Juan memutuskan membeli rahim seorang wanita karena istrinya belum juga hamil. Tapi pada saat wanita itu hamil, ternyata Allah berkata lain dengan membuat istri Juan hamil juga.
Setelah mengetahui istrinya hamil, Juan pun lupa kepada benih yang saat ini sedang tumbuh di dalam perut Kamila. Dia mengacuhkan Kamila dan benih itu membuat Kamila marah dan berniat balas dendam kepada Juan dengan menukarkan anaknya dengan anak Raina pada saat dilahirkan nanti.
Akankah Juan dan Raina tahu, jika anak yang selama ini mereka besarkan bukan anak kandung mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 27 PPYD
Alesha serasa mimpi, dia tidak pernah membayangkan sedikit pun kehidupannya seperti ini. Tidak membutuhkan waktu lama, akhirnya dia pun sampai di sekolah. Anak-anak semuanya memperhatikan Alesha dengan senyuman ramah membuat Alesha kaget.
"Alesha!" teriak Grace berlari dan memeluk Alesha.
"Grace."
"Ya, ampun aku senang banget akhirnya kamu masuk sekolah lagi dan yang lebih mengejutkan lagi, ternyata yang menjadi putri Pak Juan itu kamu bukan si Jovanka yang sombong itu," ucap Grace antusias.
"Apaan sih, Jovanka juga anaknya Daddy jadi jangan bicara seperti itu," ucap Alesha.
"Aku senang banget, akhirnya si Jovanka gak ada di sekolah ini," sahut Grace.
"Sudah ah, ayo masuk kelas!" ajak Alesha.
Keduanya berjalan bergandengan menuju kelas, Alesha tidak tahu jika teman-temannya sudah menyiapkan kejutan untuk Alesha. Hingga pada saat sampai di depan pintu, Alesha sangat terkejut. "Kejutaaaannnnn!"
"Astagfirullah." Alesha terkejut tapi dia juga bahagia.
Edgar maju dengan membawa buket bunga. "Selamat datang kembali di sekolah," ucap Edgar.
"Ya, Allah sampai kasih bunga segala," sahut Alesha malu-malu.
Teman-temannya berteriak menggoda keduanya membuat Alesha semakin malu. Alesha pun mengambil bunga pemberian Edgar membuat Edgar tersenyum. "Terima kasih," ucap Alesha.
"Sama-sama," sahut Edgar.
Teman-teman yang dulu menjauhi Alesha sekarang semuanya baik kepada Alesha. Semenjak tahu Alesha anaknya Juan, mereka jadi lebih menghargai Alesha dan bersikap baik. Alesha sangat bahagia, ternyata seberpengaruh itu Juan terhadap kehidupannya pantas saja dulu semua orang menurut kepada Jovanka.
Selama proses belajar, Alesha tidak hentinya menyunggingkan senyumannya. Dia memperhatikan semua teman-temannya yang ada di kelas. Lalu dia menghela napas bahagia. "Ternyata begini rasanya disayangi dan dianggap," batin Alesha bahagia.
Waktu istirahat pun tiba....
Alesha masuk ke kantin dan teman-teman yang lain berlomba memberikan tempat duduk kepada Alesha. "Al, sini!" teriak Edgar sembari melambaikan tangannya.
Alesha dan Grace pun menghampiri Edgar dan Wili. "Makan yang banyak, biar kamu sehat," ucap Edgar.
"Iya, terima kasih," sahut Alesha.
Alesha menghubungi Juan, dia meminta izin jika pulang sekolah nanti ingin menjenguk Kamila. Awalnya Juan melarang, tapi karena Alesha terus merengek maka Juan pun kalah dan akhirnya mengizinkan Alesha. Alesha menghela napas dan kembali makan.
"Ada apa?" tanya Grace.
"Aku minta izin sama Daddy kalau nanti pulang sekolah mau jenguk Mama Kamila," sahut Alesha.
"Buat apa sih Al, dia itu sudah jahat banget sama kamu," kesal Grace.
"Grace, bagaimana pun Mama Kamila sudah membesarkan aku dari kecil sampai dewasa walaupun tidak dengan kasih sayang," sahut Alesha.
"Kamu memang anak baik, kalau aku jadi kamu sudah malas aku bertemu dengan dia," kesal Grace.
Alesha tersenyum. "Kamu mau sama siapa nanti perginya?" tanya Edgar.
"Sendiri saja diantar sopir," sahut Alesha.
"Aku antar kamu biar ada teman," ucap Edgar.
"Memangnya kamu gak ada kegiatan lain?" tanya Alesha.
"Enggak."
"Aku gak bisa antar kamu soalnya ada les biola," ucap Grace.
"Ya, sudah terserah kamu saja," ucap Alesha.
***
Waktu pulang pun tiba....
