat gelisah. Ia bermaksud akan menemui Amezza di kamarnya. Namun saat ia membuka pintu, nampak Gaby sudah berdiri di hadapannya dengan koper di tangannya.
"Surprise.....!" teriak Gaby lalu segera memeluk Evradt. Ia melepaskan pelukannya, lalu mencium Evradt dengan penuh bernapsu.
************
Erland bermaksud akan ke kamarnya saat ia melihat Kimberly yang sedang duduk di bangku taman sambil menangis. Suara tangisnya bahkan terdengar sangat kuat seolah Kimberly tak peduli jika ada orang yang mengenalnya.
"Ada apa, Bel?" tanya Erland sambil menyebut nama panggilan Kimberly.
Kimberly membalikan badannya. Ia langsung berdiri dan berlari lalu memeluk Erland. "Tolong aku, Erland."
Erland terkejut saat Kimberly mencium bibirnya.
**********
Apa yang akan terjadi pada Evradt dan Erland?
harus nya Vania SDR insyaf jgn jht Mulu dong
zaa...bingung...ev.... bingung....er.... bingung.....jadi bingung kan....cinta mo di bawa kmna.....😄🤭