NovelToon NovelToon
Tantrum Girl

Tantrum Girl

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cintamanis / Teen School/College / Basket
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Daisyazkzz

⛔ jangan plagiat ❗❗
This is my story version.
Budayakan follow author sebelum membaca.

Oke readers. jadi di balik cover ungu bergambar cewek dengan skateboard satu ini, menceritakan tentang kisah seorang anak perempuan bungsu yang cinta mati banget sama benda yang disebutkan diatas.
dia benar-benar suka, bahkan jagonya. anak perempuan kesayangan ayah yang diajarkan main begituan dari sekolah dasar cuy.
gak tanggung-tanggung, kalo udah main kadang bikin ikut pusing satu keluarga, terutama Abang laki-lakinya yang gak suka hobi bermasalah itu.
mereka kakak-adik tukang ribut, terutama si adik yang selalu saja menjadi biang kerok.
tapi siapa sangka, perjalanan hidup bodoh mereka ternyata memiliki banyak kelucuan tersendiri bahkan plot twist yang tidak terduga.
salah satunya dimana si adik pernah nemenin temen ceweknya ketemuan sama seseorang cowok di kampus seberang sekolah saat masih jam pelajaran.
kerennya dia ini selalu hoki dan lolos dari hukuman.

_Let's read it all here✨✨

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daisyazkzz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

•Terasingkan•

Benar saja sulit tanpa Rujing. Zyle kerepotan mengatur waktunya, kapan istirahat, kapan ia harus belajar, dan kapan waktu makan.

Dari kamar sebelah terkadang Gwen mengingatkan Zyle untuk tidur malam, hanya sekedar lewat pesan karena dia juga sibuk.

'Trrrr....' Suara hp bergetar diatas rak kecil. Zyle meraih malas.

melihat ada sebuah grup kelompok baru yang dibuat Soran beberapa menit lalu.

Group tugas.

Soran: Hei, aku ketua ya.

Rakki: Hai Bu ketua~

Najinu: Ya.

Vivi: Wah! Si ganteng kita cepat banget merespon!

semakin di gulir ke bawah, Zyle merasa malas membaca, toh mereka cuma mengobrol.

lalu Soran tiba-tiba menentukan waktu membuat tugas di hari Sabtu, di cafe xxx, pada pukul sembilan pagi. Ia bilang tidak ada yang boleh terlambat atau namanya dicoret dari kelompok.

"Aduh... padahal tadinya hari Sabtu aku mau main ke apartemen kak Ren..."

***

Hari Sabtu ini, Zyle sudah rapi, mandi lebih cepat dari biasanya. Tak ada kata tiduran sejenak sebelum sarapan ekstra buru-buru.

dia berangkat ke lokasi penugasan yang disebutkan Soran dengan bus angkutan antar kota sendirian. Berjarak lima belas menitan.

Setelah sampai disana Zyle sama sekali tidak melihat tanda-tanda keberadaan teman-temannya yang lain. Tapi berpikir positif saja, mungkin mereka agak sibuk.

Makanya begitu sampai Zyle langsung memiliki posisi duluan di meja yang agak luas untuk tujuh orang. Tinggal menunggu.

"mana ya mereka..."

Zyle membuka grup lagi. Tapi kali ini ia terkejut sekaligus kesal.

Soran mendadak bilang kalau hari ini dia ada janji penting dan beberapa temannya itu. Mereka cuma memberikan materi dan struktur materi yang akan dibahas untuk menjadi referensi pada Zyle lewat file.

Zyle marah bukan main, tapi mau tidak mau harus dikerjakan demi nilai.

walaupun sendiri, Zyle terpaksa. Ia juga malas menghubungi Najinu yang tak ada kabar. Terakhir kali mereka berhubungan kan Zyle merusak suasananya.

pokoknya gadis itu kelelahan lagi mengerjakan nyaris setengah beban tugas kelompok sendirian. Kata Soran, harus selesai dalam waktu tiga hari agar bisa diperiksa ulang lebih teliti.