Alesha pergi ke kantor polisi diantar oleh Edgar. Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya polisi membawa Kamila. Tangan diborgol dan pakai baju tahanan membuat Alesha terenyuh dan sedih.
"Mama," lirih Alesha.
"Jangan panggil aku Mama karena aku bukan Mama kamu," sahut Mama Kamila dingin.
"Meskipun Mama bukan ibu Alesha, dan bukan wanita yang melahirkan Alesha tapi Alesha tetap sayang sama Mama dan Alesha mau mengucapkan terima kasih karena sejak kecil sampai dewasa Mama sudah membesarkan Alesha," ucap Alesha sembari menatap Kamila.
Kamila tidak berani menatap balik Alesha, dia hanya bisa menunduk tapi entah kenapa air matanya menetes. "Jangan ucapkan terima kasih, saya tidak pantas mendapatkan ucapan itu," seru Mama Kamila.
Alesha menyentuh tangan Kamila membuat Kamila kaget. "Pokoknya Alesha akan tetap mengucapkan terima kasih," keukeuh Alesha dengan mata berkaca-kaca.
Kamila masih menunduk, tiba-tiba pundaknya bergetar dan air matanya jatuh semakin deras. "Maaf, maafkan Mama," lirih Mama Kamila dengan bibir bergetar.
Alesha bangkit dari duduknya dan langsung memeluk Kamila. Tangis Alesha pecah begitu pun dengan Kamila. "Maaf, karena selama ini Mama sudah membuatmu menderita. Mama sudah menyiksamu tanpa belas kasihan," ucap Mama Kamila penuh penyesalan.
"Dari dulu, Alesha sudah memaafkan Mama jadi Mama tidak usah meminta maaf lagi," ucap Alesha.
Edgar tersenyum, dia memang tidak salah menilai Alesha. Dia mempunyai sifat yang lembut dan pemaaf, dan itu yang membuat Edgar semakin suka kepada Alesha. Alesha melepaskan pelukannya dan menghapus air mata Kamila.
"Gara-gara Alesha, Mama jadi masuk ke dalam penjara. Alesha akan bilang sama Daddy supaya melepaskan Mama," ucap Alesha.
"Jangan Nak, biarkan saja seperti ini. Anggap saja ini sebagai hukuman bagi Mama atas semua kesalahan yang sudah Mama lakukan kepadamu. Mama ikhlas, dan Mama akan menerimanya dengan lapang dada. Mama do'akan semoga kamu bahagia karena sekarang kamu sudah tinggal dengan kedua orang tua kandung kamu," ucap Mama Kamila dengan deraian air matanya.
Setelah berbincang-bincang, akhirnya waktu besuk pun sudah habis. Dengan terpaksa Alesha dan Edgar harus pergi walaupun Alesha masih ingin berbincang dengan Kamila. "Mama makan yang banyak ya, jangan banyak pikiran," ucap Alesha.
Kamila mengangguk, polisi pun segera membawa Kamila masuk ke dalam ruangan tahanan. "Kita pulang!" ajak Edgar.
Alesha pun mengangguk, keduanya memutuskan untuk mampir ke sebuah restoran dulu. Edgar ingin memanfaatkan waktu berdua bersama Alesha PDKT sebelum nanti dia akan nembak Alesha. "Nanti hari minggu kamu ada acara gak?" tanya Edgar.
"Enggak ada, memangnya kenapa?"
"Hari minggu aku ada tanding basket, mau tidak kamu nonton aku?" pinta Edgar.
"Hah...." Alesha tampak gugup, dia tidak tahu harus jawab apa.
"Please, aku ingin kamu nonton pertandingan aku biar aku lebih semangat lagi," ucap Edgar memohon.
"Tapi, aku boleh ajak Grace gak?" tanya Alesha.
"Tentu saja boleh," sahut Edgar.
"Ok lah, nanti aku datang," ucap Alesha dengan senyumannya.
Edgar merasa sangat bahagia, ini pertama kalinya dia meminta seorang gadis untuk menonton pertandingan dia. Setelah ngopi dan nongkrong sebentar, Alesha pun memutuskan untuk pulang karena Raina memintanya untuk segera pulang. Tidak membutuhkan waktu lama, Alesha pun sampai di rumah kedua orang tuanya.
"Sayang, ke sini sebentar!" seru Mommy Raina.
"Ada apa, Mom?" tanya Alesha sembari duduk di samping Raina.
"Malam ini kamu harus dandan cantik ya, Mommy dan Daddy mau ngajak kamu ke rumah teman kami dan ada sesuatu yang mau kita bicarakan juga nanti di sana," ucap Mommy Raina dengan senyumannya.
Alesha mengerutkan keningnya, dia tidak tahu apa yang akan kedua orang tuanya bicarakan tapi Alesha tidak banyak bertanya dan memilih menurut saja.