Zyle benar-benar tidak tahu sama sekali apa yang nanti akan terjadi di hari-hari berikutnya.

***

Akibat kelelahan, selama dua hari Zyle diserang demam dan masuk angin. Ia tidak masuk kelas, juga tidak mendapat ajakan lagi untuk mengerjakan tugas kelompok bersama.

Awalnya ia pikir, sisa tugasnya akan dikerjakan yang belum membantu, tapi kejadian ini malah melenceng dari prediksi.

Di hari ketiga, Zyle masuk kuliah setelah agak baikan demi mengejar materi. Ia sempat melihat Devano mengobrol dengan seorang perempuan di depan gerbang kampus yang postur nya mirip dengan seseorang di foto waktu itu.

Karena takut terlambat Zyle tidak begitu peduli dan langsung masuk ke kelas. Disana dia duduk seperti biasa. namun alih-alih diajak merencanakan presentasi kelompok, Soran dan yang lain malah menatapnya sinis.

berselang dua menit setelahnya sang dosen muda masuk kelas membawa laptop tipis seperti biasa.

Dia menagih hasil tugas kelompok, meminta perwakilan untuk presentasi singkat saja.

Saat itulah Zyle kebingungan karena ketika Devano membacakan hasil nilai setiap orang di kelompok masing-masing, namanya tidak disebutkan sama sekali.

Gadis itu bertanya lantang, "Pak, kenapa nama saya tidak disebutkan?"

sang dosen menjawab, "Kamu di kelompok ini?"

Mendengar itu Zyle tambah bingung, menoleh kepada Soran seakan bertanya.

Namun Soran membalas tegas, "Pak, awalnya dia memang di kelompok kami, tapi dia tidak mau konsisten bekerjasama. Jadi saya mencoret namanya."

Devano beralih menatap tajam Zyle.

"kamu bohong! Aku mengerjakan setengahnya!" Zyle jelas emosi.

Najinu ikut melihat. Tapi, ia hanya diam seolah tidak mau ikut campur.

"pak! Saya benar-benar mengerjakan setengahnya! Soran sendiri yang meminta saya!" seru Zyle, ubun-ubunnya memanas, marah.

Perdebatan itu ditonton seisi kelas. Sialnya Zyle malah kelihatan seperti pelaku karena menyangkal sambil mengangkat suara di depan dosen mereka sedangkan Soran pura-pura memasang ekspresi takut dan jijik.

Kedua mata Zyle mulai memerah, ia benci ditatap dengan pandangan dikasihani sekaligus dibenci. Tanpa berkata apapun gadis itu minta izin keluar sejenak.

Disisi lain, Najinu berdiri bertepatan dengan keluarnya Zyle. Dia menghampiri Devano, menjelaskan kejadian sebenarnya di depan semua orang. beserta buktinya.

Soran pun merasa malu, padahal sedikit lagi ia berhasil menginjak Zyle.

kejadian itu membuat Devano banyak berpikir. namun tetap tidak bisa ditebak.

Sedangkan Zyle membeku di depan pintu kelas saat ingin masuk kembali. Rasanya ia malu, kesal, muak.

mungkin pandangan Devano terhadap dirinya akan semakin buruk. Sudah tidak ada harapan lagi.

Zyle malah menangis pelan, berjongkok di samping pintu.

Aku selalu buruk.....aku selalu merusak semuanya....aku...cuma...kak Ren...aku kangen..kakak...

"kenapa berjongkok disana?"

Zyle mengangkat kepala cepat. "...Damara.."

"Ya ampun? Kamu menangis? Kenapa???" Damara buru-buru merangkul Zyle. "siapa yang menjahati gadis selucu ini?"

Zyle hanya diam. Bertanya balik, "kenapa kamu disini?"

"aku? Hm...habis dari perpustakaan. Biasa, mencari referensi."

Melihat wajah Damara yang menyenangkan dipandang, Zyle merasa iri. Dia benar-benar membawa suasana ceria.

"Bukannya kamu ada kelas? Eh...kakakku ya yang mengajar?" Damara terkekeh.

"iya." angguk Zyle. "aku masuk dulu.."

Damara memandangnya sampai hilang di balik pintu kaca. Diam-diam melirik isi pesan di hp.

Devano meminta Damara menasihati Soran lewat pesan. Karena kalau ia sendiri yang turun tangan, cewek-cewek itu malah semakin menantangnya.

Beberapa jam setelah pelajaran berakhir, Damara melakukan perintah sang kakak. Dia yang disegani mampu membuat Soran tak berkutik dengan mudah.

Di jalan asrama yang sepi sepulang kuliah, Zyle berseluncur dengan skateboard sedang menuju asrama laki-laki di sebelah agak belakang sedikit. Niatnya mau berbaikan dengan Najinu sekalian berterima kasih karena kata Damara dia membelanya di depan sehingga Zyle tetap mendapat nilai utuh.

Zyle meminta dipanggilkan oleh teman sekamarnya. Tak perlu menunggu lama, Najinu keluar.

"Mm...hai? maaf ya...aku kasar waktu itu. makasih tadi mau membelaku di depan.." Zyle jadi agak canggung berbicara dengannya.

Najinu menatap lekat, tersenyum. "tidak apa-apa. Kamu menyukai beliau bukan?"

Zyle tersentak kaget, takut, "d-darimana kamu tahu?!"

"aku melihat itu."

"itu?" Zyle berusaha mengingat, ternyata yang dimaksud adalah note kecil yang iseng ia tulisi namanya disandingkan dengan nama Devano lalu dihias bentuk hati. sial..malu banget...

Najinu tertawa, lucu melihat ekspresi Zyle seperti menahan buang air besar. "aku mengambilnya dari Soran yang menemukan di lantai, lalu aku berikan ke Devano."

"Hah?! Kenapa diberikan??"

"biar dia tahu. Jangan sampai dia menyakiti seseorang yang aku relakan untuknya." ucap Najinu, meskipun Zyle agak tak paham.

"yah....aku merasa bersalah..maaf ya." lanjut Zyle. "nanti kita makan-makan deh."

"tidak perlu. Besok aku akan pergi."

"kenapa pergi?? Gara-gara aku??" Zyle sangat gelisah mendengar kata-kata itu. "iya kan?"

"tidak. Aku diterima di agensi model."

"oh... begitu.." rasa bersalah itu bagaikan dua batu yang memukul kepala Zyle. Padahal Najinu pernah ingin bercerita, tapi ia mengacuhkannya. "..semoga sukses."

"ya." Najinu tersenyum lagi, "jangan memasang ekspresi begitu. Oke?" "ini bukan Zyle yang aku kenal."

"tapi.."

"sudahlah, aku tidak marah. Pokoknya kamu harus bahagia ya."

Zyle agak sedih, jujur saja. "berarti Najinu nggak lanjut kuliah?" tanyanya.

"kemungkinan tidak."

Ya, semua orang punya jalan keberhasilannya masing-masing. Aku pun tidak boleh menyerah. Zyle mengangguk, "terimakasih banyak selama ini, Najinu." tersenyum manis. "Kamu bukan Najinu yang cengeng lagi kan? Aku masih menyimpan foto itu~"

Mereka berdua tertawa. bukan karena bahagia, tapi menutupi kesedihan masing-masing.

Najinu menatap Zyle untuk terakhir kali. Gadis yang pernah ia sukai, ternyata malah memberinya pelajaran yang agak menyakitkan.

Gadis ini menyukai orang lain yang jauh lebih hebat, lebih dewasa, dan serba bisa. namun bukan berarti Najinu tidaklah berarti, ia sempurna menjadi seorang teman yang baik.

***

1
Jeremiah Jade Bertos Baldon
Ngangenin
Daisyazkzz: baca terus ya!
total 1 replies
Aono Morimiya
karya ini bikin gue ketagihan baca terus!
Daisyazkzz: makasih💌
jangan lupa baca karya author yang lain juga ya!
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!